Istidraj Trap

Last Updated: 22 Januari 2021By

Oleh : Abah Salim

Waspadalah… Waspadalah… Jika Hidup Tetap Tak Mau Taat Syariat, Tetap Menolak Taat, Tetap Membenci Syariat, Tetap Bergelimang Maksiat NAMUN Berlimpah Nikmat, Itu Tanda ISTIDRAJ, Pembiaran Dari Allah Swt Agar Ybs Semakin Larut Dalam Dosa !

Begitu judul sebuah kiriman muhasabah yang setiap hari abah terima. Lengkap dengan dalilnya di situ. Dari hadits, atsar sahabat hingga pernyataan ulama.

”Apabila kamu menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo belaka. Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus asa.”
HR. Ahmad dan Ath-Thabrani

‘Hai anak Adam, ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepada-Nya.’
Ali bin Abi Tholib ra

“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah.”
Ibnu Athaillah

Yup, istidraj trap. Jebakan istidraj. Pembiaran agar yang bersangkutan semakin larut dalam dosa. Serem sekali. Seolah-olah pelakunya mendapatkan nikmat yang banyak berlipat padahal pada saat yang sama ia melakukan amal yang salah alias maksiat. Maksiat di rumah, di luar rumah. Maksiat dalam kerja, bisnis dan lain-lain. Hemmm.

Dari puluhan forum komunitas yang acap dikunjungi abah, hampir semua menyebut, maksiat yang paling sering mereka lakukan dan masih berlangsung sampai dengan kini adalah utang riba!

Kenapa setelah paham riba itu haram dan bahkan dosa besar, masih terus terlibat riba? Mereka seperti tak kuasa melepaskan diri dari riba. Lepas aset jika perlu! Tapi tidak juga mau mereka lakukan karena mereka sudah punya hitungan sendiri. Lantas bagaimana dengan dosa riba yang terus menemani? Nantilah, toh masih ada waktu buat bertobat di akhir nanti! Justru dengan utang riba ini, mereka merasa bisnis malah semakin berkibar, pundi-pundi kekayaan makin berlimpah! Duh! Kalau sudah begini, mereka terkena istidraj trap!

Seorang pengusaha kelas kakap ibukota yang sempat jumpa abah di sebuah lounge bandara beberapa waktu lalu, bahkan sempat meminta pengertian abah. Katanya, saya ini muslim tulen. Jangan ragukan kemusliman saya. Saya juga yakin tentang dosa riba. Itu saya sependapat dengan abah. Tapi tolong pahami saya abah, izinkan saya untuk mengambil pinjaman riba itu. Kenapa? Karena saya muslim. Muslim itu amanah. Jadi saya terpaksa ambil dana riba itu karena saya pasti amanah! Duh kuadrat! Kok bisa beliau bersikap begitu. Nama besar yang satu ini ternyata sudah terlalu jauh terperosok dalam jebakan riba. Tak lama, dua bulan kemudian, abah mendapat kabar usaha beliau bangkrut! Allah kariim.

Dari riba merembet ke yang lain. Karena nyaman dengan pelanggaran riba, akhirnya berani juga melanggar aturan yang lain. Akhirnya tak mau lagi taat syariat. Akhirnya menolak taat, bahkan membenci syariat! Serem sekali. Lebih gawat lagi kalau mereka menjelma menjadi azazil-azazil baru. Naudzubillahi mindzalik…

Jadi, benar sekali tagline khas bahwa bisnis itu bukan sekedar untung-rugi, tapi surga neraka. Ada akhirat tempat segala pertangungjawaban.

So, Pengusaha Muslim, hayuk jangan tunda lagi Bisnis, Ngaji dan Dakwah agar terhindar dari istidraj trap! Yuk serius. Bismillah!

Barakallahu fikum…