Pidato Kemarahan Presiden Karena Pemerintah Masih Gemar Impor, Lebih Terlihat “Gimmick” Dan “Cuci Tangan”!

Last Updated: 4 April 2022By

Editorial Assalim.id | Edisi 99
Oleh: Pujo Nugroho

Assalim.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar kepada para menteri dan kabinetnya saat mengetahui bahwa masih gemar melakukan impor dengan APBN. Jokowi mengatakan jika menterinya lebih suka berbelanja barang impor ketimbang barang dalam negeri. Tak pelak hal ini mengundang kemarahannya, masalahnya uang yang digunakan untuk belanja tersebut berasal dari rakyat.

Bahkan dalam pidatonya ia menyebut kata-kata bodoh atas keputusan impor yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintah.

Seperti diketahui kemarahan Jokowi ini dilakukan saat acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan di Bali pada hari Jumat kemarin, tanggal 25 Maret 2022.

“Uang-uang kita sendiri, APBN kita sendiri, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor itu gimana toh? Geregetan saya,” uangkapnya saat berpidato yang dilansir dari kompas.com, (01/04/2022).

Tak tanggung-tanggung dana belanja untuk impor ini baik APBN, APBD, maupun anggaran BUMN justru dibelanjakan untuk produk-produk impor yang jumlahnya Rp1.500 triliun.

Kemarahan Jokowi ini boleh dibilang hanya gimmick saja. Pernyaaan ini diungkap Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. “Ekspresi kekesalan Presiden bukan kali pertama mengemuka, sehingga nada ancaman reshuffle itu lebih mungkin sebagai gimmick pidato, tidak lebih dari itu,” kata Dedi seperti yang dilansir Republika.com (26/3).

Demikian pula Anggota Komisi X DPR Mustafa Kamal, yang terang-terangan mengatakan jika pemerintah telah gagal mengendalikan pembelian barang-barang impor. Dia juga beranggapan jika pemerintah hanya bermodalkan ‘omongan’ saja tapi untuk merealisasikannya sangat tidak mungkin apalagi jika dilihat dari upaya pemerintah dalam mengendalikan barang-barang impor yang terkesan lamban.

“Affirmative action itu mudah-mudahan tidak terkena fenomena NATO, no action talk only, atau NAJO, no action jengkel only,” kata Mustafa tanpa basa-basi. Mustafa menganggap selama ini pemerintah hanya bicara saja tanpa membuat rencana matang untuk mengatasi impor.

Lebih dari sekadar itu ekspresi Jokowi ini hanyalah wujud cuci tangan seperti yang diungkap Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto. Ia menilai bahwa Jokowi sangat berusaha untuk menjaga wibawanya di depan umum sementara di sisi lain Jokowi seakan lepas tangan terkait masalah impor. Dia seakan melemparkan kesalahan itu pada menterinya dan bukan dirinya sendiri. (Cnnindonesia.com, 01/04/2022)

“Jadi, ketika mereka [presiden] marah kepada menteri, itu sebenarnya Jokowi sedang meletakkan bahwa problem-nya ada pada menteri, bukan pada presiden,” ujar Arif (Cnnindonesia.com, 01/04/2022).

Memang “bodoh” dan memprihatinkan jika kementerian, lembaga negara, dan pemerintah daerah masih gemar impor di mana di sisi lain produk-produk tersebut bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri sendiri. Namun, jika hal ini hanya gimmick tentu lebih menyedihkan lagi. Sudah dua periode Jokowi berkuasa bahkan sekarang menjelang tahun-tahun akhir kekuasaannya.[]