Refleksi Idul Adha

Last Updated: 9 Juli 2022By

“Bercermin Dari Keteguhan Nabi Ibrahim as, Ketaatan Bunda Siti Hajar dan Kepatuhan Nabi Ismail as dan Pertolongan Allah Swt”

Momentum Idul Adha, sudah seharusnya menjadikan umat Islam menyempurnakan ketundukan, ketaatan dan kepatuhan serta kesiapan untuk berkorban. Meninggalkan seluruh orientasi individual dan materialistik menuju orientasi meraih rida Allah SWT.

Idul Adha mengajarkan semangat berkurban. Sejatinya berkurban (tadhhiyah) merupakan ibadah yg sangat mulia, bentuk pendekatan diri kepada Allah SSWT (taqorrub ilaLlah).

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
QS al-Kautsar: 2

Ada pesan cinta dari Allah SWT di situ tentang pembuktian keimanan seorang, yakni dengan berkurban. Ini juga menjadi satu dari sekian banyak keutamaan berkurban.
Bahkan berkurban merupakan bagian dari janji yg diucapkan setiap shalat.

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Rab semesta alam.”
QS al-An’am: 162

Dalam ayat itu Allah mengkhususkan dua ibadah (shalat dan berkurban) karena kemuliaan dan keutamaan keduanya.

Menunjukkan bentuk ketaatan pada Allah dengan hati, lisan, dan amalan zahir. Serta pengorbanan dengan memberikan harta yg disenangi jiwa kepada Zat yg lebih dicintainya, yaitu Allah SWT.

Lantas, atas dasar apa negeri ini dapat segera keluar dari segala krisis yg diperparah dengan pandemi ini, jika bukan dengan kembali pada syariat-Nya? Kembali pada syariat-Nya adalah bukti keimanan dan ketaatan kita!

Penguasa serta para pejabatnya, juga masyarakat, diminta menyempurnakan ketaatan serta siap berkorban untuk mendapatkan solusi.

“Padahal tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dan menjalankan agama ini dengan lurus.”
QS Al-Bayyinah: 5

Kita diminta menaati segala aturan-Nya, bersegera mengakhiri sistem jahiliah buatan manusia bernama kapitalisme-sekularisme. Sistem hidup yg sudah terbukti rusak dan merusak ini.

Menghindari dan bahkan mencampakkan syariat-Nya justru hanya makin membuat negeri ini jauh dari pertolongan Allah SWT. Jauh dari keridaan Allah SWt. Jauh dari keberkahan di dunia dan akhirat!

Maka, momentum Idul Adha sejatinya menjadi refleksi bagi penguasa negeri sebagai jalan mendapatkan solusi hakiki atas krisis akibat pandemi ini.

Momentum Idul Adha seharusnya juga menguatkan kesadaran seluruh komponen umat untuk menyempurnakan ketaatan pada seluruh aturan Sang Pengatur Allah SWT. Menguatkan tekad untuk berkorban dengan seluruh daya upaya demi tegaknya kembali aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan.

Hendak kemana lagi kita akan mencari jalan keluar selain kembali pada Allah SWT? Allahlah sebaik-baik penolong dan pemberi petunjuk atas semua masalah kehidupan.

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA

Semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amal ibadah kita…

Terus mendekat taat kepada Allah SWT, bersegera kembali pada aturan-Nya.

@bah Salim