Issue Palestina; Cermin Buruk Tata Kelola Dunia
Oleh : Kurdiy At Tubany
Kasus kejahatan (penjajahan) Zioni s Israel terhadap Palestina sesungguhnya adalah perisitiwa yang telah berlangsung lama dan berjalan secara terstruktur, sistematis dan massif. Agresi, kolonialisasi terus berlangsung hampir setiap waktu. Perubahan luas area milik Palestina yang terus menyusut sejak deklarasi negara Israel 1948 hingga kini akibat agresi dan kolonialisasi zionis Israel sangat gambalng bisa kita lihat. Sungguh hanya yang matanya buta, kupingnya tuli dan hati yang mati saja lah yang tak melihat kejahatan dalam wujud negara yang sedang dipraktekan oleh negara zionis Israel.
Peristiwa yang terjadi di akhir Ramadhan 1442 H ini adalah peristiwa yang kesekian kali, dan peristiwa ini sesungguhnya tidak saja menunjukkan betapa bar-bar nya Israel lebih dari itu sesungguhnya peristiwa sekarang ini telah membuka mata kita semua bahwa tata kelola dunia saat ini tak mampu menghadirkan keadilan, tak mampu menghadirkan kemerdekaan hakiki, keamanan warga dunia yang sangat rentan serta menunjukkan strata social masing-masing negara.
Hal itu tampak nyata pada seluruh organ yang menopang system tata kelola dunia dimana banyak orang “berharap” akan hadirnya keadilan, keamanan, kesejahteraan dan kemerdekaan hakiki. Pada level tertinggi dunia yakni PBB kita bisa track bersama bagaiamana respon terhadap Issue Palestina yang kembali dan terus berulang hanya berbentuk seruan perdamaian, seruan untuk menghentikan konflik dan semacamnya. Respon yang sama juga keluar dari kepala-kepala negara di seluruh dunia baik itu dunia Islam maupun barat.
Padahal sesungguhnya telah tampak nyata bahwa zionis Israel tak mengenal bahasa kata namun hanya mengenal bahasa senjata. Sehingga yang dibutuhkan oleh Palestina saat ini sesungguhnya adalah diusirnya Zionis Israel dari wilayah pendudukan illegal mereka. Dengan diusirnya Zionis Israel dari tanah palestina lah maka tuntas persoalan.
Problemnya adalah bahwa system tata kelola dunia saat ini tak mampu melakukan itu. Karena itu sesungguhnya dibutuhkan system tata kelola dunia baru yang tak lagi dibawah PBB dan berbagai organ turunannya serta system/konsepsi nation state yang pada akhirnya disadari atau tidak telah mempenjara warga dunia untuk menunjukkan kepedulian secara riil antar manusia.
Maka saatnya dunia bergerak untuk melakukan perubahan system tata kelola dunia yang mampu menghadirkan keamanan, keadilan, kesejahteraan dan mewujudkan hubungan cinta kasih sesama yang hakiki.
Sistem apa itu? Bagi penulis itu ada pada system Islam.