Jk: Dari 10 Orang Kaya Di Indonesia Hanya 1 Orang Yang Muslim

Last Updated: 22 Oktober 2021By

News Assalim.id
Selasa, 22 Oktober 2021
Oleh Pujo Nugroho

Assalim.id – Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyatakan jika ada sepuluh orang kaya di Indonesia, hanya satu orang di antaranya yang beragama Islam. JK menambahkan dari 100 orang miskin, sebanyak 90 persen di antaranya beragama Islam.
Hal tersebut disampaikan dalam Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Istiqlal dan disiarkan secara virtual, Selasa (19/10).

Dikutip dari laman CNN Indonesia (19/10/2021), JK menyatakan, “Lihat saja kalau ada 10 orang kaya di Indonesia paling tinggi satu yang muslim yang lainnya non muslim. Kalau ada 100 orang miskin, saya kira 90 persen yang miskin itu umat Islam,” ujar JK.

Menurut JK, kondisi tersebut terjadi karena aktivitas ekonomi umat yang belum menunjukkan kemajuan. Hal ini yang menurutnya menjadi satu-satunya kekurangan dari kegiatan ekonomi di Indonesia.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini kemudian mendorong pemerintah agar tidak menutup diri dari ekonomi syariah sembari terus menjalankan upaya memajukan ekonomi nasional. Menurutnya, ekonomi syariah seharusnya tidak dimaknai secara sempit.

Dikutip dari laman Kumparan News (20/20/21) JK menyatakan, “Jadi ekonomi nasional memajukan tapi jangan tutup diri dengan ekonomi syariah. Itu paling gampang selama dia tidak haram dia halal, selama dia halal dia ekonomi syariah, sama dengan pusat industri halal. Ya semuanya halal mau minum, mau bikin baju, mau bikin industri tekstil, mau bikin industri mesin semua itu syariah,” ucap JK.

Pada kesempatan tersebut, JK juga mengutip doa ‘sapu jagat’ untuk meminta kebaikan di dunia dan akhirat. Menurutnya, kebaikan di akhirat bisa didapatkan jika mendapatkan kebaikan di dunia. Untuk mendapatkan kebaikan di dunia terdapat konsep memakmurkan mesjid yang di dalamnya terdapat fungsi ekonomi.

Namun, ia menyampaikan bahwa hal ini bukan berarti masjid maupun pengurusnya yang menjalankan ekonomi melainkan menghidupkan ekonomi jemaah. “Bukan masjidnya, pengurus masjid jangan bikin usaha, nanti kalau jemaahnya kemudian mampu dia akan membawa infaq lebih banyak,” ujar JK.[]