Rencana Penghapusan Data Kematian Menegaskan Kesemrawutan Penanganan Covid Di Indonesia

Last Updated: 17 Agustus 2021By

Ulasan Utama Assalim.id | Edisi #71
Oleh Pujo Nugroho
Tanggal 17 Agustus 2021

Assalim.id – Pemerintah melalui Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memutuskan untuk mengeluarkan angka kematian warga terinfeksi virus corona dari indikator penilaian Covid-19.

Luhut yang merupakan Koordinator PPKM Level 4 Jawa-Bali menyebut keputusan itu dipilih pemerintah lantaran ditemukan masalah dalam input data akumulasi dari kasus kematian beberapa pekan sebelumnya. Ia mengatakan, delay data kematian menyebabkan distorsi penilaian levelling daerah.

Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan Panji Fortuna Hadisoemarto mengatakan analisis data National All Record (NAR) Kementerian Kesehatan menemukan pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat realtime dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.

Dia mencontohkan laporan kasus Covid-19 pada 10 Agustus 2021. Dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut, tapi pada sepekan sebelumnya. Bahkan 10,7% di antaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari, namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.

Menurut Panji, lebih dari 50 ribu kasus aktif saat ini merupakan kasus yang sudah lebih dari 21 hari tercatat, tapi belum dilakukan pembaruan. (katadata.co.id, 11/8/2021).

Padahal data-data seperti inilah yang digunakan untuk memotret pandemi yang sedang terjadi sekaligus mengambil kebijakan.

Belum lagi soal 3T (testing, tracing, dan treatment) yang memang lemah sedari awal hingga kini. Padahal 3T adalah kunci penanganan Covid-19 demi menghindarkan bahaya yang lebih besar.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan 3T merupakan salah satu kelemahan yang angkanya di bawah rata-rata.

“Mengenai testing tracing dan isolasi. Ini merupakan salah satu titik kelemahan kita. Vaksinasi sudah lumayan. Testing tracing isolasi masih di bawah rata-rata negara yang memang naik,” katanya (cnbcindonesia.com, 30/7/2021).

Akibatnya berulang kali Indonesia menempati urutan pertama tingkat kematian harian. Sejak pertengahan Juli 2021 hingga kini angkanya selalu di atas seribu per hari. Bahkan beberapa kali angkanya di atas dua ribu kematian per hari. Angka-angka ini di luar kematian Covid-19 yang tidak tercatat dengan berbagai penyebabnya.

Karena itu dikeluarkannya data angka kematian semakin menegaskan semrawutnya penanganan pandemi Covid-19.[]