Categories: Bengkel Pengusaha

assalim

Share

Sahabat Muslimpreneur yang berbahagia, hakikat dari ketenangan jiwa kita adalah dengan senantiasa mengingat Allaah Subhaanahu wa Ta’aala. Sebagaimana firman Allaah dalam QS Ar Ra’du (13):28
‘Alladziina aamanuu watathmainnu quluubuhum bidzikkrillaah, alaa bidzikkrillaahi tathmainna quluub. (Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allaah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allaah hati menjadi tenteram).

Dalam kehidupan ini sahabat, khususnya dalam bisnis kita sebagai Muslimpreneur maka diantara kita tidak lepas dari ujian ataupun musibah yang melanda, update now yakni Pandemi Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China. Kita tidak tahu kapan musibah yang masuk dalam kategori pandemi ini akan berakhir, yang jelas kita sadar bahwa ini bagian dari qadha’ (ketetapan) dari Allaah Ta’aala, maka sikap ridha atau rela harus kita punya, dengan ridha kita berharap limpahan kebaikan dari Allaah Ta’aala akan diberikan. Jangan sampai kita membenci qadha’ dari Allaah Al Qawwiy, karena Baginda Rasulullah Muhammad, the best leader kita pernah bersabda :
“Sungguh besarnya pahala itu seiring dengan besarnya ujian, sungguh jika Allaah mencintai suatu kaum, Dia (Allaah) menguji mereka. Siapa yang ridha, untuk dia keridhaan itu. Siapa yang benci, untuk dia kebencian itu”. [HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Bayhaqi].

Sahabat Muslimpreneur, kesabaran dalam hadapi ujian dan musibah akan mendatangkan kebaikan berupa ampunan dan rahmat, sebagaimana Allaah Ta’aala tegaskan dalam QS Al Baqarah (2):155-157 :
“Dan Kami (Allaah) pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun (Sesungguhnya kami ini milik Allaah dan kepada-Nya lah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Sahabat Muslimpreneur, Baginda Rasul ajarkan 7 hal pada kita dalam hadapi musibah wabah:

  1. Istirja’, mengembalikan semuanya kepada Allaah semata.
  2. Berdoa, doa merupakan otaknya ibadah dan senjata Kaum Mukmin.
  3. Banyak berdzikir, karena dzikir akan menentramkan hati dan jiwa. Sebagaimana firman Allaah dalam QS Ar Ra’du (13):28 diatas.
  4. Tingkatkan ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kita kepada Allaah Ta’aala.
  5. Iringi Sabar dengan rasa syukur kepada Allaah Asy Syakuur, betapa telah banyak karunia dan nikmat-nikmat yang telah Allaah berikan, maka dengan sabar dan syukur termasuk dalam hadapi wabah ini, akan mewujudkan berbagai kebaikan dan keutamaan yang telah Allaah Ta’aala janjikan pada kita.
    Sahabat Muslimpreneur, pahala syahiid juga bisa Allaah berikan pada Muslim yang terkena sakit Covid, karena terkategori tha’un (wabah) sebagaimana sabda Baginda Rasul: “Tha’un itu merupakan adzab yang Allaah timpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allaah jadikan rahmat untuk Kaum Mukmin. Tidaklah seorang hamba, saat tha’un terjadi, berdiam di negerinya, lalu ia berdiam dirumahnya, seraya bersabar dan mengharap ridha Allaah, dan dia menyadari bahwa tidak menimpa dirinya kecuali yang telah Allaah tulis untuk dia, kecuali bagi dia pahala semisal syahid”. [HR. Al Bukhari dan Ahmad]. Tha’un merupakan penyakit yang sudah dikenal, bersifat menular dan menjadi wabah. Maka ketentuan terkait tha’un bisa berlaku pada wabah termasuk Covid-19 ini. Karenanya jika seorang Muslim yang terinveksi Covid-19, lalu dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumahnya dan meyakini bahwa itu qadha’ dari Allaah Ta’aala sembari bersabar, maka ia akan memperoleh semisal pahala syahiid, yakni semisal pahala orang yang berperang di jalan Allaah. Dan bagi Muslim yang wafat dalam kondisi terinfeksi Covid-19, semoga termasuk Syuhada akhirat, sebagaimana sabda Baginda Rasul : “Syuhada’ itu ada lima: Al math’uun (orang yang mati dalam kondisi tha’un), Al mabthuun (orang yang mati dalam kondisi sakit perut/diare), Al ghariq (orang yang mati tenggelam), Orang yang mati tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahiid di jalan Allaah ‘Azza wa Jalla. [HR. Muslim].
  6. Terus ikhtiar maksimal. Baik individu, masyarakat maupun negara, berikhtiar secara maksimal guna hadapi wabah ini supaya segera diangkat kembali dari kita semua. Secara individu, kita bisa lakukan dengan pola fikir optimis dan hindari kepanikan dengan terus jaga kesehatan, dengan konsumsi makanan bernutrisi bagus, melakukan wudhu yang benar (khususnya saat istinsyaq), baca Al Qur’an secara tartil (dengan pengaturan nafas yang baik), pakai masker kala berinteraksi di masyarakat. Dari sisi masyarakat disiplinkan 5M juga, saling tolong-menolong jika ada warga masyarakatnya yang sakit, sediakan makanan atau bantu dalam akses kesehatan di wilayahnya. Dari sisi negara (pemerintah) juga harus perankan sebagai pemelihara dan pelayan masyarakat semuanya. Harus bertanggung jawab penuh atas segenap urusan warga dan rakyatnya semua. Menyediakan layanan kesehatan gratis dan menjamin kebutuhan-kebutuhan segenap rakyatnya.
    Dengan ikhtiar ketiga komponen secara apik dan harmonis, kita berharap untuk bisa melalui ujian ini dengan sukses dan penuh limpahan barakah dari Allaah Asy Syafii’.
  7. Sebagai Muslimpreneur, tentu kita juga harus aktif bergerak, berinovasi. Jangan mandeg, bahkan jadikan pandemi sebagai opportunity sesuai syar’iy. Jadikan kontribusi lebih kepada ummat untuk support mereka guna bangkit dan berubah sesuai harapan Allaah Al Lathiif. Dan jangan lupa, yakni terus tebar semangat dan khabar baik, bahwa banyak juga sahabat, keluarga dan saudara kita yang bisa sembuh dari sakit, termasuk dari Covid-19. Sehingga mereka optimis sembuh dan semangat senantiasa guna kembali sehat wal ‘aafiyat. Wallaahu a’lam bish shawwaab. [BD]

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts