
Abah Salim
“Mal function ! Ya, sistem kapitalisme sekulerisme gagal fungsi. Sekarat lebih tepatnya. Kalau sakit kanker ya sudah sampai stadium 4. Para dokter ahli konvensional sudah diminta semua untuk menyambung hidup pasien khusus ini. Tambal sulam. Kanibal dari yg lain juga boleh. Pokoknya semua cara dicoba agar ia tetap bisa hidup. Halal haram sudah tidak ada. Yg penting sistem bisa tetap hidup dipelihara. Belum cukup juga, para dokter ahli syariah diminta hadir urun keahlian. Sebagian kecil hukum syariah yg dianggap kompatibel pun coba dicangkokkan. Moga bisa menambah umur hidupnya. Tapi ya begitulah. Ajaran yg mulia coba dikawinkan dengan sistem durjana. Hasilnya ya tetap saja sekarat. Gak bisa kompatibel Bro! Ajal sistem ini sudah tiba. Jadi, sudahlah, ayo segera kembali pada Islam kaaffah yg sudah lama kita tinggalkan!”
Begitu salah satu pesan yg sampai pada abah.
Akur ! kata abah. Memang harus begitu sikap kita. Gak pakai nanti, gak pakai tapi! Kudu bergegas! Speed n responsive kata teman abah! Bersegera menuju ampunan Allah ! Hijrah ! Begitulah firman Allah Swt. “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan bersegeralah menuju surga yg luasnya seluas langit dan bumi.” (QS. Ali Imran : 133).
Truly Muslempreneur,
Demikianlah semestinya kita ini. Semua kejadian pilu hari ini yg menimpa negeri ini mesti segera diakhiri dengan mencampakkan kapitalisme sekulerisme di tempat sampah peradaban dan kembali kepada fitrah kita semua : Islam !
Abah, bagaimana jika masih saja ada yg mencoba sekuat tenaga memperpanjang hidup sistem ini. Menepis mati? Menolak ajal? Dokter yg sepakat, meski tak masuk akal, diberi penghargaan tinggi menyundul langit. Yg tak sepakat bahkan melawan, diberi punishment hingga mau berbalik mendukung atau setidaknya diam tanpa statement! Pokoknya harus status quo! Tubuh yg sudah sekarat ini harus tampak tetap hidup gagah penuh senyum seolah tak pernah terjadi apa-apa. Pencitraan harus sempurna !
Kalau sudah begini, abah teringat petunjuk Nabi SAW. semua ini hanya akan sia-sia di dunia dan akhirat. Di dunia membuat fasad alias kerusakan, di akhirat menggali lubang di neraka. Membela sistem kehidupan yg sudah jelas salahnya dan menolak syariat yg sudah jelas kebenarannya memang hanya menandakan satu hal, yakni yg bersangkutan akan diberi predikat “menolak masuk surga’ oleh Nabi SAW!
“Seluruh umatku akan masuk ke dalam jannah kecuali orang yg menolak (masuk surga).” Beliau ditanya, “Siapakah yg menolak, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barang siapa menaatiku, niscaya dia akan masuk ke dalam jannah; dan barang siapa mendurhakaiku, sungguh dia telah menolak masuk jannah.” (HR. Bukhari)
Tapi abah, di akhirat mampir ke nerakanya kan hanya sebentar ! Duh. “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS.Al Hajj:47). Bayangkanlah, sehari di akhirat sama dengan 1000 tahun di bumi. Belum lagi jika dikonversi dengan QS. Al-Ma’aarij : 4, yg kadar masanya lebih jauh lagi yakni 1 hari sama dengan 50.000 tahun. “Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun”. Jadi? Ngeri bukan?! Itulah mengapa selalu dihadirkan kredo tunduk taat dan patuhlah pada syariat tanpa tapi dan tanpa nanti.
Cukuplah teladan sahabat untuk kita semua. Mereka melakukan ketaatan tak peduli terasa ringan atau berat. Karena mereka hanya mengharap ridha Allah Swt !
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yg demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. at-Taubah : 41).
Tak ada keraguan dalam diri. Jawaban mereka atas perintah Allah hanyalah, “…’Kami dengar dan kami taat’…” (QS. al-Baqarah : 286).
Hanya ridha Allah Swt yg ingin diraih. Berkah di dunia tak akan didapat, surga pun tak akan diraih jika Allah tak ridha.
“… Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya..” (QS al-Bayyinah : 8).
Abah… bagaimana kalau hal ini terjadi? Apanya yg terjadi? Begini Abah… Allah Swt dengan Maha Rahmaan dan Rahiimnya telah memberi kita perangkat hidayah yg luar biasa : mata, telinga dan hati-akal. Dengan perangkat itu kita memahami jatidiri yg sesungguhnya sebagai hamba Allah dengan tugas khusus tunduk, taat dan patuh kepadaNya. Allah juga melatih kita dalam momen pelatihan akbar selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan untuk bisa taat sepanjang hayat. Tak cukup sampai di situ, Allah juga menjaga kita di setiap Jumat melalui nasihat takwa sang Khotib Jumat. Allah terus mendampingi kita setiap hari dari waktu sholat ke waktu sholat berikutnya… Nah, kalau dengan semua ini, ternyata tetap memilih sekuler bagaimana abah? Jadi muslim yg sekuler? Hiks…hiks…
Jawabannya…
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yg lain? Tiadalah balasan bagi orang yg berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yg sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yg kamu perbuat.”
QS Al Baqoroh : 85
Sikap hidup sekuler terkena ayat ini! Ayat ini merupakan ayat pertanyaan ‘istifham-istinkari’ yakni pertanyaan yg tujuannya untuk menolak.
“Apakah kamu mengimani sebagian dan mengkufuri sebagian yg lain ?” Maka jawabannya tidak boleh! Dan… tidak ada balasan bagi orang yg sekuler kecuali bahwa di dunia mendapat kehinaan, dan di akhirat mendapat asyaddil ‘adzab, siksa yg sangat amat berat… Naudzubillahimin dzalik!
Truly Muslempreneur,
Hayuk, sudahi kapitalisme sekulerisme ini dan bersegera kembali pada Islam yg kaaffah. Terus mendekat taat kepada Allah agar akalnya tak membebal, hatinya tak membatu, rasanya tak mati melayu… Segera transformasi diri menjadi pengusaha pejuang untuk kehormatan diri, kebahagiaan keluarga dan kemuliaan umat ini!
Ingatlah. Kita dilahirkan di zaman ini pasti ada pesan khususnya. Pasti ada alasannya.
Menurut takdir Allah Swt, kitalah yg cocok HIDUP di masa sekarang ini, bukan Umar, juga bukan Shalahuddin al Ayyubi, bahkan Muhammad Al Fatih…
Menurut takdir Allah Swt, kitalah yg cocok BERJUANG di masa sekarang ini menghadapi kapitalisme-sekulerisme, bukan Umar, Shalahuddin al Ayyubi, atau bahkan Muhammad Al Fatih…
Allah Swt telah MEMILIH KITA ! KITALAH yg COCOK dan MAMPU BERJUANG DI DAKWAH INI… BUKAN MEREKA !!! TAKBIR !!! ALLAHU AKBAR !!!
Jadi… hayuk terus jalankan terus slogan kita : Bisnis, Ngaji, Dakwah… Gas poll !!!
Allahumma innaka afwun, tuhibbul afwa fa’fuannii..
Allahumma sholli ala Muhammad..
Aamiin Allahumma aamiin..
Barakallahu fikum…
@bah Salim