Kelangsungan Bisnis Di Saat Krisis

Last Updated: 30 April 2020By

Aliansi Pengusaha Muslim – Kondisi krisis  tahun ini sebenarnya sesuatu yang sudah diprediksi, misalnya Ekonom kawakan Nouriel Roubini dalam sebuah kajian thn 2018 yang ditulis bersama Brunello Rosa bertajuk ‘The Makings of a 2020 Recession and Financial Crisis’ mengingatkan para pemimpin dunia untuk bersiap akan kedatangan badai krisis berikutnya.

Tidak ada yang menyangka prediksi ini semakin cepat dahsyat dengan adanya pandemik Covid-19 yang menjadikan kondisi krisis menyasar segala aspek kehidupan, termasuk sektor ekonomi.

Lalu bagaimana dengan pelaku bisnis, Apa upaya sistematis yang penting dilakukan agar bisa bertahan dalam kondisi saat ini. Karena menyerah bukanlah mental seorang pelaku bisnis. Kita perlu mengambil langkah-langkah taktis dan merancang pertahanan di bisnis yang kita geluti saat ini.

Ada 4 pilar mendasar yang harus kita lakukan untuk bertahan:

1. Pertama Cash Flow

Langkah awal segera hitung berapa total pengeluaran rutin operasional ( fixed & variable cost) dan total dana cadangan bisnis kita saat ini. Pastikan berapa bulan dana cadangan bisa bertahan (makin lama makin baik). Segera minimalisir pengeluaran utama dan opsional dan kalau perlu ajukan relaksasi/keringanan kewajiban bila memungkinkan.

Dan yang jangan lupa pastikan pasokan utama bisnis kita aman, baik itu stok maupun harganya serta kondisi asset bisnis kita saat ini.

2. Kedua Pelanggan

Dalam kondisi krisis jaga hubungan bisnis dengan pelanggan yang terkategori loyal/trust, idealnya jumlahnya 20% dari total pelanggan yang ada, namun memberikan 80% income kita (hukum pareto). Bila ada peluang, support kebutuhan mereka yang sangat butuhkan diluar kebutuhan rutin yang selama ini telah kita support.

Dan untuk menjada omzet perlebar peluang market yang selama ini belum termasuk target market padahal bisa dilakukan dengan instrument bisnis kita saat ini.

3. Ketiga Proses Bisnis

Perhatikan high level process dari bisnis kita (bagan besar proses bisnis), dan pastikan proses antar divisi bisa lebih sederhana (lebih simple) tanpa mengurangi kualitas kerja. Bila diperlukan, ubah proses bisnis yang diperlukan untuk lebih efisien disaat krisis. Apalagi saat pandemic, kita wajib lakukan optimalisasi penggunaan SDM seperti minimalisasi waktu idle dan jika memungkinkan bagi shift kerja bergantian tanpa mengganggu proses bisnis/produksi.

Dan jangan lupa adaptasi segera strategi marketing yg tepat sebagai ujung tombak bisnis kita untuk mempertahankan brand dan incmone. Salah satunya bisa dengan kerjasama coopetition dan collaboration dengan pihak lain, dengan prinsip saling sinergi dan berbagi benefit.

4. Keempat SDM (Tenaga Kerja)

Soliditas SDM harus tetap terjaga, ini bisa degan edukasi tentang pencegahan penularan virus covid-19 secara berkala, sehingga menghindari kecemasan yang menimbulkan ketakutan dan memicu kepanikan.

Kondisikan komposisi SDM, karyawan tetap dan harian/magang sesuai dengan kebutuhan agar selelu fit. Jika akhirnya kondisi semakin memburuk, maka opsi merumahkan karyawan menjadi salah satu solusi, tentu dengan penjelasan “sense of crisis”  pada karyawan dengan menyampaikan informasi/kondisi dan strategi penyelamatan bisnis perusahaan apa adanya agar bisa saling memahami.

Dengan 4 pilar mendasar ini, pastikan untuk disesuaikan dengan kebutuhan pada bisnis masing-masing. Prioritaskan langkah yang strategis dan mampu menimbulkan dampak positif bagi bisnis. Tidak semua langkah harus dilakukan, dan mungkin ada langkah tambahan yang perlu dilakukan.

Dan yang terpenting dari semua ini, perkuat keimanan, keyakinan dan ikhitiar semua SDM yang terlibat dalam bisnis kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT saat krisis mendera, karena hanya Allah-lah pertolongan dan kemudaha itu datang. Seperti fitmannya :

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.(QS. Ath Thalaq:4)”. [] Agan Salim