Kaget Omnibuslaw? Kok Bisa?
Oleh : Yogie W. Abarri
Saya tidak ingin membahas soal OmnibusLaw nya. Karena yang membahas sudah banyak. Saya lebih tertarik dengan kagetnya. Sebab hal itu sangat mengherankan.
Anda tahu tidak, bahwa sistem ekonomi yang diterapkan di negeri ini adalah sistem ekonomi kapitalisme? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak, bahwa sistem ekonomi kapitalisme itu adalah anak kandung dari aqidah (ideologi) sekularisme? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak, bahwa sistem ekonomi kapitalisme itu (sesuai namanya) adalah ISME yang berpihak kepada para pemilik KAPITAL alias kepada para pemilik modal alias kepada kaum kapitalis? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak, bahwa aqidah (ideologi) sekukarisme itu juga punya anak kandung yang lain yaitu sistem politik demokrasi? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak, bahwa dalam demokrasi itu kedaulatan (hak menetapkan hukum) itu ada di tangan segerombolan manusia (yang NGAKU² sebagai wakil rakyat)? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak, bahwa para kapitalis itu siap ngeluarin modal sebanyak apapun demi mendudukkan orang sebanyak apapun yang siap membuat aturan sesuai keinginan mereka? Kalau Anda tidak tahu, saya akan kaget.
Anda tahu tidak?
Kalau Anda sudah tahu itu, lalu mengapa Anda masih juga kaget dengan terbitnya OmnibusLaw itu?
Bukankah itu wajar? Bukankah memang sudah seharusnya sistem kapitalisme itu berpihak pada para kapitalis?
Bukankah seharusnya Anda sudah bisa tebak itu sejak dulu?
Bila Anda masih kaget juga, itu justru malah mengherankan saya.
Sudah jelas hujan dan Anda tahu ada genteng bocor di atas kepala Anda, lalu Anda kaget ketika ada air yang menetes ke kepala Anda? Itu sungguh terlalu dan sangat mengherankan.
Tidak usahlah Anda itu pura² tak bersalah. Bukankah Anda juga yang membiarkan sistem kapitalisme ini terus bercokol?
Bukankah selama ini bahkan sekedar berdoa pun Anda enggan, agar syariat Allah secara käffah dapat kembali diterapkan? Apalagi ikut memperjuangkannya?
Sekarang Anda rame² ikut demo, berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan bahkan ada yang nyawa…
Sudahkah Anda lihat siapa yang mengajak Anda untuk demo itu?
Apakah orang itu punya cita² untuk mengganti sistem kapitalisme ini dengan sistem Islam?
Bila tidak, percayalah, orang itu sesungguhnya tidak keberatan dengan sistem kapitalisme ini.
Percayalah, orang itu hanya keberatan karena dia belum kebagian kuenya saja.
Percayalah, orang itu sedang menunggangi Anda.
Dan percayalah, orang itu bila sudah meraih apa yang dia inginkan, dia akan mencampakkan Anda. Dia akan mengkhianati Anda.
Menjauhlah Anda dari pengkhianat semacam itu. Dan berdirilah Anda bersama komunitas² yang punya cita² untuk mengganti sistem kapitalisme ini dengan sistem Islam.
Bila Anda tidak mau melakukan itu, Anda tidak perlu repot pura² kaget bila perjuangan Anda kelak dikhianati.
Anda juga tak perlu repot bersandiwara pura² kaget ketika kelak akan lahir yang lebih parah lagi daripada OmnibusLaw itu.
Anda tidak perlu pura² kaget.
Karena kami sudah tahu, kagetnya Anda itu hanya pura² belaka. [UYWA]