Pengusaha, Ujian, Cinta, Dan Pengorbanan… Beuh !
Kali ini abah agak flamboyan. Tulisan juga agak panjang. Gara-gara demam pantun bunga-bungaan tempo hari di medsos, abah jadi ikut-ikutan. Serasa jadi makin muda… Hehehe… Tapi gak apa, pengusaha memang sekali-sekali mesti bahas yg beginian ya. Malah penting. Jangan-jangan ada pemahaman kita yg keliru selama ini.
Coba kita perhatikan…
“Perusahaan Besar Sudah Banyak Yg Tak Kuat”, “Sejumlah Pengusaha Ambil Kebijakan Saat Pandemi”, ” Ada 6 Juta Pegawai Terdampak Virus Covid 19″ dst…
Itulah beberapa judul yg menghiasi pemberitaan medsos beberapa waktu lalu. Berita sejenis terus mengalir, bertambah, menyebar. Betapa wabah pandemi covid-19 telah mengguncang dunia usaha, tak terkecuali perusahaan-perusahaan besar. Kondisi itu diperparah dengan manajemen penanganan wabah yg terkesan tidak efektif karena banyak faktor yg tidak saling dukung. Yg terakhir ini sudah banyak diulas. Lalu bagaimana dengan pengusaha?
Ya, Truly Muslimpreneur, bagaimana seharusnya kita menyikapi ujian kepahitan ini?
Mari kita agak flamboyan sedikit, karena terkait ujian, ada kata lain yg lekat di kepala abah yaitu cinta dan pengorbanan. Yap, 3 serangkai ujian, cinta dan pengorbanan. Lha kok bisa?
Bayangkan jika ujian covid ini adalah sesi ujian yg Allah hadirkan untuk kita dalam membuktikan kemurnian cinta kita. Kita semua tahu, kehidupan cinta harus sejalan dengan pengorbanan. Karena dengan pengorbananlah cinta kita akan terbukti kemurniannya. Cinta memang membutuhkan pembuktian melalui pengorbanan supaya kita yakin apakah kita benar-benar mencintai sesuatu. Sama halnya saat kita menyatakan mencintai Allah, itu pun perlu dibuktikan dengan pengorbanan.
Hanya saja, jangan samakan cinta Allah kepada makhlukNya dengan cinta makhluk kepada sesama makhluk. Jelas bedanya! Ini penting dipahami. Karena banyak diantara kita yg menganggap cinta Allah itu sama dengan cinta makhluk. Kita menganggap saat kita dimudahkan dalam hidup, kekayaan berlimpah dan keluarga yg bahagia, itu semua sering kita maknai bahwa Allah sangat sayang kepada kita. Namun sebaliknya saat kesempitan menghampiri, pintu rejeki menjadi terhalang, usaha gulung tikar pun keluarga di ambang kehancuran, sering kita maknai Allah sedang membenci kita. Masya Allah…
Jika pemahaman kita seperti itu berarti kita sudah menyamakan konsep cinta Allah sama dengan konsep cinta makhluk. Patokan cintanya adalah kemudahan hidup. Jika seperti itu, mungkin pengusaha kafir yg kaya raya itulah orang-orang yg paling disayang Allah. Allah Swt sendiri telah mengingkari pemahaman seperti ini (lihat QS. al Fajr 15-16). Baiklah, yuk kita lihat…
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“.”
QS. Al Fajr: 15-16
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala mengingkari orang yg keliru dalam memahami maksud Allah meluaskan rizki. Allah sebenarnya menjadikan hal itu sebagai ujian. Namun dia menyangka dengan luasnya rizki tersebut, itu berarti Allah memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu hanyalah ujian.”
Nah jelas kan, kemudahan hidup itu sebenarnya adalah ujian! Dan sifat yg dijelaskan dalam ayat itu sesungguhnya adalah sifat orang kafir. Lho?
Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan, “Sifat yg disebutkan dalam QS. Al Fajr ayat 15-16 adalah sifat orang kafir yg tidak beriman pada hari berbangkit. Sesungguhnya kemuliaan yg dianggap orang kafir adalah dilihat pada banyak atau sedikitnya harta. Sedangkan orang mukmin, kemuliaan menurutnya adalah dilihat pada ketaatan pada Allah dan bagaimana ia menggunakan segala nikmat untuk tujuan akhirat. Jika Allah memberi rizki baginya di dunia, ia pun memuji Allah dan bersyukur pada-Nya.”
Nah makin jelas kan, semua ini adalah ujian. Kemuliaan dan kemudahan hidup bagi seorang muslim hanya akan dilihat sebagai alat dan wahana ketaatan kepada Allah Swt dan bagaimana ia menggunakan segala nikmat itu untuk taat kepada Allah Swt. Jadi ujian ini akan berubah menjadi wasilah untuk semakin taat kepadaNya. Sementara jika ia mendapatkan musibah, maka ini juga menjadi wasilah untuk selalu mengedepankan rasa syukur, khususnya atas nikmat Islam dan imannya serta rasa sabar dalam menghadapi semua ini. Dengan ujian Allah ingin mengetahui kesabaran seseorang. Allah jadikan ujian sebagai penggugur dosa. Dengan ujian Allah ingin kita kembali taat kepadaNya. Dengan ujian, Allah ingin memaksimalkan nikmat kita di akherat.
Singkatnya, sederhananya, UJIAN ADALAH ALAT ALLAH UNTUK MENGUKUR KETAATAN KITA! Tuh abah cetak tebal dan dengan huruf besar ! Nah, paham kan !
Sekarang bagaimana dengan cinta?
Truly Muslimpreneur,
Mari kita fokus pada konsep cinta Allah. Seperti yg dijelaskan dalam hadits riwayat At Turmidzi, jika Allah sudah cinta pada hambanya, maka Allah akan mengujinya. Jika ia ridha maka Allah akan semakin ridha, namun jika ia murka maka Allah akan lebih murka. Jadi, saat manusia beriman, dan Allah cinta kepadanya, maka Allah akan menyulitkan manusia dengan berbagai ujian. Tujuannya hanya satu yaitu untuk mengetahui cinta makhluk-Nya itu benar-benar teruji atau hanya sekedar ucapan. Dan tanda cinta yg diminta Allah Swt tidaklah banyak. Satu saja! Apa itu? Taat!
Singkatnya, sederhananya, BUKTI CINTA KITA PADA ALLAH SWT ADALAH TAAT KEPADANYA! Tuh abah cetak tebal dan dengan huruf besar lagi ! Nah, makin paham kan !
Truly Muslimpreneur,
Jika Allah dengan Maha Rahman dan RahiimNya sudah mencintai seseorang, maka kehidupan akhirat orang tersebut akan sangat nikmat karena alat bayar Allah untuk segala ujiannya dan bukti cinta yg diberikannya adalah Surga. Masya Allah.
Terus bagaimana dengan pengorbanan?
Sebenarnya pengorbanan itu istilah kita untuk sesuatu yg harus kita korbankan demi mendapatkan sesuatu yg lain. (Nih, abah cetak tebal lagi…) TAPI KETIKA UJIAN DAN CINTA DATANG PADA SEORANG HAMBA, MAKA YG DIHARAPKAN ALLAH SWT BUKANLAH PENGORBANAN, TAPI KETUNDUKAN, KETAATAN DAN KEPATUHAN TANPA SYARAT PADA-NYA. Ketaatan total pada syariat-Nya yg kaaffah. Tapi Abah, bukankah saat kita taat, kadang kita mengorbankan waktu, tenaga, harta dll? Oooo, itu bukan pengorbanan, tapi konsekuensi dari ketaatan kita. Karena sesungguhnya apa saja yg kita korbankan, hakikatnya kan milik Allah yg dititipkan pada kita! Jadi apanya yg kita korbankan jika itu semua sesungguhnya milik Allah!
Allahu Akbar !!!
Masya Allah… ternyata hidup kita ini sederhana saja. Tak ada tugas lain, kecuali hanya taat kepada syariatNya apapun kondisi kita ! Ketaatan yg berbalaskan ridlo Allah. Ridlo yg menghantarkan RahmatNYa. Rahmat yg memberikan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Masya Allah. Indah banget!
Kalau begitu, setelah wabah ini dengan sesi ujian, cinta dan pengorbanannya selesai lalu apa Abah?
Truly Muslimpreneur,
Tak banyak yg harus kita lakukan. Kita hanya harus bersegera bertobat dan makin mendekat taat kepada Allah Swt agar kita tak menjadi pemantik bencana dan penikmat musibah karena kepentingan bisnis kita. Kita mesti menjadi ksatria Islam pembawa rahmat dan berkah. Karena setelah kapitalisme sekuler ini tumbang, Islamlah yg akan menggantikannya agar dunia kembali penuh keberkahan.
Truly Muslimpreneur,
Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan, semoga menjadikan kita hamba Allah yg selalu berpikir, bersikap dan beramal kehidupan – termasuk dalam amal bisnis kita – dengan dipenuhi ‘berkat’ dan keberkahan. Bisnis yg akan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.
Ya Allah tempat bergantungnya harapan dan doa dari semua hambaNya, tanamkanlah kecintaan dalam diri kami pada ketaatan, dakwah dan syariatMu. Tanamkanlah kebencian pada diri kami terhadap kemaksiatan, kefasikan, kemunafikan, kedzoliman. Berilah kami kesabaran atas apa yg telah Engkau tetapkan. Anugerahkan kepada kami ketakwaan dan persahabatan dengan orang-orang yg baik dengan pertolongan-Mu, wahai cahaya hati orang-orang yg beriman.
Ya Allah, jadikan kami, khususnya pengusaha muslim, orang-orang yg beramal ikhlas untuk menegakkan kembali syariatMu yg kaffah. Kokohkan kami di jalan dakwah yg mulia ini. Kembalikanlah kaum Muslimin pada kemuliaannya. Kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yg Engkau turunkan dari langit dan bumi…
Allahumma sholli ala Muhammad..
Aamiin Allahumma aamiin..
Barakallahu fikum…
@bah Salim