Dampak Covid-19 Dan Ketidaksiapan Pemerintahan
Oleh : Abid Karbela.
Konsultan Pendidikan International.
Aliansi Pengusaha Muslim – Dampak wabah virus corona yang mulai merebak di Indonesia kian menimbulkan keresahan, terlebih jumlah kasus terus meningkat. Genderang Perang melawan ( COVID 19 ) pun telah menjadi babak baru sejarah bangsa Indonesia yang sangat menentukan sekaligus memprihatinkan. Bahkan mempertaruhkan masa depan dan kelestarian Bangsa Indonesia, baik Dalam Hal Ekonomi, Politik bahkan Korban Jiwa.
Sejak pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret lalu hingga Rabu (18/3), kasus virus corona mencapai 172 kasus dan angka kematian tercatat 5 orang. Dan Berdasarkan Update Terbaru Corona 18 Maret: 227 Kasus, 19 Meninggal, 11 Sembuh (CNN Indonesia, Rabu, 18/03/2020 16:10).
Pakar Ahli Clinical Epidemiology sekaligus Dokter Dan Peneliti “Tifauzia Tyassuma” mengatakan ( COVID 19 berevolusi semakin Ganas Dan Semakin efektif Dalam Penyebarannya. Bahkan Virus 19 ini berhasil beradaptasi dengan Lingkungan ), Seolah Berhasil Mengalahkan Kesiapan para Penguasa Dan Jajaran Dalam pemerintahan Untuk melayani Dan melindungi Kesehatan para Rakyatnya.
Pemerintah pun kebingungan dan sama sekali tak siap. Menggunakan buzzer serta Menkes yang dengan pongah dan sembrono menunjukkan COVID 19 bukan masalah besar. Sampai saat ini perkembangan Virus tsb sudah sanggup menaklukkan iklim tropis, dan malapetaka Negeri ini pun just matter of time.
Lembaga think thank Australia, Lowy Institute, menyoroti cara pemerintahan Presiden Jokowi dalam menangani pandemi virus corona di Indonesia. Juga pihak media international menyoroti dalam pidato saat membuka acara The 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Kepresidenan pada Jumat pekan lalu, tentang soal kebiasaan meminum jamu belakangan ini untuk mencegah terinfeksi virus corona (Covid-19). Padahal, hal itu belum terbukti secara ilmiah (Jakarta, CNN INDONESIA).
Lembaga tersebut menganggap pemerintah Indonesia tidak siap dan kurang transparan dalam mengendalikan (Covid 19) yang mulai merebak sejak awal Maret.
“Respons awal sangat mengkhawatirkan dengan pernyataan menteri kesehatan yang kontroversial, Terawan Agus Putranto, menyarankan bahwa doa akan membantu Indonesia aman terhindar dari virus dan secara umum (pemerintah) gagal mengatasi sumber masalah,” ucap Benjamin Bland Salah satu peneliti sekaligus Direktur Program Asia Tenggara Lowy Institute, dalam tulisan terbaru berjudul Indonesia: Covid-19 Crisis Reveals Cracks in Jokowi’s Ad Hoc Politics, Selasa (17/3).
Jika presiden mampu melihat Potensi SDM Bangsa ini, Bangsa ini memiliki putra-putra terbaik, yang sanggup berjuang digaris depan melawan virus Corona. Bangsa ini memiliki Ahli medis Yang Handal juga memiliki banyak ahli Pemerintahan, ahli ketatanegaraan, ahli pangan, ahli rekayasa sosial, ahli ekonomi, dan ahli-ahli lainnya, di mana keahlian mereka bisa diberdayakan untuk membantu perang melawan virus Corona.
Namun potensi mereka membutuhkan dukungan kebijakan, anggaran, dukungan peralatan medis dan logistik, dukungan politik, dukungan publik, hingga dukungan doa-doa dari segenap rakyat dan bangsa Indonesia. Celakanya, jangankan mendukung penuh dokter dan para petugas medis. Mengeksekusi kebijakan LOCKDOWN saja tidak bisa. Penerbangan dan pelayaran dari dan menuju negara-negara sumber asal penyebaran COVID 19 dibiarkan bebas. Bahkan orang-orang dari negeri tersebut dipersilakan bebas masuk dalam bangsa tercinta ini.
Sungguh kasihan nasib Negeri ini dan petugas kesehatan. Sumber penyakitnya tidak ditutup. Begitu ada kasus para petugas yang kalang kabut. Ibarat atap rumah bocor. Atapnya dibiarkan bocor. Yang di dalam rumah diminta siaga, siap-siap ngepel lantai yang kebanjiran.
Maka eksistensi negara patut dipertanyakan, benarkah negara menjaga dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya? Ataukah negara hanya melayani kepentingan investor saja serta kepentingan asing dan aseng?
Ya Alloh, anugerahilah kami pemimpin yang sanggup menjaga dan bertanggung jawab pada rakyatnya, yang memuliakan ummat Rasulullah salallahu’alaihi wassalam dalam bingkai Syariat-MU yang agung yang Engkaupun ridho dan jadikanlah kami orang-orang yang diberkahi di manapun kami berada . Aamiin.