Keberkahan Dalam Property Syariah
Oleh Abid Karbela
Aliansi Pengusaha Muslim – Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, Ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, Ia tak punya pilihan selain mengikutimu (Ibnu Qayyim Al Jauziyyah).
Sahabat pengusaha Assalim yang Allah SWT muliakan. Di tengah kehidupan ekonomi dan bisnis kapitalis ribawi saat ini, bisnis syariah mulai memperoleh ruang dan diminati oleh masyarakat terutama umat Islam.
Bagi pengusaha muslim, yang dituju bukan sekedar keuntungan, pertumbuhan dan kontinuitas, tapi juga keberkahan. Yaitu bertambahnya kebaikan (ziyadatul khair). Dengan bertambahnya keuntungan dan berkembangnya bisnis, bertambah pula kebaikan yang diterima. Bisnis yang berkah hanya mungkin akan dicapai bila bisnis tersebut selalu memperhatikan halal haram dan ketentuan syariah.
Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan properti merupakan salah satu sektor yang sedang giat dilaksanakan agar dikemudian hari dapat dimanfaatkan untuk melakukan atau menggerakan roda perekonomian.
Boomingnya properti syari’ah menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap agamanya semakin membaik. Kesadaran umat terhadap bisnis dan mendambakan hunian ditengah lingkungan islami menjadi hal yang patut disyukuri.
Dengan mengusung slogan tanpa bank, tanpa riba, tanpa akad bermasalah, tanpa denda, tanpa sita, dan tanpa asuransi menjadikan nilai edukasi yang luar biasa bagi para developer property syariah di tengah gencarnya product knowledge property konvensional dengan skema perbankan ribawi yang di tawarkan.
Paradigma bisnis dalam Islam bahwa Allah SWT adalah pemilik segala sumber daya yang ada di dunia, sedangkan manusia (sebagai pelaku bisnis) berkedudukan sebagai pemegang amanah yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengelola sumber daya.
Tugas pengembanan amanah ini termasuk tugas ibadah kepada Allah SWT dalam bentuk pelaksanaan kegiatan bisnis. Oleh karena itu, tujuan yang dikandung di dalam menjalankan bisnis di dunia adalah dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang yaitu kehidupan yang abadi di akherat.
Bahwa hal yang melatarbelakangi berjalannya suatu bisnis adalah karena niat beribadah muamalah, berlandaskan tauhid dan pengabdian kepada Allah SWT melalui usaha memberikan manfaat positif bagi kemaslahatan manusia.
Besar harapan para sahabat pengusaha Assalim kelak berada dalam barisan pejuang seperti halnya para sahabat Rasulullah SAW become Truly Moslem Entrepreneur .Bahkan 7 dari 10 sahabat yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW masuk surga adalah pengusaha sukses seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam.[]