
News Assalim.id
Assalim.id – Meningkatnya angka inflasi diyakini akan memukul kondisi ekonomi rayat kecil. Inflasi yang saat ini melanda di banyak negara juga sedang terjadi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Juli 2022 sebesar 4,94 persen jika dibandingkan dengan Juli 2021 (yoy). Lonjakan inflasi dipicu kenaikan harga pangan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. BPS mengingatkan, tingginya inflasi akibat lonjakan harga pangan berisiko besar terhadap peningkatan kemiskinan.
“Dengan kenaikan harga atau inflasi yang tinggi, khususnya kelompok makanan, pasti ada potensi besar kepada angka kemiskinan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (1/8) (Republika.co.id, 2/8/2022).
Kekhawatiran yang sama juga dikemukakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Indef menilai bahwa lonjakan inflasi dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin.
Hal ini seperti itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad.
“Otomatis kalau inflasi naik batas garis kemiskinannya naik. Yang dalam batas itu akan masuk kategori miskin,” ujar Tauhid kepada Bisnis, Kamis (28/4/2022).
Inflasi Juli 2022 yang disampaikan BPS di atas yaitu sebesar 4,94 persen merupakan inflasi tertinggi sejak Oktober 2015. inflas Indonesia sendiri banyak disebabkan gejolak bahan pangan dalam negeri. Menurut BPS komoditas penyumbang utama peningkatan harga kelompok bergejolak adalah cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit.
Namun kondisi global yang terus bergejolak memberikan ancaman lain, yaitu perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan potensi krisis pangan, kenaikan harga minyak, juga terganggunya rantai pasokan karena mash adanya kasus Covid-19 di China.
Karena itu menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani terjadi tren inflasi yang meningkat.
“Laju inflasi menunjukkan tren meningkat,” kata Sri Mulyani, Senin (1/8/2022).
Hal tersebut dikemukakan Sri Mulyani sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sekaligus Menteri Keuangan dalam konferensi pers. Pernyataan yang dilontarkan Sri Mulyani ini merupakan hasil rapat berkala III KSSK yang beranggotakan Bank Indonesia (BI), OJK, dan LPS.
Selain potensi meningkatkan angka kemiskinan inflasi sendiri menyebabkan beban berat rakyat kelas bawah. Mengingat inflasi sendiri merupakan gambaran naiknya harga-harga. Di sisi lain pendapatan rakyat tidak mengalami kenaikan. Karena itu daya beli akan semakin menurun. (pn)