
By : Haris Abu Muthiaj
Jika saya ketemu sesama pengusaha muslim, kami biasanya WIFLE atau curhat-curhat ala pengusaha, sebagian juga sebagai tahadduts binni’mah. Ada yang mengatakan omsetnya terjun bebas, terlilit utang besar, penjualan drop, produknya tidak menjual, dan masalah-masalah teknis lainnya.
Biasanya saya katakan begini, kalau kita fokus pada masalahnya, sekecil apapun masalah itu pasti akan menjadi besar. Maka fokuslah pada hal-hal yang membuat bisnis kita berkembang.
Tidak ada pengusaha yang tidak punya masalah, yang berbeda cara pandang melihat masalah. Lihatlah Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Rasulullah, seorang pengusaha yang berusaha jadi miskin. Ini juga masalah bagi beliau tapi ia menikmatinya. Gimana ceritanya?
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini, Abdurrahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.
Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf r.a pun juga gembira.
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab…berharap
jatuh miskin!
Masya Allah…. hebat
Bagaimana dengan kita?. Usaha diuji dikit, udah teriak tak tentu arah. Dulu aktif ngaji tiba-tiba kendor. Dulu aktif dakwah tiba-tiba tidak punya waktu alias sibuk ngurus bisnis.
Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun, Maasya Allah
Rencana Allah Subhanahu wa Ta’aala itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK !
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Allahu Akbar….
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf justru berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:
“Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian ” (Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
Jawabnya, Bukan!, Allah SWT. Allahlah pemilik rezeki. Dialah yang memberi rezki. Karena itu mustahil rezeki yang Allah berikan kepada kita manusia salah alamat.