“Psywar” Momen Memerdekakan Bilal Bin Rabah R.A.
Oleh Pujo Nugroho.
Siapa yang tak mengenal shahabat Nabi yang bernama Bilal bin Rabah r.a., muadzin Islam pertama ini? Bilal bin Rabah adalah salah seorang assabiqun al awwalun, Bilal bin Rabah adalah salah seorang dari sepuluh orang yang lebih dahulu masuk Islam. Karena itu Bilal adalah sosok yang telah dijamin masuk surga.
Bilal adalah tokoh yang selalu dikenang dalam perjalanan Islam. Bilal mengabdikan diri sepanjang hidupnya kepada Rasulullah dengan menjadi pengikut dan pelindung yang setia serta selalu berjuang mengikuti peperangan. Keutamaan sahabat Rasulullah terdapat dalam dirinya. Bilal mengikuti perang Badar dan menyaksikan secara langsung bagaimana Allah menolong umat muslim dengan menurunkan bala tentaraNya.
Namun cerita kehidupan Bilal tidak akan lepas tentang sejarahnya sebagai budak di awal-awal kedatangan Islam. Bilal tidak akan bisa leluasa membantu dan hidup mendampingi Nabi, berjihad, dan berbagai peran lainnya sampai ia terlebih dahulu merdeka dari seorang budak. Bahkan semasa hidup sebagai budak, kehidupan Bilal penuh penderitaan.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang sangat berat. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang-orang yang tertindas (mustadh’afun) dari kalangan hamba sahaya dan budak tidak memiliki siapa pun sebagai penolong, sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan sesukanya. Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad.
Apabila matahari tepat di atas kepala dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang membakar, orang-orang Quraisy itu mulai melucuti pakaian orang-orang Islam yang tertindas, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Nabi Muhammad.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk menebus Bilal.
Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar r.a. tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar r.a. setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.
Seusai penebusan Bilal, Umayyah berkata kepada Abu Bakar r.a., “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya,” demikian kata Umayyah.
Kalau kita perhatikan kalimat Umayyah ini tidak lain tidak bukan untuk menghinakan Bilal bin Rabah, antara ingin menciptakan kesan kerugian dari sisi Abu Bakar sekaligus menghina Bilal bin Rabah dengan harga yang murah. Ini adalah psywar permainan menjatuhkan mental. Namun jawaban Abu Bakar sangatlah jitu.
“Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya!,” jawab Abu Bakar r.a.
Jawaban Abu Bakar ini menaikkan derajat Bilal bahwa seorang mukmin sangatlah tinggi kemuliaannya sehingga menebusnya dengan harga mahal sekalipun bukanlah kekeliruan.
Kita melihat dua sosok orang terdekat Nabi yang sangat mulia. Kita belajar keteguhan Bilal bin Rabah dan besarnya pengorbanan Abu Bakar (radliallahu’anhuma) untuk menolong saudara sesama pejuang Islam. Wallahua’lam. []