Kapitalisme Dan Hegemoni Zionis Mengangkangi Dunia

Last Updated: 27 Mei 2021By

Oleh: Pujo Nugroho

Assalim.id – Sebagaimana diketahui Amerika Serikat (AS) selalu melindungi dan mendukung Israel. Untuk konflik baru-baru ini AS menggunakan hak vetonya sebanyak tiga kali dalam upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengurangi ketegangan. Total sebanyak 44 kali AS menggunakan vetonya sejak tahun 1972 untuk membela Israel.

Tidak saja itu, pada masa Presiden Donald Trump AS mengakui pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai pemukiman yang legal. Padahal sejak 1978, AS menganggap pemukiman tersebut ilegal berdasarkan hukum internasional selaras resolusi Dewan Keamanan PBB dan Konvensi Jenewa Keempat pada 1949.

Pada masa Trump juga AS mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang memicu perdebatan sengit di dunia internasional. Bagaimanapun Israel adalah warga asing yang menduduki Palestina yang selalu memperluas wilayahnya. Dan jelas Yerusalem adalah wilayah Palestina.

Tidak saja AS dan beberapa negara Eropa lain yang mendukung Israel, seiring perjalanan waktu negara-negara Timur Tengah yang notabene berpenduduk muslim melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Sungguh memilukan.

Tercatat Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko telah melakukan normalisasi dengan Israel yang merupakan bentuk lain pengakuan eksistensi Israel. Semua normalisasi difasilitasi oleh AS.

Kuatnya Israel yang diback-up AS tidak lepas dari kuatnya AS sebagai negara adidaya. Tidak saja mengandalkan hak veto di sidang PBB, kuatnya ekonomi AS menjadi jaminan bagi AS sebagai negara terkuat.

Ekonomi AS adalah ekonomi terbesar di dunia. AS sejauh ini merupakan ekonomi terbesar dengan lebih dari US$21 triliun, hanya di bawah seperempat dari total global hampir US$ 88 triliun. Pada 2019, Amerika Serikat memiliki bagian terbesar dari kue ekonomi global.

AS merupakan produsen minyak bumi terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua di dunia.

Negara ini juga merupakan negara dagang terbesar kedua setelah Tiongkok. Selain itu, AS memiliki pasar finansial terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Sekitar 60% cadangan mata uang global diinvestasikan dalam dollar AS, sedangkan Euro hanya 24%.

AS secara sepihak merusak Perjanjian Bretton Woods tahun 1944 yang mengharuskan pencetakan mata uang disandarkan pada cadangan emas yang dimiliki. Mata uang dollar AS menjadi mata uang fiat. Yang artinya berapapun AS bisa mencetak uangnya padahal mata uangnya adalah mata uang standar dunia.

Perjanjian Bretton Woods yang merupakan kerja sama Inggris dan AS tidaklah sepenuhnya batal pada kesepakatan yang lain. Tiga institusi keuangan dunia yang merupakan produk Perjanjian Bretton Woods yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) hingga kini masih bercokol. Lembaga-lembaga ini menguasai negara-negara berkembang melalui program-program utangnya melalui IMF dan Bank Dunia dan mengatur perdagangan dunia melalui WTO.

Untuk ekonomi non-riil yang merupakan sektor paling dominan sistem ekonomi kapitalis, bursa efek New York adalah bursa efek terbesar di dunia nilai kapitalisasi pasarnya terbesar dibandingkan manapun. Investasi asing langsung di Amerika Serikat tercatat sebesar $2,4 triliun. Investasi Amerika Serikat di negara lain berjumlah $3,3 triliun.

Di sektor suku bunga, ada Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). Keputusan The Fed untuk menahan atau menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pasti mempengaruhi capital flow (aliran dana asing) di negara lain. Ketika The Fed menaikkan suku bunga 1% misalnya, langsung saja dana asing di negara lain bisa keluar dalam volume besar menuju bank-bank AS. Kondisi ini menyebabkan mata uang negara lain bisa terjatuh tiba-tiba karena kelangkaan dollar AS di negara tersebut.

Pada tahun 2010, Amerika Serikat masih menjadi negara pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia berasal dari AS. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di AS.

Dan korporasi raksasa AS telah mengangkangi dunia. Mengeksploitasi sumber daya alam (emas, minyak, gas, tembaga, nikel, dan batu bara) di berbagai penjuru dunia.

Harga minyak dunia bisa saja naik tak terkira, langka, atau apapun melalui permainan konflik di Timur Tengah dan Afrika. Peledakan pipa minyak atau gas, penyerobotan, dll hanyalah permainan. Dan aktornya adalah kalau bukan AS maka negara Eropa lainnya. Negara-negara Arab dan Afrika hanya wayang untuk diadu.

Dan semacam rahasia umum, motor bisnis, dunia perbankan, keuangan, dan politik di AS dijalankan oleh orang-orang Yahudi. Dalam tulisannya berjudul “The Fatal Embrace: Jews and the State” pada tahun 1993, Ginsberg menuliskan bahwa Yahudi memang jumlahnya sedikit di AS, tapi peran mereka signifikan. Sejak tahun 1960-an, Yahudi mulai berperan di sektor ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik Amerika.

“Hari ini, hampir setengah dari miliarder adalah Yahudi. Direktur eksekutif dari tiga jaringan televisi dan empat studio film besar adalah Yahudi, dan pemilik jaringan koran terbesar negara ini adalah Yahudi,” tulis Ginsberg.

Dalam literatur lain berjudul “Jews and the New American Scene” terbitan Harvard University tahun 1995, Yahudi disebut mencakup 50 persen dari 200 intelektual terkemuka Amerika, 20 persen profesor di universitas paling ternama dan 40 persen pengacara di firma hukum New York dan Washington.

Tulisan ini tidak mengatakan bahwa setiap Yahudi pasti Zionis yang menjajah Palestina karena ada beberapa kelompok Yahudi yang menolak penjajahan zionisme. Namun bagaimanapun di AS bercokol organisasi-organisasi pelobi Yahudi untuk eksistensi Israel. Dengan lobi tersebut AS seolah selalu terikat mendukung Israel meskipun aksi Israel memborbardir, membunuh, mengusir, atau memblokade berbagai fasilitas di Gaza atau daerah lain di Palestina. Meskin seluruh dunia mengecam dan yang tersisa hanya AS. AS tetap kukuh membela.

Hegemoni AS dan Zionis berkuasa mengangkangi dunia dan bertindak seenaknya kepada Palestina di-support oleh kuatnya sistem ekonomi kapitalisme. Menjajah melalui mata uang fiat dollar AS sebagai standar mata uang dunia, sistem ribawi, bursa saham dan pasar uang, korporasi multinasional yang menguasai sumber daya dunia (minyak, emas, temabaga, nikel, gas, dsb), pengaturan perdagangan internasional yang selalu menjadikan kegara dunia ketiga sebagai pasar, dan berbagai ketidakadilan lainnya.

Sistem ini adalah sistem yang rusak dan mendukung perilaku jahat berupa menjajah, membunuh, menjatuhkan bom penghancur, dan mengusir. Menolak penjajahan zionisme Yahudi haruslah menolak sistem ekonomi kapitalisme ini. Wallahua’lam. []