Sepi, Bandara Jb Soedirman Purbalingga Bakal Senasib Dengan Kertajati?

Last Updated: 30 Oktober 2021By

News Assalim.id
Tanggal: 30 Oktober 2021
Oleh: Pujo Nugroho

Assalim.id – Kondisi Bandara Jenderal Besar Soedirman kini berada di ujung tanduk karena sepi peminat. Satu-satunya maskapai yang beroperasi di sana, Citilink Indonesia, harus menyetop sementara operasionalnya karena minimnya penerbangan.

Dilansir dari CNBC Indonesia (26/10/2021), bandara yang berlokasi di Purbalingga, Jawa Tengah tersebut tidak lagi melayani penerbangan sejak akhir September 2021. Mirisnya, bandara ini baru dioperasikan sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 1 Juni 2021 lalu.

Kabar pemberhentian sementara operasi maskapai di Bandara JB Soedirman mencuat setelah pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mengungkap hal ini dalam unggahan media sosialnya. “Saya mau book minggu depan ternyata sudah tidak ada penerbangan. Saat saya konfirmasi ke Citilink memang stop terbang. Semoga nasibnya tidak seperti Bandara Kertajati,” tulisnya pada postingan Facebook, Senin (25/10/2021).

Pengamat kebijakan publik tersebut pun turut menyampaikan beberapa pandangannya terkait hal ini. Dikutip dari Liputan6.com (26/10/2021), dirinya menilai ada kesalahan pada sisi perencanaan awal serta potensi ekonomi yang belum dibangun sempurna, sehingga mengurangi tingkat penumpang di sana.

“Harus dibangun potensinya agar ada orang yang mau kesana. Sehingga bisa menarik orang (penumpang),” ujarnya. Ia juga menyinggung adanya kesalahan dari Feasibility Study atau studi kelayakan proyek yang dibentuk.

“Apakah itu ada industri perkebunan ada atau tidak, nah feasibility study tadi bagaimana, itu dihentikan karena tak ada penumpang, yaitu itu harus ada bukan cuma salah citilink,” katanya.

Pemberhentian sementara operasional maskapai Citilink turut dibenarkan oleh Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo. Maskapai anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk itu memutuskan untuk menghentikan sementara penerbangan di Bandara JB Soedirman dikarenakan permintaannya sedikit.

“Tetapi beberapa saat ini karena demand-nya sedang sangat menurun di rute ini, sehingga karena alasan komersial kita tidak terbangi di week 3 dan week 4 Oktober ini,” katanya sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia.

Peristiwa bandara sepi penumpang bukan terjadi kali ini saja. Sebagaimana yang diungkapkan Agus Pambagyo sebelumnya, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Kertajati pun telah mengalami nasib yang sama yakni sepi penumpang dan penerbangan. Pemerintah kemudian berencana menjadikan bandara yang diresmikan pada 2018 ini sebagai kawasan perawatan pesawat (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO). Nantinya akan digunakan untuk perawatan pesawat TNI, Polri, juga BNPB sebagai bentuk optimalisasinya.

Dikutip dari CNBC Indonesia (26/10/2021), Direktur Utama PT Bandarudara International Jawa Barat (PT BIJB), Salahudin Rafi, mengatakan Bandara Kertajati memiliki peluang untuk pengembangan kawasan perawatan pesawat. Kawasan bandara masih luas, dari total lahan 1.800 hektare masih ada 700 hektare yang belum dimanfaatkan.

Optimalisasi dan inovasi pengembangan infrastruktur memang harus senantiasa diupayakan, agar pembangunan yang telah dilakukan tidak berakhir sia-sia.[]