Kala Benci Berubah Jadi Rindu
Oleh Abah Salim
Benci. Ini kata yg tepat untuk menjelaskan situasi hari ini yg dirasakan Abah. Ya, benci. Ada sebagian kita yg mengaku Muslim tapi bersikap benci pada pada Islam, benci pada syariatnya. Benci pada sebagiannya bahkan benci pada keseluruhannya. Padahal dia (mengaku) Muslim. Beuh!
Seperti balon, benci itu juga berbeda-beda warnanya. Berikut ini kesimpulan abah dari pergaulan lintas profesi dan kedudukan. Bukan hanya pengusaha lho!
Bencinya orang (yg mengaku) awam. Biasanya karena kurang informasi yg benar tentang syariat, kadung percaya pada opini yg mendiskreditkan syariat. Syariat itu kejam karena ada hukum potong tangan buat pencuri, syariat itu tidak manusiawi karena ada hukum rajam buat pelaku zina, syariat itu menyeramkan karena menghukumi pelaku riba dengan lebih dari 70 jenis dosa dan dosa yg paling ringan adalah seperti dosanya orang yg menzinahi ibu kandungnya sendiri, dll. Padahal sanksi hukum dalam syariat itu memiliki fungsi jawabir (penebus dosa di akhirat) dan zawajir (pencegah berulangnya kejahatan). Dalam catatan sejarah, fungsi ini sukses menekan angka kriminal hanya 200 kasus saja selama 13 abad peradaban Islam berjaya. Bandingkanlah dengan situasi kita hari ini.
Bencinya kaum (yg katanya) intelektual alias tidak awam. Biasanya karena kurang informasi yg benar tentang syariat ditambah lagi takut kehilangan sesuatu jika berpindah pada syariat. Bisa gelar, jabatan, harta dan dunia. Tersandera hidup di zona nyaman, trapped in a comfort zone, meski tahu bahwa ada yg salah, ada yg tidak beres dan juga tahu mereka salah juga.
Bencinya kalangan non Muslim. Biasanya karena kurang informasi yg benar tentang syariat, kadung percaya pada opini yg mendiskreditkan syariat ditambah lagi takut kehilangan sesuatu jika berpindah pada syariat. Bisa gelar, jabatan, harta dan dunia. Padahal dalam Surat Al-Kafirun, jelas disampaikan “Untukmu, agamamu. Untukku, agamaku.” Islam tidak akan mengganggu ibadah kalian. Yg ada, kalian malah dilindungi. Nah !
Dari ketiganya ada 3 kesimpulan, yaitu (1) kurang informasi yg benar tentang syariat, (2) kadung percaya pada opini yg mendiskreditkan syariat ditambah lagi (3) takut kehilangan sesuatu jika berpindah pada syariat.
Truly Muslimpreneur,
Pertanyaannya, kalau dimatrikskan, adakah sosok yg merepresentasikan sosok dengan ketiga ciri di atas? Sepertinya banyak. Apakah ini gejala kekinian? Jawabnya tidak juga. Ini hanya pengulangan saja dari kisah masa lalu. Hanya beda waktu dan tempat saja. Dan, adakah contohnya sosok pengusaha? Ada! Mari kita cari sosok yg mondial dan fenomenal serta tentu saja sangat dikenal sejarah. Yap, Umar bin Khattab. Umar yg dulu adalah pengusaha papan atas yg kafir, pembenci nomor satu dan bahkan terang-terangan ingin membunuh Nabi SAW agar menghentikan dakwahnya. Jejak bisnisnya tak perlu diragukan lagi. Dalam sebuah catatan, Umar diketahui pernah memiliki 70.000 properti bernilai triliunan rupiah saat ini.
Lantas bagaimana bisa kebencian yg sudah di ubun-ubun itu berubah menjadi kecintaan yg luar biasa? Kisahnya bisa didalami di sirah tentang Beliau. Dalam tulisan ini, abah mau sampaikan yg sering luput dari perhatian kita. Apa itu? Doa, dakwah dan hidayah.
Berubahnya Umar bin Khattab al-‘Adi al-Quraisy menjadi pemeluk Islam adalah jawaban Allah atas doa Rasulullah SAW. Sebab di awal kenabiannya, Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah memperkuat Islam dengan Abu Jahal atau Umar bin Khattab.
“Ya Allah, perkuat Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Khattab.”
Begitulah doa Rasulullah SAW seperti dikutip dari Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan ‘Ali Al-Hasani An-Nadwi.
Saat itu Umar ingin menemui dan membunuh Nabi SAW agar dakwahnya berhenti total! Umar tahu Rasulullah SAW dan para sahabat sedang berada di bukit Shafa. Maka dengan pedang terhunus saking bencinya, Umar bergegas menuju bukit itu.
Qodarullah, Allah Swt pertemukan Umar dengan Nu’aim bin ‘Abdullah yg sudah memeluk Islam lebih dulu. Kepada Nu’aim, Umar menyampaikan niatnya lugas penuh benci, “Aku hendak menemui Muhammad, orang yg telah menimbulkan perselisihan di antara kaum Quraisy dan menganggap bodoh mimpi-mimpi mereka. Ia juga mencela agama dan mencerca tuhan-tuhan mereka. Karena itu aku akan membunuhnya! Ini semua agar kehidupan di Mekah kembali damai seperti sedia kala!”
Nu’aim pun tanpa sungkan mengingatkan Umar agar mengurusi lebih dulu saudara perempuannya Fatimah binti Khattab sebab ia juga telah masuk Islam mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Mendengar itu, Umar pun balik badan langsung menuju kediaman adik perempuannya, Fatimah dan suaminya Sa’id bin Zaid.
Didapatinya sayup-sayup bacaan Qur’an Fatimah. Sejumlah sumber menyebut yg sedang dibaca Fatimah dan Sa’id adalah Surat At-Thaha. Saat tahu ada Umar yg datang, Fatimah dan Sa’id menyembunyikannya.
Umar yg tinggi besar itu mencengkeram Said, “Aku telah diberitahu bahwa kalian telah menjadi pengikut agama Muhammad.” Fatimah bermaksud membela suaminya, namun Umar memukulnya hingga berdarah.. Setelah berhasil menguasai emosinya, dengan suara tak lagi meninggi penuh sesal, dia meminta agar Fatimah dan Sa’id menunjukkan lembaran Qur’an yg baru saja mereka baca.
“Aku ingin melihat apa yg dibawa Muhammad,” kata Umar.
Sa’id dan Fatimah pun kemudian menyerahkan lembaran Surat at Thaha kepada Umar. “Sungguh indah kata-kata ini. Sungguh mulia kata-kata ini,” kata Umar setelah membacanya. Setelah menyimak dalam-dalam, tak ada semua hal negatif seperti yg disangkanya.
Bahwa Islam itu menimbulkan perselisihan. Yg ada, justru membawa kedamaian yg hakiki, karena semua ternyata sama di mata syariat. Semua hamba Allah dan memiliki kesempatan yg sama, bahkan disiapkan sedemikian rupa untuk menjadi takwa. Masya Allah.
Bahwa Islam itu menganggap bodoh mimpi-mimpi mereka. Yg ada, justru mendudukkan dan mengajarkan mimpi yg benar. Mimpi besar sebagai rahmatan lil ‘alamin. Agar hidup ini mulia dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia. Membebaskan penghambaan kepada sesama manusia menjadi penghambaan hanya kepada Allah Swt. Masya Allah.
Bahwa Islam itu mencela agama dan mencerca tuhan-tuhan mereka. Yg ada justru mendudukkan dan mengajarkan tuhan yg sesungguhnya, Tuhan yg layak disembah, Allah Swt. Bukan tuhan yg diam, tak punya kuasa dan bahkan berada dalam kendali penyembahnya. Masya Allah.
Bahwa kehidupan Mekah saat itu adalah yg paling baik, damai dengan kepercayaan yg mereka punya turun temurun, meski beragam kemaksiatan juga tetap berjalan. Yg ada Islam justru menjelaskan bahwa kehidupan yg ada bukan yg ideal, bahkan jahiliyah, karena bercampurnya hal baik dan hal buruk serta bercokolnya keyakinan yg salah ! Masya Allah.
Hidayah taufik tampak menghampirinya. Umar pun tak menampiknya karena telah dicampakkannya jauh-jauh rasa sombong dan benci yg pernah ada sebelumnya, demi mendengarkan lantunan kebenaran Al Qur’an yg didengarnya. Akalnya membenarkan. Hatinya pun tunduk untuk menerima sepenuhnya kebenaran itu.
Tak berpanjang kata, Umar segera bergegas menuju bukit Shafa. Di depan Nabi SAW dan para sahabat, Umar pun menyatakan diri masuk Islam. Allahu Akbar ! Takbir berkumandang membelah alam raya. Doa Nabi SAW diijabah Allah Swt. Sejak itu Umar menjadi salah satu sahabat terdekat Rasulullah. Pembantu dan Penjaga Rasulullah SAW. Umar pun kelak menjadi Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Shiddiq.
Masya Allah, ketika benci berbalik jadi rindu. Ketika benci, dengan idzin dan pertolongan Allah, berubah menjadi pembela Islam terkemuka.
Truly Muslimpreneur,
Di balik kisah perubahan dari benci menjadi rindu, ada penjelasan yg tuntas tentang Islam yg kaaffah. Ada dakwah penuh kesungguhan yg dilakukan untuk memberikan penjelasan. Ada teruntai doa yg tulus kepada Allah, Dzat Penggenggam akal, hati dan lisan. Ada hidayah taufik yg hanya bisa diterima oleh mereka yg sungguh-sungguh mengharapkannya, yaitu yg mencampakkan rasa sombongnya untuk menerima kebenaran Islam.
Truly Muslimpreneur,
Tetaplah dalam koridor Bisnis, Ngaji dan Dakwah! Karena ada masih banyak pengusaha di luar sana yg perlu pertolongan kita untuk mengubah bencinya menjadi rindu, menjadi pembela dan penegak Agama Allah ! Agar hidupnya terarah penuh berkah. Bencinya menjadi ‘benar-benar cinta’.
Ya Allah tempat bergantungnya harapan dan doa dari semua hambaNya, tanamkanlah kecintaan dalam diri kami pada ketaatan, dakwah dan syariatMu. Buanglah kesombongan pada diri kami agar kami dapat menerima kebenaran Islam. Tanamkanlah kebencian pada diri kami terhadap kemaksiatan, kefasikan, kemunafikan, kedzoliman. Berilah kami kesabaran atas apa yg telah Engkau tetapkan.
Ya Allah, jadikan kami, khususnya pengusaha muslim, orang-orang yg beramal ikhlas untuk menegakkan kembali syariatMu yg kaffah. Kokohkan kami di jalan dakwah yg mulia ini. Kembalikanlah kaum Muslimin pada kemuliaannya. Kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yg Engkau turunkan dari langit dan bumi…
Allahumma sholli ala Muhammad..
Aamiin Allahumma aamiin..
Barakallahu fikum…
@bah Salim