Suhaib Ar-Rumi, Meninggalkan Seluruh Hartanya Demi Menyusul Nabi Ke Madinah

Last Updated: 17 Agustus 2020By

Aliansi Pengusha Muslim – Suhaib ar-Rumi adalah keturunan Arab yang bernama An-Namr bin Qasith, namun keluarganya hijrah ke Iraq sejak lama dan hidup bahagia dengan harta berlimpah dari kekayaan orang tuanya selama beberapa tahun. Bapaknya menjabat sebagai menteri pada kerajaan Farsi, yaitu sebagai Hakim Al-Ubullah salah satu negeri bagian di Iraq.

Begitulah Suhaib Ar Rumi, orang asing di Hijaz yang tak bisa berbahasa Arab dengan lancar. Saat ia berusia lima tahun, suatu hari keluarganya pergi ke sebuah desa bernama Al-Thani untuk menikmati hidup di pedesaan.

Desa tersebut digrebek oleh para tentara Bizantium. Mereka menjarah desa, membunuh para penjaga serta mengambil perempuan dan anak-anak sebagai budak. Suhaib Ar Rumi adalah salah satu dari anak-anak tersebut. Mereka menjual Suhaib Ar Rumi di pasar budak Romawi.

Suhaib kehilangan keluarga dan semua kontak dengan orang-orang. Saat usianya tumbuh, Suhaib dijual lagi dan lagi dengan harga yang lebih tinggi. Suhaib adalah orang yang cerdas, pekerja keras dan jujur. Dia belajar perdagangan dan juga bahasa Yunani.

Suatu hari, ia mendapat kesempatan untuk melarikan diri ke arah Makkah. Di sana ia bertemu dengan Abdullah bin Jadaan. Di riwayat lain mengatakan bahwa Suhaib dijual sebagai budak kepada Abdullah bin Jadaan.

Suhaib membantu Abdullah bin Jadaan dalam mengembangkan bisnisnya. Sebagai seorang budak Suhaib sangat istimewa. Pandai berdagang dan mendatangkan banyak keuntungan bagi Abdullah bin Jadaan sehingga akhirnya Abdullah bin Jadaan memerdekakannya.

Masih di Makkah, Suhaib memulai dan mengembangkan bisnisnya sendiri. Segera saja dia menjadi kaya raya.

Ia kemudian mendengar perihal Muhammad shallahu’alaihi wassalam, seorang Nabi baru di Makkah. Suhaib datang menemui Nabi di kediaman Arqam bin Abi Arqam dan berbarengan dengan Ammar bin Yassir yang juga ingin menyatakan keislamannya.

Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam memutuskan untuk pergi hijrah ke Madinah dengan Abu Bakar Assiddiq, Suhaib ingin bergabung dengan mereka. Tetapi orang-orang kafir dari Makkah malah menempatkan dia di bawah tahanan rumah.

Setelah kepergian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, Suhaib berhasil kabur saat malam hari. Ia meninggalkan semua kekayaannya yang dikuburkannya di suatu tempat. Dia pun bergegas menuju Madinah menggunakan tunggangannya dengan pedang dan busur di tangannya.

Para penjaga kemudian menyadari Suhaib kabur dan bergegas mengejar Suhaib. Suhaib naik ke atas bukit dan dikepung oleh para penjaga. Suhaib kemudian berkata, “Anda tahu saya salah satu pemanah terbaik.”

Suhaib menyambung perkataannya, “Jika Anda datang dekat saya, Demi Allah, aku akan membunuh salah satu dari Anda. Lalu aku akan bertarung dengan pedang.“

Penjaga kemudian menjawab, “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan Anda melarikan diri dengan hidup Anda dan kekayaan Anda.”

Suhaib lantas mengatakan, “Apakah kalian akan membebaskan saya jika saya memberikan kekayaan saya?” Penjaga lantas menjawab, “Ya.”

Suhaib memberi tahu kepada para penjaga di mana tempat di rumahnya lokasi ia mengubur seluruh kekayaannya. Dan para penjaga pun membebaskan Suhaib.

Demikianlah Suhaib ar-Rumi yang berani meninggalkan seluruh hartanya demi bisa menyusul Nabi dan hidup merdeka sebagai seorang mukmin dengan berbagai aturan/hukum Allah yang akan dijalankan Nabi secara kaffah.[]