Categories: News

assalim

Share

News Assalim.id
Kamis, 18 November 2021

Assalim.id – Inflasi China belakangan ini menjadi perbincangan hangat di jagad perkonomian dunia. Pasalnya, PPI (Producer Price Index) atau Indeks Harga Produsen pada Oktober 2021 lalu meningkat hingga 13,5%. Kondisi tersebut meresahkan ekonomi global karena berdampak pada peningkatan harga barang pabrikan China.

Inflasi tersebut, dikutip dari CNN Bussiness (12/11/2021), menurut Biro Statistik Nasional China PPI naik 2,8% dari September lalu sebesar 10,7%. Melonjaknya Harga Indeks Produsen tersebut merupakan inflasi tertinggi sejak 26 tahun lalu. Sementara itu, Harga Indeks Konsumen juga naik hingga 1,5% pada bulan Oktober lalu.

Ahli statistik senior NBS Dong Lijuan pada Sabtu (13/11/2021) mengatakan, “Pada bulan Oktober, kenaikan PPI meluas karena kombinasi faktor global yang diimpor dan ketatnya pasokan energi dan bahan baku domestik utama.”

Akibat inflasi tersebut, China mengalami krisis di berbagai sektor. Selain kasus COVID-19 yang kembali naik, China juga meghadapi krisis pada properti, krisis energi, harga sayuran, hingga panic buying.

Bahkan harga sayuran, ungkap Dong Lijuan, meningkat hingga 16% pada bulan Oktober lalu karena naiknya biaya transportasi serta curah hujan yang semakin tinggi. Cuaca ekstrem pada musim dingin mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan biaya transit lintas wilayah juga naik karena pembatasan dalam upaya menekan penyebaran COVID-19 di China.

Dilansir dari laman CNN Bussines, biaya barang dari pabrik-pabrik China juga ikut melonjak drastis. Kepala ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang mengatakan, “Kami khawatir tentang peralihan dari harga produsen ke harga konsumen.”

Tak hanya berimbas pada China sendiri, meningkatnya inflasi tersebut bisa memicu kekhawatiran global. Dikutip dari detik.com (13/11/2021), Kepala Strategi Valuta Asing untuk Mizuho Bank mengatakan, bahwa hal tersebut bisa saja terjadi mengingat peran China sebagai pabrik dunia serta rantai pasokan global. Kondisi tersebut diprediksi akan terjadi selama musim dingin berlangsung.

“Inflasi produsen juga mungkin tetap tinggi untuk sementara, kemungkinan sepanjang musim dingin,” ungkapnya.

Selain itu, pada pekan lalu Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pemberitahuan supaya pemerintah daerah menghimbau masyarakat untuk ‘menimbun’ makanan serta kebutuhan sehari-hari karena pembatasan COVID-19, kekurangan energi, dan cuaca ekstrem.
Peringatan tersebutlah yang memicu terjadinya panic buying di supermarket hingga e-commerce.[]

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts