Kapitalisme Di Balik Konflik Kepentingan Vaksin.

Last Updated: 12 Januari 2021By

Oleh : M Azzam Al Fatih

Penyebaran virus covid-19 kini sudah sangat mengkhawatirkan. Hampir semua negara terpapar dengan jumlah korban mencapai ribuan bahkan ratusan ribu. Melihat kondisi kian mengkhawatirkan , beberapa negara berlomba- lomba membuat vaksin. Di antaranya Inggris, China, dan Rusia.
Mereka sangat antusias untuk memproduksi vaksin tersebut. Cina, yang merupakan asal muasal virus covid- 19 telah duluan merancangnya. Dan Kini pun telah berhasil memproduksinya.

Sedangkan negeri muslim, termasuk negeri +62 hanya menunggu hasil produksi vaksin negara tersebut. faktanya, sangat antusias mendatangkan vaksin dari cina. Padahal vaksin tersebut belum teruji secara jelas, baik dari medis maupaun MUI.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5224232/vaksin-covid-19-impor-dari-china-uji-klinis-di-bandung-bagaimana.

Kedatangan vaksin dari cina tentu membuat konflik di negeri berpenduduk muslim terbesar ini. Pasalnya vaksin tersebut berasal dari cina yang notabenenya tidak bertuhan. Yang artinya tidak ada standar yang jelas dalam memproduksi vaksin tersebut. Berbeda dengan Islam yang mempunyai standar halal dan haram.

Sebagaimana kita ketahui, munculnya virus covid-19 berasal dari kerakusan masyarakat Cina dalam mengkonsumsi makanan binatang yang berbahaya dalam tubuh ( yang dalam Islam di haramkan) seperti ular, tikus, dan sebagainya.

Maka jelas, mendatangkan vaksin dari cina membuat resah dari rakyat yang mayoritas muslim. Memunculkan kekhawatiran di setelahnya, baik halal haram dan efek dari vaksin tersebut. Di tambah cina tidak transparan dalam vaksin covid – 19.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5295740/data-vaksin-corona-china-dituding-tak-transparan-ini-alasannya.

Konflik pun berlanjut dengan agresif mengambil kebijakan vaksinasi terhadap rakyat. Padahal ketransparan halal haram dan efek tidak ada.

Maka wajar, rakyat yang menjadi sasaran utama vaksinasi timbul gejolak penolakan. Kekhawatiran kemudian hari membayangi diri dan keluarganya. Apalagi kebijakan berubah dengan menggratiskan vaksin yang sebelumnya di jual, dengan nilai besar dari sudut ekonomi rakyat.

Siapa Sumber konflik vaksin covid – 19?.

Konflik ditengah pandemi virus Corona tidak lain para kapitalis Yang mengambil keuntungan dalam kesulitan rakyat. Kapitalisme yang berstandarkan manfaat tentu berusaha semaksimal mungkin agar dapat meraup keuntungan yang besar demi kepuasan hawa nafsunya. Mereka tidak mengindahkan penderitaan rakyat, yang sedang berjibaku dengan dengan virus mematikan.

Memang demikianlah, Kapitalisme akan terus menindas, memeras dan menjajah rakyat. Asalkan kepuasan nafsunya terpenuhi.

Dalam hal vaksinasi terhadap rakyat yang digratiskan. Tentu para Kapitalis tidak mau rugi. Beragam cara dan makar terus disiapkan. Ibarat memancing dengan umpan murahan namun menghasilkan yang mewah. Kini bisa saja gratis untuk rakyat, namun kemudian akan mengambil yang lebih atau rakyat seolah gratis namun suatu saat kas negara melayang atau malah pulaunya hengkang.

Islam yang hadir di dunia sebagai solusi Bagaimana mengatasi pandemi wabah virus seperti covid – 19. Sejak awal Islam telah menawarkan lockdown total, namun karena dikuasai para Kapitalis. Mereka menolaknya karena tidak mau rugi dan ekonominya tumbang.

Mensikapi vaksin yang saat ini menjadi konflik, Islam tidak menolak vaksin karena bagian dari Sunnah yaitu berobat. Rosulullah Saw bersabda, “Wahai para hamba Allah SWT, berobat lah. Sesungguhnya Allah SWT tidak meletakkan suatu penyakit melainkan meletakkan pula obatnya. Kecuali satu penyakit, mereka bertanya, penyakit apakah itu?.Beliau menjawab, penyakit tua.
( Sunan Al Tirmidzi no 2038).

Namun harus jelas, Yakni ketransparan vaksin tersebut. Vaksin harus mendatangkan maslahat bukan kemudharatan serta jelas kehalalannya. Sebab halal dan haram menjadi standard perbuatanya, yang kelak akan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.

Di samping itu, Islam memandang bahwa pemimpin harus meriayah dengan baik dan benar. Melayani dan memperhatikan penuh tentang kondisi rakyat yang telah berhadapan dengan wabah penyakit. Menjamin kehidupan selama masa pandemi, dan memastikan segala kesehatan pada rakyatnya. Dan semua di kerjakan dengan penuh keikhlasan dalam rangka taqwallah.

Namun, pemimpin yang baik yang melayani rakyat dalam rangka taqwa kepada Allah SWT tidak mungkin ada di sistem Kapitalisme. Pemimpin Islam yang baik dan dalam rangka taqwallah hanya lahir di sistem Islam. Sistem yang Allah SWT turunkan sebagai cintanya kepada hambanya agar kehidupan di dunia penuh kebahagiaan dan ketentraman baik dunia dan akhirat.

Oleh karena itu,sebagai seorang muslim wajib untuk menegakkan sistem Islam sebagai bentuk kecintaan kepada Allah SWT pemilik dan penguasa jagad raya. Yang kemudian terjalinlah cinta hakiki, cinta yang menghasilkan kenikmatan lainya.

Wallahua’lam bishowwab.