Categories: Bengkel Pengusaha

assalim

Share

Oleh Abah Salim

Aliansi Pengusaha Muslim – Kali ini abah agak flamboyan. Gara-gara demam bunga-bungaan kemarin di medsos. Hemm… Tapi gak apa, pengusaha memang sekali-sekali mesti bahas yang beginian ya. Malah penting. Jangan-jangan kita keliru selama ini. Coba kita perhatikan…

“Perusahaan Besar Sudah Banyak Yang Tak Kuat”,  “Sejumlah Pengusaha Ambil Kebijakan Saat Pandemi”, ” Ada 6 Juta Pegawai Terdampak Virus Covid 19″ dst…

Itulah beberapa judul yang menghiasi pemberitaan medsos akhir-akhir ini. Betapa wabah pandemi covid-19 telah mengguncang dunia usaha, tak terkecuali perusahaan-perusahaan besar. Kondisi itu diperparah dengan manajemen penanganan wabah yg tidak efektif karena banyak faktor yang tidak saling dukung. Yang terakhir ini sudah banyak diulas. Lalu bagaimana dengan pengusaha?

Ya, Truly Muslimpreneur, bagaimana seharusnya kita menyikapi ujian kepahitan ini?

Mari kita agak flamboyan sedikit, karena terkait ujian, ada kata lain yang lekat di kepala abah yaitu cinta dan pengorbanan. Yap, 3 serangkai ujian, cinta dan pengorbanan. Lha kok bisa?

Bayangkan jika ujian covid ini adalah sesi ujian yang Allah hadirkan untuk kita dalam membuktikan kemurnian cinta kita. Kita semua tahu, kehidupan cinta harus sejalan dengan pengorbanan. Karena dengan pengorbananlah cinta kita akan terbukti kemurniannya. Cinta memang membutuhkan pembuktian melalui pengorbanan supaya kita yakin  apakah kita benar-benar  mencintai sesuatu. Sama halnya saat kita menyatakan mencintai Allah, itu pun perlu dibuktikan dengan pengorbanan.

Hanya saja, jangan samakan cinta Allah kepada makhlukNya dengan cinta makhluk kepada sesama makhluk.  Jelas bedanya!  Ini penting dipahami. Karena banyak diantara kita yang menganggap cinta Allah itu sama dengan cinta makhluk. Kita menganggap saat kita dimudahkan dalam hidup, kekayaan berlimpah dan keluarga yang bahagia, itu semua sering kita maknai bahwa Allah sangat sayang kepada kita. Namun sebaliknya saat kesempitan menghampiri, pintu rejeki menjadi terhalang, usaha gulung tikar pun keluarga di ambang kehancuran, sering kita maknai Allah sedang membenci kita. Masya Allah…

Jika pemahaman kita seperti itu berarti kita sudah menyamakan konsep cinta Allah sama dengan konsep cinta makhluk. Patokan cintanya adalah kemudahan hidup. Jika seperti itu, mungkin pengusaha kafir yang kaya raya itulah orang2 yang paling disayang Allah. Allah Swt sendiri telah mengingkari pemahaman seperti ini (lihat QS. al Fajr 15-16). Kemudahan hidup itu sebenarnya adalah ujian! Dan sifat yg dijelaskan dalam ayat itu sesungguhnya adalah sifat orang kafir. 

Jadi jelas, Truly Muslimpreuner, semua ini adalah ujian. Kemuliaan dan kemudahan hidup bagi seorang muslim hanya akan dilihat sebagai alat dan wahana ketaatan kepada Allah Swt dan bagaimana ia menggunakan segala nikmat itu untuk taat kepada Allah Swt. Jadi ujian ini akan berubah menjadi wasilah untuk semakin taat kepadaNya. Sementara jika ia mendapatkan musibah, maka ini juga menjadi wasilah untuk selalu mengedepankan rasa syukur, khususnya atas nikmat Islam dan imannya serta rasa sabar dalam menghadapi semua ini. 

Dengan ujian Allah ingin mengetahui kesabaran seseorang. Allah jadikan ujian sebagai penggugur dosa. Dengan ujian Allah ingin kita kembali taat kepadaNya.  Dengan ujian, Allah ingin memaksimalkan nikmat kita di akherat.

Singkatnya, ujian adalah alat Allah untuk mengukur ketaatan kita!  Nah.
Sekarang bagaimana dengan cinta?
Truly Muslimpreneur, mari kita fokus pada konsep cinta Allah.  Seperti yg dijelaskan dalam hadits riwayat At Turmidzi, jika Allah sudah cinta pada hambanya, maka Allah akan mengujinya. Jika ia ridha maka Allah akan semakin ridha, namun jika ia murka maka Allah akan lebih murka. Jadi, saat manusia beriman, dan Allah cinta kepadanya, maka Allah akan menyulitkan manusia dengan berbagai ujian.

Tujuannya hanya satu yaitu untuk mengetahui cinta makhluk-Nya itu benar-benar teruji atau hanya sekedar ucapan. Dan tanda cinta yang diminta Allah Swt tidaklah banyak. Satu saja! Apa itu? Taat!  Singkatnya, bukti cinta kita pada Allah swt adalah taat kepadaNya!
Truly Muslimpreneur, jika Allah dengan Maha Rahman dan RahiimNya sudah mencintai seseorang, maka kehidupan akhirat orang tersebut akan sangat nikmat karena alat bayar Allah untuk segala ujiannya dan bukti cinta yang diberikannya adalah Surga.  Masya Allah.
Terus bagaimana dengan pengorbanan?

Sebenarnya pengorbanan itu istilah kita untuk sesuatu yg harus kita korbankan demi mendapatkan sesuatu yang lain. Tapi ketika ujian dan cinta datang pada seorang hamba, maka yg diharapkan Allah Swt bukanlah pengorbanan, tapi ketundukan, ketaatan dan kepatuhan tanpa syarat padaNya. Ketaatan total pada syariatNya yg kaaffah. Tapi Abah, bukankah saat kita taat, kadang kita mengorbankan waktu, tenaga, harta dll? Oooo, itu  bukan pengorbanan, tapi konsekuensi dari ketaatan kita. Karena sesungguhnya apa saja yang kita korbankan, hakikatnya kan milik Allah yg dititipkan pada kita! Jadi apanya yang kita korbankan jika itu semua sesungguhnya milik Allah!

Masya Allah… ternyata hidup kita ini sederhana saja. Tak ada tugas lain, kecuali hanya taat kepada syariatNya apapun kondisi kita ! Ketaatan yang berbalaskan ridlo Allah. Ridlo yang menghantarkan RahmatNYa. Rahmat yang memberikan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.  Masya Allah. Indah banget!

Kalau begitu, setelah wabah ini dengan sesi ujian, cinta dan pengorbanannya selesai lalu apa Abah?

Truly Muslimpreneur,

Tak banyak yang harus kita lakukan. Kita hanya harus bersegera bertobat dan makin mendekat taat kepada Allah Swt agar kita tak menjadi pemantik bencana dan penikmat musibah karena kepentingan bisnis kita. Kita mesti menjadi ksatria Islam pembawa rahmat dan berkah. Karena setelah kapitalisme sekuler ini tumbang, Islamlah yg akan menggantikannya agar dunia kembali penuh keberkahan.

Tetaplah dalam koridor Bisnis, Ngaji dan Dakwah!  

Barakallahu fikum…

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts