Kasus Covid -19 Meledak. Kapitalisme Di Ujung Tanduk, Dan Saatnya Islam Memimpin Dunia

Last Updated: 8 Juli 2021By

Oleh : M Azzam Al Fatih

Kasus covid 19 terus menyebar hingga  ke seluruh negeri. Bahkan daerah desa yang terpencil pun telah terpapar virus tersebut. Ibukota jakarta dan kota – kota besar lainya seperti madura, jogjakarta, dan bandung menjadi sorotan utama, lantaran kota tersebut mendominasi paling banyak. Jakarta misalnya jumlah terpapar sampai pada tanggal 19 Juni 2021 bertambah temuan kasus baru Covid-19 terbanyak sepanjang pandemi, yakni 4.895 dari 16.797 orang yang dites Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ibukota. ( Kompas 19 Juni 2021)

Dalam kesempatan lain Persatuan rumah sakit Indonesia atau persi telah mengungkapkan data pada tanggal 20 Juni 2021, ada lima propinsi ketersediaan tempat tidur minim. Yakni telah tertempati rata – rata 70 %. 

Di negeri lain pun sama, salah satunya India yang beberapa waktu lalu mengalami lonjakan siqnifikan. Bahkan tergolong paling drastis diantara negara – – negara lainnya, seperti Cina, amerika, Inggris dan Jerman.

Melihat penanganan virus Corona yang seolah abai dan berlepas diri dari tanggung jawab. maka dapat dipastikan bahwa jumlah terpapar terus bertambah. Hal ini dapat kita lihat bagaimana para pejabat negara yang mempunyai kebijakan sibuk dengan urusan pribadi, itupun masih panjang, yakni pemilihan presiden dengan lobi – lobi politik. Padahal ancaman virus Corona menghantui negara dan rakyatnya, Baik nyawa maupun ekonominya. Hal lain adalah kebijakan yang tidak tegas terhadap penekanan terhadap pelaku bisnis seperti pasar, mal, pariwisata yang masih terbuka lebar, padahal tempat ini berisiko tinggi penularan. Juga dibukanya secara lebar – lebar bandara yang menjadi keluar masuk warga negara asing. Yang fakta aslinya mereka sumber pembawa virus mematikan ini.

Merebaknya virus covid 19 yang semakin menggila adalah bentuk kegagalan sistem Kapitalisme. Sistem yang hanya mengandalkan pajak dan utang dalam menjalankan pemerintahan tidak akan berdaya. Sebab pandemi virus 19  berdampak terhadap sektor ekonomi suatu perusahaan baik barang maupun jasa. Pemberlakuan pembatasan jam kerja maupun pengurangan tenaga kerja tentu mengurangi produksi. Yang kemudian berdampak terhadap omset penjualan yang mengakibatkan perusahaan mengalami resesi. Terlebih banyak perusahaan kelas menengah yang gulung tikar. Dari kondisi seperti ini, tentu berdampak terhadap pemasukan kas negara dari sektor pajak. Padahal pajak merupakan sumber pendapatan utama sistem Kapitalisme.

Jika merebaknya virus covid -19  berlanjut dan melonjak maka sistem Kapitalisme dipastikan tersungkur dan masuk liang kubur selama – selamanya. Bagaimana  tidak, hampir seluruh perusahaan baik barang maupun jasa mengalami bangkrut bahkan gulung tikar. Dan akhirnya  kas APBN Negara pun mengalami kekosongan. Kemudian jalan berikutnya adalah mencari pinjaman, hal ini pun tidak mungkin terlaksana, sebab virus Corona juga melanda seluruh  negara, dan mereka pun mengalami hal yang sama yakni kekosongan kas APBN. 

Contoh riil adalah daerah istimewa Jogja karta yang tidak sanggup melakukan lock down, dikarenakan APBD tidak dapat mencukupi. Bahkan gubernur Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono ke 10 menyatakan ” kita tidak pastikan bahwa jogja tidak melakukan lock down karena saya tidak kuat membiayai rakyat”. Pernyataan Gubernur DIY saja telah mewakili bahwa kas APBN negara mengalami resesi. 

Jika pajak dan utang tidak dapat dilakukan, Tidak ada solusi apapun bagi kapitalisme dalam menjalankan roda pemerintahan.  Maka, mau tidak mau tersungkur dan selanjutnya tinggal dikubur.
Pertanyaannya,  jika sudah terkubur, lalu dengan sistem apa negara harus menjalankan roda pemerintahan?. Padahal suatu negara tidak boleh bubar, sebab negara adalah berperan melindungi, melayani, dan mengurusi  rakyatnya. Harapan paling baik dalam menetapkan sistem hanyalah dengan kembali kepada sistem yang datang dari sang kholiq, yakni islam. Sistem yang hanya menerapkan aturan yang datang dari Allah SWT. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa islam adalah dien  sempurna, yang Allah SWT turunkan di bumi untuk mengatur kehidupan di dunia agar tidak rusak dan merusak. Sehingga kehidupan di dunia menjadi wasilah menyempurnakan ketaqwaan kepada Allah SWT. Yang kelak ketika menghadap sang Kholiq sesuai fitrohnya, yakni Islam.

Kesempurnaan islam dapat dilihat bagaimana syariat mengatur seluruh aspek kehidupan. Misalnya dalam bidang ekonomi, yang mengatur sumber pendapatan Negara berasal dari zakat, infak, shodaqoh, wakaf, yang di masukkan kedalam baitul mall. Serta sumber daya alam baik yang di daratan maupun di perut bumi, seperti emas, tembaga, perak, bahan bakar minyak. Yang semunya milik umum dan kemudian dikelola oleh negara untuk dikembalikan kepada rakyat demi kemakmuran dan kesejahteraan. Pendapatan lain masih ada dari pos jizyah yang mutlak milik negara, namun tidak suatu saat dapt digunakan untuk kebutuhan rakyat.

Dengan demikian, mustahil jika setiap problematika negara tidak dapat diselesaikan. Dengan Sumber pendapatan yang banyak dan di jalankan dengan penuh amanah. Sebab dalam islam mengatur dan mengurusi rakyat adalah kewajiban yang terdapat pahala melimpah. 

Selain itu, dengan aturan  dari pencipta, mustahil pula melahirkan jiwa koruptor. Sebab setiap pegawai mendapatkan gaji yang tinggi serta jaminan yang lebih. Selepas dari itu setiap pelaku kriminal termasuk koruptor akan mendapatkan hukuman yang telah ditetapkan oleh syariat. Yang mana semuanya dijalankan dalam rangka taqwallah.

Maka pantaslah, jika sistem Islam tegak kembali sebagai solusi problematika kehidupan manusia yang semakin tidak tidak ada ujung penyelesaian. Sebab Mau dengan sistem apalagi? Sosialisme yang telah mati atau kapitalisme yang telah diujung tanduk. Keduanya tidak akan mungkin, selain tidak ada harapan kedua sistem tersebut telah membuat kerusakan di muka bumi.

Maka,  Saatnya Sistem Islam Kembali memimpin dunia untuk memperbaiki kerusakan dunia akibat tatanan kehidupan sistem kufur. Dengan mewujudkan kehidupan yang sejahtera, damai, dan membahagiakan seluruh umat manusia. Hal ini tidak mustahil, sebab sistem Islam menerapkan aturan yang datang dari sang Kholiq. Dan hal ini pernah terwujud dan terbukti selama berabad-abad. Sejak Rosulullah Saw hingga kekhilafahan Turki Utsmani dengan sangat gemilang yakni memayungi 2/3 dunia.

Namun, kembalinya sistem Islam tetaplah membutuhkan peran para pejuang dakwah. Yang terus membongkar, menjatuhkan dan mengubur sistem Kapitalisme. Demi tuntasnya kematian kapitalisme. Sebab, jika tidak dituntaskan, sistem Kapitalisme bisa bangkit kembali. Karena sistem ini mudah untuk beradaptasi.  Maka teruslah berjuang wahai pejuang dakwah, tumbang dan kuburlah sistem Kapitalisme. Dan InsyaAllah pahala berlimpah telah menanti. Aamiin ya Rabb.

Wallahua’lam bishowwab.