Categories: Editorial

assalim

Share

Oleh: Muhammad Ihsan

Sungguh kali ini Ramadhan yang istimewa bagi seorang muslim, karena perjuangannya menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Jika Ramadhan sebelumnya kita berjuang menahan lapar dan haus dalam perjuangan dakwah, kali ini kita juga harus menghadapi serangan wabah covid-19 yang tidak hanya mengancam kesehatan kita, tapi juga menyerang seluruh sendi-sendi kehidupan mulai dari sosial, ekonomi hingga ke pendidikan.

Sebagai seorang muslim, sungguh bersyukur karena dengan iman dan akidah yang kuat kita memahami bahwa setiap keadaan selalu baik bagi kita. Semoga dengan wabah ini menjadikan perjuangan kita semakin diganjar dengan pahala berkali lipat dan menjadi jalan bagi kita memperoleh banyak kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda “Wabah itu azab yang Allah timpakan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya rahmat bagi mukminin. Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid.” (HR Bukhari).

Pengusaha muslim, edisi ASSALIM.ID kali ini akan membahas tentang pengangguran dan kelaparan yang mengancam kita, banyak terjadi kebangkrutan dan PHK karena kondisi ekonomi yang tak bergerak. Akibatnya masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Jalan-jalan di tutup tapi bantuan juga tertutup. Jauh berbeda dengan kebijakan negara-negara lain yang menerapkan lockdown tapi juga menjamin kebutuhan pokok setiap rakyatnya.

Selain itu dari segi kebijakan pemerintah pun tampak tidak berpihak kepada rakyat kecil, lihat saja misalnya harga minyak dunia yang harganya menurun drastis, bahkan dilaporkan harganya mencapai 0 Rupiah. Pertamina tidak menurunkannya sedikit pun.

Jadi ketika harga minyak dunia naik, harga ikut di naikkan, tapi ketika harga turun harganya tidak turun sama sekali. Bukankah ini bentuk kebiijakan yang tidak konsisten, menipu rakyat dengan mengambil keuntungan di atas kesengsaraan yang menjadikan rakyat semakin sulit.

Terlihat jelas pemimpin saat ini begitu incompetent dalam mengurus negara. Inilah dampak diterapkannya sistem demokrasi kapitalisme di mana pemimpin yang terpilih berdasarkan popularitas saja. Akibatnya pemimpinnya pun hanya memberikan kasih sayang Istimewa kepada pemilik modal yang memodalinya, dan menelantarkan rakyat yang memilihnya, bahkan rakyat hanya dijadikan bahan untuk sekedar pencitraan semata.

Tidak rindukah kita dengan pemimpin-pemimpin yang tangguh dan kompeten dalam mengurus rakyat, seperti di era keemasan Islam yang penguasanya secara diam-diam bahkan turun ke jalan memastikan setiap rakyat tidak ada yang kelaparan dan memastikan semua kebutuhan rakyatnya tercukupi di masa wabah sekalipun.

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts