Tiga Alat Ukur Wajib Dalam Bisnis
oleh : Yuliansyah ST. CFP
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan, tak terkecuali dalam berbisnis.
Sebagai pemilik bisnis atau CEO, pebisnis, minimal ada tiga alat ukur untuk kontrol dan evaluasi bisnis yang kita harus ada ketahui dan check secara berkala :
- Revenue (Omset)
Pendapatan menurut businessdictionary, omset adalah keseluruhan pendapatan penjualan perusahaan dalam satu periode tanpa pengurangan biaya atau dikenal dengan istilah “pendapatan kotor”.
Jangan terlalu senang dulu, atau euphoria berlebih saat omset melejit, karena posisi omset dalam neraca keuangan tidak dapat dikatakan sebagai uang murni milik kita.
Dikarenakan dalam omset ada penjualan yang dilakukan pembayaran secara kredit atau dikenal dengan istilah piutang dagang.
Sehingga posisi omset dalam bisnis atau perusahaan dikatergorikan sebagai pendapatan kotor.
- Profit (Laba)
Sedangkan profit merupakan keseluruhan pendapatan penjualan suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan sudah dikurangi dengan biaya-biaya seperti biaya produksi, biaya overhead, biaya pajak dan lain-lain yang berhubungan dengan proses produksi suatu perusahaan atau bisnis.
Profit dalam neraca keuangan merupakan satuan uang murni hasil keuntungan perusahaan dalam suatu periode, oleh karenakannya profit ditempatkan di posisi paling bawah dalam neraca keuangan.
Diposisikan paling bawah karena besaran profit sudah dikurangi dengan biaya produksi dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi.
Saat omset dibisnis kita tidak sejalan dengan profit yang didapatkan, maka disitulah kita harus segera melakukan evaluasi kembali dan mengambil langkah taktis.
Dalam langkah taktisnya, penting melakukan strategi STP yaitu segmenting, targeting dan positioning untuk dapat mengetahui probabilitas real bisnis kita dan ikhtiar terarah untuk meningkatkan profit atau laba dalam suatu periode tertentu.
- Cash Flow (Arus Kas)
Jika diartikan secara harfiah, cashflow adalah istilah yang digunakan untuk jumlah keseluruhan uang masuk dan uang yang sudah dikeluarkan.
Cashflow sendiri, diibaratkan sebuah oksigen dalam bisnis. Kita harus memantau arus kas yang terjadi jika ingin bisnis tersebut selalu berkembang dan mengalami kemajuan. Jika tidak, maka akan ada banyak kesalahan fatal yang terjadi. Cashflow atau arus kas adalah indikator dari sehat atau tidaknya sebuah bisnis.
Mungkin tidak mudah kita untuk focus sama semua alat ukur diatas secara berkala paling sedikit 3 bulan sekali, namun inilah yang wajib kita lakukan untuk bisa mengevaluasi kesehatan bisnis, karena saat ini tidak dilakukan, maka bisa jadi bisnis bisa tersesat, salah arah bahkan merugi.
Maka penting memprioritas tiga komponen diatas saat kita ingin menumbuhkan bisnis secara sehat dan sustainable, apalagi disaat tantangan bisnis saat resesi dan pandemic saat ini. []