Tidak Cukup Kecewa Pada Pejabat Dan Politisi Kaya Raya Di Tengah Pandemi, Tapi Kecewalah Juga Kepada Demokrasi

Last Updated: 20 September 2021By

Editorial Assalim.id | Edisi 75
Oleh Pujo Nugroho

Assalim.id – Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap data bahwa 70,3% pejabat bertambah kaya di tengah pandemi, kita kembali dihebohkan dengan pernyataan jujur anggota parlemen Krisdayanti yang mengungkap gaji dan tunjangannya yang bisa mencapai miliaran rupiah.

Banyak yang tersentak kaget. Edhy Prabowo, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pernah berkomentar hal yang sama ketika dia menjelaskan uang yang ia dapat setelah ramai ia menjadi tersangka KPK. Ia menyatakan sebagai anggota dewan ia bisa mengumpulkan Rp 5 miliar per tahun (Detik.com, 17/6/2021).

Betapa ramai yang menanggapi besarnya gaji pejabat dan politisi anggota dewan ini. Di tengah rakyat tercekik kesulitan ekonomi pejabat publik tetap meroket kekayaannya karena gaji dan berbagai tunjangannya. Semua uang rakyat.

Jikapun bukan uang rakyat sekarang maka berasal dari utang Negara. Maklum Negara sedang kesulitan mencari pendapatan. Ujung-ujungnya tetap uang rakyat karena utang-utang negara akan ditanggung oleh rakyat.

Kemarahan publik atas terkuaknya besaran gaji, tunjangan, dan peningkatan kekayaan pejabat ini mestinya tidak cukup sebatas kecewa kepada aturan dan undang-undang yang membuat mereka kaya dari uang rakyat.

Memang pemerintah (eksekutif) dan anggota dewan (legislatif) adalah dua pihak yang bisa menetapkan aturan. Bahkan aturan untuk mereka sendiri. Duet maut mereka bisa tidak peduli dengan kondisi rakyat.

Namun kekecewaan kita sebagai rakyat harusnya juga berujung kepada kemurkaan terhadap demokrasi. Demokrasilah yang membuat pembagian kekuasaan trias politika. Demokrasilah yang membuat mereka berhak menetapkan aturan, bahkan aturan yang menguntungkan bagi mereka sendiri.

Teori demokrasi yang menyebut bahwa dari rakyat untuk rakyat, tidak terbukti. Kebijakan, aturan politik, oligarki, dan kekuasaan berujung penguasaan materi bahkan didapat melalui jalur demokrasi.

Sudah berulang kali hal ini terjadi. Mestinya kita sadar dan membuang jauh sistem ini. []