Segera Taat Karena Kematian Semakin Dekat

Last Updated: 22 November 2021By

Nafsiah Assalim.id | Edisi 81
Oleh: M Azzam Al Fatih

Assalim.id – Beberapa pekan yang lalu jagad media baik online maupun cetak dipenuhi berita meninggalnya pasangan artis. Keduanya meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan dahsyat. Kendaraanya menghantam badan di tol nganjuk-surabaya ruas jombang km 672+440A. Sontak, jagad media langsung tancap gas untuk menginformasikan kejadian tersebut hingga berita kematian pasangan tersebut menjadi viral.

Dari kejadian tersebut mengingatkan diri bahwa setiap yang berjiwa pasti mengalami kematian.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ 

“Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah,” (QS. Al-Waqi’ah 56: Ayat 60)

Sebuah fase di mana seluruh manusia mengalami kematian. Tidak pandang jabatan, status, dan umur. Entah dia seorang pejabat yang kaya atau hanya seorang rakyat yang miskin. Entah di sudah berusia lanjut atau masih belia. Semua pasti kedatangan yang namanya ajal.

Dan perlu kita ketahui bahwa manusia  tidak bisa lari darinya, bersembunyi di belakang tembok yang kokoh, atau senantiasa dijaga para pengawal yang kokoh dan kekar.  Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Jumuah ayat 8

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِ نَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَا لشَّهَا دَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”” (QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 8)

Kita teringat Lark vilks, Sosok kartunis Swedia yang pernah membuat karikatur Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam. Dia dihantui rasa ketakutan akan kemarahan kaum muslimin hingga dirinya selalu dijaga oleh dua orang aparat pilihan. Dan pada  saatnya, dia pun mengalami kematian bersama dua aparat pengawal dalam kecelakaan dahsyat hingga dirinya terbakar bersama mobilnya.

Kita pun teringat bagaimana Fir’aun, manusia sombong yang mengaku dirinya sebagai tuhan. Bahkan atas kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki, Fir’aun merasa hidup selamanya. Tapi pada faktanya, manusia sombong tersebut tetap mengalami kematian. 

Maka ingatlah, bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang. Kapan, di mana, dan dengan cara apa, itu hak Allah SWT. Manusia tak punya andil dalam hal ini.

Sebaik-baik insan adalah yang senantiasa mengingat kematian, dengannya akan terdorong untuk menyadari kesalahan kemudian bertaubat dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan. Dialah insan yang beruntung, yang diberi waktu untuk menjadi hamba yang taat secara kaffah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 102

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 102)

Dan sesungguhnya, setiap insan diberi waktu untuk menjadi insan yang taat. Karena Allah SWT mencintai setiap hambanya, Allah SWT sangat menginginkan setiap hamba menjadi insan yang taat. Ingatlah bahwasanya setiap insan diberi pintu taubat selama nyawa masih ada dalam tubuhnya.

Oleh karena itu, sepatunya Setiap hamba menjadi orang yang taat secara kaffah. Dengan ketaatan, keselamatan dunia dan akhirat pasti tercapai. Bahkan kemuliaan hidup akan terwujud. Wallahua’lam bishshowwab.