Categories: News

assalim

Share

News Assalim.id
Jumat, 19 November 2021

Assalim.id – Faisal Basri, ekonom senior mengatakan bahwa pabrik pemurnian (smelter) milik investor China telah merugikan Indonesia. Bahkan menurut catatan Faisal, kerugiannya mencapai Rp 200 triliun.

Dikutip dari detik.com (1/11/2021), Faisal mengatakan, “Setidaknya Rp 200 triliun dalam 5 tahun ini, coba bayangkan. Dan sampai sekarang tidak ada lembaga pemerintah yang menyanggah ucapan saya itu. Mereka malu, mereka pun tahu tapi mereka tidak berdaya. Nah pasti ada kekuatan yang besar sekali di balik itu yang membacking. Saya mengatakan juga mereka tidak perlu PR, karena PR-nya Pak Luhut dan kantornya sendiri.”

Kerugian tersebut bisa semakin besar karena pihak Indonesia terlalu mengobral kepada China untuk smelter nikel. Banyak juga pabrik pemurnian tersebut yang merupakan investasi China dan sangat memberikan keuntungan terlalu besar bagi pihak China.

Dilansir dari CNNIndonesia.com (13/10/2021), Faisal menjelaskan bahwa sebenarnya Indonesia telah melarang ekspor biji nikel dari tahun 2020 lalu. Bahkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) sudah tidak mencatat adanya aktivitas ekspor bijih nikel mulai tahun 2020.

Tapi berbeda dengan China, pemerintah China justru mencatat kegiatan impor bijih nikel dari Indonesia di tahun 2020 itu. Data di General Custums Administration of China (GCAC) mencatat masiih ada 3,4 juta ton impor dari Indonesia dengan nilai jauh lebih tinggi dari 2014 yang senilai dengan Rp 2,8 triliun.

Dikutip dari lawjustice.co (1/11/2021), Faisal menerangkan alasan lain dari kerugian tersebut karena smelter itu tidak sepenuhnya mendukung industrialisasi di Indonesia. Karena ternyata mereka masih melakukan ekspor produk turunan nikel setengah jadi. Menurutnya hal itu sudah merugikan RI dalam 5 tahun terakhir dengan total kerugian sekitar Rp 200 triliun.

Dan yang lebih mengejutkan adalah smelter milik investor China itu juga mendatangkan TKA China bahkan untuk posisi rendah.

“Sudah itu mereka bebas bawa pekerjanya bukan yang ahli, kalau ahli kita nggak keberatan, tapi kalau bawa tukang kebun, yes tukang kebun, saya datanya ada semua. Insya Allah saya bicara dengan data selalu. Kemudian satpam, lantas juru masak, Ya boleh 1-2 orang juru masak, tapi jangan semua dong.” ungkapnya.[]

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts