Categories: Ulasan Utama

assalim

Share

Agan Salim
Assalim.id l Ulasan Utama

“Dan bila dikatakan kepada mereka: “janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab: “sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS. Al-Baqarah:11-12).

Sistem sekularisme dunia den sistem ekonomi kapitalisme dengan jargon politik demokrasinya sudah kian sekarat tampaknya. Sistem yang diagung-agungkan di seluruh penjuru dunia ini telah menunjukkan sifat rusak dan rapuhnya dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan yang ada. Bahkan di Amerika, sebagai negeri kampiun demokrasi kekacauan itu nampak sangat jelas.

Ini terlihat dari sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan keadaan darurat di ibukota Washington D.C, Senin (11/1/2021) waktu setempat, yang akan berlangsung selama 13 hari hingga 24 Januari 2021.

Langkah tersebut diambil setelah Washington disebut bakal menghadapi ancaman pemberontakan pada pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden. FBI sebagai Lembaga intelijen negara tersebut telah memperingatkan bahwa kelompok bersenjata pro Trump merencanakan protes di seluruh negeri termasuk pemberontakan secara besar-besaran.

Inilah wajah paradoks demokrasi, dimana partai memonopoli sistem politik. Dalam praktek, bahkan di AS, Rakyat hanya punya peran di bilik suara, itupun kalau tidak terbeli. Dan akhirnya terbentuklah sebuah kartel politik yang dikuasai oleh segelintir elite.

Dinegeri inipun tak jauh berbeda, disaat negara sedang menghadapi ancaman hutang yang mengunung, korupsi yang kian mengurita, dan pandemi yang kian banyak menelan korban. Para elit parpol malah lebih sibuk dengan narasi-narasi radikalisme yang “absurd” dengan framing mengancam Pancasila dan NKRI.

Sehingga yang tampak lebih kepada kriminalisasi ormas, tokoh, ulama dan aktivis yang melakukan fungsi kontrol kebijakan dan menawarkan solusi atas realitas permasalahan dan tak terselesaikan, bahkan kian mengkhawatirkan.

Entah hanya untuk mengalihkan perhatian umat dari ancaman nyata ekonomi yang sangat mengkhawatirkan, atau untuk menutupi ketidakmampuan. Ekonomi dunia dan negeri ini sesungguhnya sedang menuai hasil dari praktek sistem kapitalisme yang diterapkan.

Kondisi ekonomi tahun 2021 yang semakin mengkhwatirkan ini disampaika oleh mantan Menko Kemaritiman dan ekonom senior DR. Rizal Ramli ini memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun 2021 masih akan sulit, bahkan lebih buruk dari krisis moneter tahun 1998. “Makin lama ekonomi makin terjerumus. Jokowi go down bersama dengan kinerja Sri Mulyani dalam kinerja keuangan,” pungkasnya di salah satu kesempatan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Muhammad Said Didu, yang menyatakan bahwa ekonomi kita ini sudah dijalankan dengan ventilator, ekonomi saat ini tidak bergerak. Sedangkan yang bergerak adalah fiskal yang dikasih nafas buatan.

Ekonomi rakyat tidak bergerak, Bank tidak bisa menyalurkan kredit, itu artinya pembuluh darah itu sudah tidak bisa menerima asupan oksigen dari nafas buatan, katanya saat menyampaikan analisanya soal ekonomi Indonesia di 2021 (RMOL 12/1/2021).

Dari gambaran diatas, teramat jelas bahwa semua ini bisa terjadi karena output dari penerapan sistem kehidupan yang rusak. Yaitu sistem kapitalisme sekuler yang diadobsi dunia saat ini, dan negeri ini salah satunya.

Bahkan seorang sosialis Anthony Giddens-pun dalam bukunya yang berjudul The Third Way mengungkapkan lemahnya kapitalisme yang terletak pada keyakinan bahwa orang mampu mengendalikan dunia hanya semata-mata dengan memandang dunia itu sebagai pasar yang sangat luas.

Disinilah perlu kita sadari, bahwa hidup manusia bukan sekedar diruang hampa dan bebas nilai. Ada Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan yang mengatur semuanya dengan pengaturan yang maha sempurna. Dan pengingkaran akan adanya aturan Pencipta (sekularisme) hanya akan berujung kepada kebinasaan.

Sudah semestinya kesengsaraan menuju kebangkrutan ini kita jadikan cambuk peringatan untuk kita kembali keaturan yang benar, yang datang dari Zat yang Maha Benar. Hanya dengan bingkai ketaatan sajalah kita bisa melihat ada masa depan kestabilan, kedamaian dan kesejahteraan. []

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts