TA’AWUN, KONSEP LUHUR ISLAM
Oleh Pujo Nugroho
Assalim.id – Islam merupakan agama yang luar biasa. Satu-satunya worldview yang bisa mewujudkan rahmat untuk seluruh alam. Salah satunya karena Islam memiliki konsep tolong-menolong bagi pemeluknya.
Manusia sejatinya secara fitrah memiliki sifat ingin mengasihi dan melindungi. Inilah luhurnya Islam, potensi fitrah menyayangi ini dikeluarkan dan didorong untuk mewujud dalam kehidupan nyata. Dalam Islam, saling menyayangi memiliki kedudukan mulia, pelakunya diganjar pahala dan teguran dan ancaman bagi yang mengabaikannya.
Kewajiban tolong-menolong ini didasarkan pada konsep persaudaraan dan kesatuan umat Islam yang digambarkan Rasulullah ﷺ dalam haditsnya:
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menggambarkan keterikatan sesama muslim yang begitu erat. Ketika seorang muslim mengalami kesulitan, maka kesulitan itu seolah dirasakan oleh seluruh umat Islam. Oleh karena itu, kewajiban menolong dan melindungi bukanlah pilihan, melainkan bagian integral dari keimanan seorang muslim. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kewajiban ini semakin ditekankan dengan hadits lain yang menganjurkan husnuzhan, yakni prasangka baik terhadap sesama muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk, karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain…” (TQS Al Hujurat: 12)
“Kalian jangan saling mendengki, jangan saling saling memata-matai, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya.” (HR Muslim).
Husnuzhan ini penting karena ia akan mendorong seorang muslim untuk lebih cepat dan ikhlas dalam menolong saudaranya. Ketika melihat saudaranya mengalami kesulitan, maka yang pertama muncul dalam pikiran bukanlah kecurigaan atau prasangka buruk, melainkan keyakinan bahwa saudaranya sedang membutuhkan pertolongan.
Dengan demikian, kewajiban menolong dan melindungi saudara muslim harus dijalankan dengan dilandasi oleh pemahaman ikatan persaudaraan umat Islam serta diiringi dengan sikap husnuzhan. Dengan cara inilah solidaritas umat Islam dapat terwujud dan umat Islam benar-benar menjadi kekuatan yang saling menguatkan di dunia ini.
Selain hadits yang disebutkan tadi, ada banyak lagi dalil dari Al-Quran dan Hadits yang menegaskan pentingnya tolong-menolong dan melindungi sesama muslim. Berikut beberapa di antaranya:
“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin, menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani).
Melalui dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa menolong dan melindungi saudara muslim bukanlah sekadar anjuran, melainkan kewajiban yang akan mendatangkan pahala di sisi Allah Subhanahu wata’ala.
Saat ini menolong dan melindungi saudara sesama Muslim secara luas terasa sulit diwujudkan. Sekat-sekat perbedaan negara dan nasionalisme menjadi tembok penghalang. Penghalang untuk menganggap masih sesama saudara dan juga penghalang untuk kemudahan membantu. Perbedaan nasionalisme menjadikan sebagian umat Islam menganggap tidak wajib menolong saudara muslimnya.
Karena itu bagi kita pengusaha muslim, harus memahami bahwa sebenarnya persatuan umat Islam adalah sebuah fitrah dan kebutuhan karena rasa persaudaraan dan saling melindungi tidak akan bisa terwujud secara sempurna jika tidak ada persatuan. Semoga berbagai peristiwa penindasan umat Islam di bagian negeri yang lain membuka mata kita.[]