Kapitalisasi Covid-19

Last Updated: 16 Maret 2020By

Aliansi Pengusaha Muslim – Hingga Selasa (25/3/2020) pukul 11.13 WIB, jumlah terinfeksi virus corona sudah lebih dari 425.000 kasus didunia. Dengan jumlah kematian mencapai 18.956 kasus. Dan angka ini masih akan terus bertambah dan belum akan segera reda tampaknya.

Yang paling memprihatinkan ditengah ancaman virus ini adalah prilaku pemuja kapitalis dengan standart pemikiran yang berorientasi kepada kekuasaan dan materi semata, yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana kekayaan mereka tidak berkurang, bahkan bertambah disaat pandemik ini terjadi dan mereka dan kroninya bisa selamat.

Dalam pandangan pemujanya, seberbahaya dan besar pandemik bagi umat manusia, tidaklah menjadikan mereka berputus asa. Lihat saja ulah Presiden AS, Trump misalnya mengatakan Corona adalah “hoax” yang digunakan oleh lawan politik untuk menyerangnya. Menurutnya, orang dapat sembuh dengan duduk-duduk dan bahkan berangkat kerja. Bahkan Trump kemudian mendeklarasikan Hari Berdoa Nasional setelah deklarasi darurat nasional pada 15 Maret. Tak beda dengan Penasehat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow juga mendorong investor untuk berebut keuntungan dari pasar saham yang tergoncang.

Setali tiga uang dengan Trump Jurnalis Konservatif Inggris Jeremy Warner berpendapat ini untuk pandemi Covid-19 yang ‘terutama membunuh orang tua’. “Untuk tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, dari perspektif ekonomi yang sama sekali tidak tertarik, COVID-19 bahkan mungkin terbukti sedikit bermanfaat dalam jangka panjang dengan memusnahkan tanggungan lansia secara tidak proporsional.” (2020/02/2020)

Bahkan persaingan antar negara kapitalispun tak kalah sengit, AS dan Jerman sedang bertarung memperebutkan vaksi Corona yang sedang dikerjakan oleh perusahaan Jerman, CureVac. Trump menawarkan sejumlah besar uang agar mendapatkan hak eksklusif HANYA UNTUK AS atas vaksin tersebut. Detik 16/03/2020. Monopoli terhadap obat bagi pandemik yang dibutuhkan oleh ratusan juta orang tentunya sangat menguntungkan mereka.

Tak terkecuali negeri ini, Ketika Corona pertama kali merebak, Presiden Jokowi menyatakan ingin Corona bisa dimanfaatkan Indonesia dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Ia ingin agar Indonesia bisa mengambil pasar produk yang sebelumnya impor dari Tiongkok termasuk menjadikan Indonesia tempat wisata bagi turis yang batal ke Tiongkok (4/02/2020)

Inilah realitas fakta yang dihadapi umat manusia hari ini, terjadi karena akibat dari diterapkannya sistem kapitalis ditengah-tengah umat. Apa yang terjadi saat ini sungguh sesuatu yang sulit kita bayangkan saat islam diterapkam. Sistem yang tegak di atas landasan keimanan sangat berbeda jauh dengan sistem yang tegak di atas landasan kemanfaatan segelintir orang.
Sistem Islam, betul-betul menempatkan amanah kepemimpinan selaras dengan misi penciptaan manusia dan alam semesta. Yakni, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, tanpa batas imajiner bernama negara bangsa. Tidak seperti ini saat ini seperti layaknya hukum rimba. [] Agan Salim