Categories: Ulasan Utama

assalim

Share

Ulasan Utama Assalim.id
Oleh: Supangkat Salim

Assalim.id – Dalam era globalisasi ini, penerapan ekonomi kapitalis telah menjadi kebijakan yang umum di banyak negara. Dengan fokus pada keuntungan dan pertumbuhan ekonomi, sistem ini sering kali mengabaikan aspek lingkungan dan mengakibatkan penumpukan utang yang tidak berkelanjutan. Fenomena ini telah menimbulkan dampak buruk yang merugikan baik bagi alam maupun masyarakat.

Salah satu masalah utama dari penerapan ekonomi kapitalis adalah merusak lingkungan. Dalam upaya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, perusahaan sering kali mengorbankan lingkungan dengan mencemari udara, air, dan tanah. Eksploitasi sumberdaya alam yang tidak bertanggung jawab seperti deforestasi, pencemaran industri, dan penggunaan bahan kimia beracun mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati. Akibatnya, hutan yang berfungsi sebagai paru-paru bumi berkurang secara drastis, spesies terancam punah, dan perubahan iklim semakin terasa.

Dampak negatif terhadap lingkungan akibat penerapan ekonomi kapitalis memiliki konsekuensi yang merugikan bagi kita semua. Polusi udara dan air menyebabkan berbagai penyakit pernapasan dan penyakit terkait air, mengancam kesehatan masyarakat. Selain itu, kerusakan lingkungan juga mengganggu ketersediaan air bersih dan makanan, yang pada gilirannya menyebabkan kelaparan dan konflik sosial.

Tidak hanya itu, penerapan ekonomi kapitalis juga berdampak pada penumpukan utang yang tak terkendali. Negara-negara yang menerapkan sistem ini sering kali terjebak dalam lingkaran utang yang sulit dipulihkan. Mereka meminjam uang dari lembaga keuangan internasional untuk membiayai proyek-proyek pembangunan, tetapi bunga dan angsuran yang tinggi membuat utang semakin melonjak. Negara-negara ini akhirnya terjebak dalam kondisi keuangan yang rapuh, menghadapi tekanan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang, sementara pendapatan mereka yang sebenarnya untuk memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan terus berkurang.

Dampaknya, sebagai “agen” kapitalis, negara yang berutang ini akan menerapkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memuluskan agenda kapitalis di negeri ini sebagai bentuk balas jasa. Harus disadari, utang merupakan alat penjajahan modern. Kita dapat melihat fakta negara-negara yang berutang, maka SDA-nya akan dikuras habis oleh negara pemberi utang tersebut. Pemerintah dalam negara-negara yang berutang justru mengeluarkan undang-undang yang membuat para kapitalis legal menjarah sumber daya alam di negara tersebut, contohnya juga di Indonesia ini.

Dalam Islam, konsekuensi sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah Subhanahu wata’ala tentang alam adalah sebagai pemelihara dan atau penjaga alam. Sebagai wakil (khalifah) Allah Subhanahu wata’ala di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, manusia diberi tugas menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah Subhanahu wata’ala termasuk manusia dan sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya.

Manusia mempunyai hak (diperbolehkan) untuk memanfaatkan apa yang ada di muka bumi (sumberdaya alam) dengan tidak melampaui batas atau berlebihan. Dalam Q.S.6:141-142, Allah berfirman yang artinya:

“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama(rasanya), makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, maka tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Manusia diperbolehkan untuk memanfaatkan semua sumberdaya yang ada di alam semesta ini dengan bijak dan atau tidak melampaui batas, eksploitasi yang dilakukan tidak mengakibatkan langka dan punahnya spisies tertentu serta pemanfaatannya tidak mengganggu terhadap keseimbangan alam dan menimbulkan kerusakan alam. Manusia memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya.

Hal itu bertujuan agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir kelak. Manusia diberi amanah untuk membuat kebaikan di muka bumi. Tanggung jawab mengelola dunia sama pentingnya dengan akhirat. Hal ini secara langsung diungkapkan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya dalamsurat Q.S.7: 56.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Selama pergantian orang yang memimpin negeri ini dan bukan pergantian sistem, maka selama sumber daya alam kita belum habis, utang juga tidak akan bisa dihentikan. Solusinya adalah melepaskan diri dari jeratan kapitalis dan mengadopsi sistem lainnya yang bebas dari bunga utang luar negeri. Mengubah sistem ekonomi serta politik kapitalisme ini dengan perubahan yang mendasar dan revolusioner.

Perubahan ini dapat dilakukan dengan menegakkan negara Khilafah yang akan menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam ekonomi dan politiknya. Dengan menerapkan Islam, negara bisa dibangun tanpa utang bahkan juga tanpa pajak. Bahkan, kesehatan dan pendidikan rakyat yang notabenenya merupakan hajat hidup bisa diakses secara gratis bagi seluruh rakyat, baik muslim maupun non-muslim yang menjadi warga negaranya.

Rahasianya adalah pada pengelolaan kepemilikan sumber daya alam dan industri dengan syariat Islam. Mengutip dari buku Sistem Ekonomi Islam (An Nizham Al Iqtishadiy Fil Islam) karya Imam Taqiyuddin An Nabhani, di dalam sistem Islam, kepemilikan sumber daya dibagi tiga 1) milik negara, 2) milik rakyat bersama, 3) milik individu.

Sumber daya air (sungai, laut, danau), api (minyak bumi, batu bara, gas, dll) dan vegetasi (hutan, padang rumput), adalah milik rakyat. Dikelola oleh negara, kemudian hasilnya digunakan untuk memenuhi hajat hidup rakyat seperti kesehatan dan pendidikan secara gratis. Sementara itu, sumber daya selain ketiganya, yaitu seperti emas, timah, nikel, dll, adalah milik negara. Hasilnya untuk membangun negara dan membiayai operasional negara. Dengan demikian negara tidak perlu menarik utang dan juga pajak seperti negara penganut kapitalisme saat ini. Wallahualam.[]

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts