Kapitalisme Membahayakan Kehidupan!
Oleh : Muhammad Bakri
Aliansi Pengusaha Muslim – Semestinya resesi ini tidak akan terjadi andai kata ekonomi “tipu-tipuan” ala neo-liberal tidak diterapkan di sebagian besar negara. Negara kapitalis, sebut saja AS dan sekutunya, telah menjalankan praktik politik dan ekonomi penjajahan, seperti menjerumuskan negara dalam kutukan utang hingga campur tangan dalam hal pembuatan undang-undang yang merampok dan merampas kekayaan ekonomi suatu negara.
Bila bercermin pada langkah mitigasi ekonomi akibat saat covid-19 ini di berbagai negara, rata-rata negara yang dalam pengaruh ekonomi neoliberal enggan atau terpaksa untuk meningkatkan belanja publik di sektor kesehatan dan sosial. Meskipun pos ini sangat dibutuhkan rakyat dan menjadi tanggung jawab sesuai amanat konstitusi mereka. Tetapi banyak negara mengganggap sebagai beban APBN.
Tabiat sistem ekonomi neoliberal memang demikian, mereka lebih khawatir jika pertumbuhan ekonomi menjadi negatif bukan bagaimana agar rakyatnya negatif Covid-19. Pun lebih khawatir jika ketersediaan devisa semakin menipis.
Solusi menipisnya devisapun sangat disayangkan, yaitu menambah utang baru yang semakin besar yang entah nanti siapakah yang dapat melunasinya, padahal semua itu demi memberikan informasi pasar yang dapat menyenangkan hati para pemilik modal/kapitalis asing dan aseng.
Masyarakat sejahtera, sehat, dan terbebas dari covid-19 haruslah menjadi prioritas utama saat ini. Namun, alih-alih negara dapat mensejahterakan malah justru korban jiwa akan terus berguguran. Dari beberapa negara kapitalis yang terjangkit wabah ada kesan mengabaikan nyawa manusia dan ini sangatlah berbahaya bagi kehidupan.
Dan ini sangat berbeda dengan Islam, menyelamatkan jiwa manusia dalam Islam adalah prioritas utama sekaligus merupakan tujuan luhur diterapkannya Islam. Islam menjadikan sektor kesehatan sebagai tanggung jawab utama negara.
APBN Islam dalam hal ini Baitul mal akan menganggarkan secukupnya untuk belanja pada sektor kesehatan dan memberikan santunan pada mereka yang terkena dampak lockdown.
” Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Al-Maidah (5): 32).
Islam tidak akan salah sasaran dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Islam kesejahteraan masyarakat bisa diwujudkan baik dengan faktor-faktor ekonomi ataupun non-ekonomi. Kesejahteraan dalam Islam sangat sederhana yakni terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat sehingga mereka merasa nyaman dan sejahtera.
Standar tersebutlah yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini. Jelas hal ini sangat berbeda dengan tafsiran masyarakat materialis yang mengartikan kesejahteraan sebagai kemewahan. Wallahua’lam.