Islam Succes Story’: System’ And Leadership Mampu Menyelesaikan Masalah

Last Updated: 5 Agustus 2021By

Oleh: M Azzam Al Fatih

Negeri berpenduduk muslim terbesar dunia merupakan negeri kaya akan sumber daya alam. Tanahnya yang subur sangat cocok untuk pertanian, perut bumi yang menyimpan bahan bakar minyak, serta lautan yang luas kaya akan ikan, dan berbagai kekayaan lainya. Yang mana tatkala dikelola dengan baik dapat menyelesaikan problematika kehidupan rakyatnya yang saat ini sedang dialaminya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi negeri tersebut sedang dalam berduka dengan adanya masa pandemi virus Covid-19 yang tidak jelas kapan berakhirnya. Walaupun sebenarnya jauh sebelum hadirnya virus Corona, negeri ini telah didera berbagai macam problematika seperti kemiskinan, utang yang terus menggunung, pembunuhan, penistaan agama, korupsi yang menggurita, dan seabrek masalah yang lainya.

Kini permasalahan negeri makin banyak dan ruwet. Utang luar negeri yang terus bertambah hingga tembus Rp6 triliun lebih. Masa pandemi virus Corona yang berlarut-larut tidak kunjung selesai hingga menyebabkan korban tertinggi di dunia. Pertanggal 2 Agustus jumlah pasien baru yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 22.404 kasus.
Dengan adanya 22.404 kasus baru Covid-19 di Indonesia ini menambah jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 menjadi 3.462.800 pasien sejak pandemi melanda. (Pikiran Rakyat.Com, 2/8/2021).

Sejatinya tidak kunjung terlepas dari permasalah tersebut, disebabkan karena kesalahan dalam menentukan sistem untuk mengatur kehidupan manusia. Yakni menggunakan sistem buatan manusia. Sistem yang lebih mengutamakan hukum buatan manusia dalam mengatur tata kehidupannya, sedangkan hukum yang datang dari Sang Kholiq malah disingkirkan. Sistem tersebut tidak lain adalah kapitalisme, sistem yang muncul dari kesepakatan pihak cendekiawan dan gereja dalam mengatur kehidupan manusia. Maka terjadilah kesepakatan jalan tengah, yakni aturan agama tidak boleh untuk mengatur negara atau memisahkan agama dari kehidupan (sekulerisme).

Berawal dari sinilah, suatu negara menjadi karut marut, rusak dan merusak dengan problematika yang tidak kunjung selesai. Hal ini dapat dilihat bagaimana negeri +62 yang sejak berdirinya hingga sekarang masih terus berkutat dengan berbagai problematika.

Jika kita menengok historis Islam, Islam telah menorehkan peradaban gemilang membawa kehidupan yang mensejahterakan dan membahagiakan seluruh manusia serta menjadi solusi problematika kehidupan dari A sampai Z. Termasuk dalam hal menangani masa pandemi.

Berawal dari Rasulullah Saw mendirikan Daulah di Madinah, Islam mengukir peradaban dengan menguasai 2/3 dunia dengan memberikan kontribusi dunia yang sampai sekarang tidak ada satupun peradaban lain menyamainya baik dalam kepemimpinan maupun sistemnya.

Dalam menangani masa pandemi contohnya, Islam telah sukses menyelesaikan masalah ini dengan baik yakni tidak menyebar luas. Sebagaimana kita ketahui, pada masa kholifah Umar bin Khattab, kaum muslimin terutama wilayah Syam dilanda virus ganas. Umar pun segera mengambil tindakan dengan melakukan musyawarah untuk mengambil tindakan yang matang. menyelamatkan kaum muslimin dan umat manusia dunia. Memindah warga sebanyak- banyaknya ke daerah yang lebih aman seperti Madinah, termasuk wali Syam, Abu Ubaidah al Jarrah yang juga terpapar virus tersebut. Walau pada akhirnya Abu Ubaidah menolak dan setia bersama warganya di Syam. Yang kemudian syahid karena virus ganas tersebut. Namun pada intinya kholifah Umar telah melakukan yang terbaik dan terukur, salah satunya dengan melakukan karantina atau lock down.

Jauh sebelumnya, pada era Rasulullah Saw juga terserang wabah yang jauh ganas dari covid-19. Namun Rasulullah Saw dapat mengatasi dengan baik yakni dengan melakukan lock down.

Dikutip dari buku ‘Fiqih Sunnah 2’ karya Sayyid Sabiq, Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk tidak lari dari sebuah penyakit atau lebih dikenal dengan nama karantina. Tujuannya agar penyakit tersebut tidak menyebar ke mana-mana.
Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Keberhasilan dan kesuksesan para pemimpin tidak terlepas dari sistem yang Islam yang Allah SWT turunkan. Semenjak Rasulullah Saw mendirikan Daulah hingga Kekhilafahan Turki Utsmani, Islam hanya menerapkan sistem yang datang dari sang pencipta dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah sebagai aturan mutlak kehidupan.
Sistem inilah yang melahirkan para pemimpin yang amanah, jujur, dan senantiasa taat kepada Allah SWT.

Maka wajar, jika selama Islam memimpin peradaban mewujudkan kehidupan yang membawa rahmat seluruh alam, karena Islam memang memujudkan demikian.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya ayat 107
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

Oleh karenanya, jika negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ingin terlepas dari masalah termasuk masa pandemi virus Corona. Maka kembalilah kepada sistem Islam yang telah terbukti melahirkan para pemimpin yang sukses menyelesaikan setiap masalah bahkan mampu membawa kehidupan yang mensejahterakan dan membahagiakan dunia dan akhirat. Kembalilah. []