Peradaban Islam, Surganya Entrepeneur

Last Updated: 31 Mei 2020By

Aliansi Pengusaha Muslim – Islam memandang aktivitas bisnis (ekonomi) sebagai salah satu tujuan yang mulia, sehingga para pemeluknya diberikan kemudahan dalam beraktivitas bisnis sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks pemikiran ekonomi liberal, keberadaan manusia anggap sebagai homo economicus. Artinya, manusia merupakan aktor ekonomi yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat terlepas dari permasalahan ekonomi. namun tidak dengan islam.

Ibnu Qayyim menghadirkan gagasan homo islamicus bukan homo economicus. Adanya gagasan homo islamicus mempunyai pandangan bahwa setiap manusia bertanggung jawab untuk membimbing diri menjadi hamba Allah yang baik, sehingga dalam konteks tujuan ekonomi Islam adalah tercapainya falah yang mengorientasikan pada kemuliaan multidimensi dengan menjalankan aktvitas ekonominya, sehingga tidak hanya mengorientasikan diri pada pencapaian materi belaka, melainkan juga pencapaian spiritual, dengan kata lain ada kemuliaan aktivitas ekonomi di dunia dan akhirat sebagai bentuk ibadah dan hal ini berlaku pada individu maupun kelompok.

Berangkat dari filosofi syariat Islam yang shohihlah, konsep entrepreneurship dalam Islam itu bersifat syumul (terintegrasi), sehingga etrepreneurship tidak dapat terpisah atau terisolasi dari ajaran Islam, justru entrepreneurship berada dalam sistem Islam (aqidah,syariah,akhlad & etika) sehingga kegiatan berwirausaha tidak terasing dari kewajiban-kewajiban lain di dalam islam.

Terdapat sejumlah ayat dan hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan pentingnya aktivitas wirausaha, di antaranya “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah di muka bumi. Dan carilah karunia Allah” ( QS Al Jumuah:10)

“Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung kemudian kembali memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi maupun tidak.” (HR Bukhari)

Bahkan pernah suatu saat Rasulullah ditanya oleh para sahabat, “Pekerjaan apa yang paling baik ya, Rasulullah? Rasulullah menjawab, seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (HR Al Bazzar)_

Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama Nabi, orang-orang shadiqin, dan para syuhada (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya perdagangan itu di dunia ini adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki (HR Ahmad)

Dalil dan hujjah di atas memperlihatkan bagaimana kewirausahaan merupakan aktivitas yang inhern dalam ajaran Islam, sedangkan aktivitasnya mendapat posisi yang strategis dalam Islam. Sejarah Islam juga mencatat bahwa entrepreneurship telah dimulai sejak lama, pada masa Adam AS. Di mana salah satu anaknya Habil berwirausaha dengan bercocok tanam dan Qobil berwirausaha dengan menggembala hewan ternak.

Banyak sejarah nabi yang menyebutkan mereka beraktivitas di kewirausahaan, sebagian dari mereka berwirausaha di sektor pertanian, peternakan, kerajinan dan bisnis perdagangan. Contoh yang paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya beliau terlibat di bisnis dengan memelihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis pamannya dan akhirnya menjadi manager bisnis saidatina khadijah.

Ringkasnya aktivitas berniaga di dunia punya hubungan erat dengan kehidupan di akhirat. Islam memandang tinggi aktivitas seorang entrepreneur selama dengan niat dan cara yang diridhoi Allah SWT

Aktivitas ini menjadi salah satu ibadah yang mendapat ganjaran pahala di sisi Allah, karena ia menjadi wasilah sumber rejeki individu, keluarga, dan negara. Dengan memenuhi keperluan masyarakat baik dengan barang/jasa dianggap sebagai penunaian fardhu kifayah dengan jalan memenuhi salah satu barang/jasa keperluan umat.

Tertarik menjadi Entrepreneur ?[] Agan Salim