Categories: Fokus Ekonomi

assalim

Share

Fokus Utama Assalim.id | Edisi #43
Oleh Pujo Nugroho

Assalim.id – Baru-baru ini kita menyaksikan bencana dahsyat yang melanda negeri kita, khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan, berupa banjir besar. Hampir beriringan dengan bencana alam berupa gempa di Majene dan Mamuju di Sulawesi Selatan. Perbedaan dua bencana ini adalah yang satu akibat dampak perbuatan manusia yang merusak alam sedangkan yang satunya, yaitu gempa adalah fenomena alam.

Banjir besar di Kalsel merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi. Ada ratusan ribu warga terkena dampaknya secara langsung. Kerugiannya mencapai Rp 1,349 triliun (Kompas.com, 25/01/2021). Kerusakan alam parah akibat penambangan juga beralihnya fungsi hutan menjadi perkebunan sawit dan perindustrian kehutanan disebut-sebut sabagai biang keladinya.

Yang menjadi pertanyaan, apakah eksploitasi alam selalu harus merusak alam? Mungkinkah eksploitasi tanpa merusak tetapi mampu menyejahterakan umat manusia?

Di dalam Alquran Allah subhanahu wata’ala dalam surah Al-Baqarah ayat 29 berfirman. “Dialah yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu.”

Sayyid Quthb memahami bahwa substansi ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh yang ada di bumi ini untuk dikelola manusia demi kelangsungan kehidupannya. Dengan demikian keberadaan manusia di bumi memiliki peran yang sangat besar, yakni memanfaatkan sumber daya alam yang telah disiapkan.

Dan manusia sebagai pihak yang diberi kewengangan mandat pengelolaan alam, sebagaimana dalam surah al-Mulk ayat 15 yang artinya. “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rejeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kami dibangkitkan.”

Namun Islam melarang dengan keras aktivitas eksploitasi yang menghadirkan kerusakan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi…” (QS Al A’raf 56).

Di sinilah peran teknologi terus dikembangkan dalam sejarah Islam. Teknologi dikembangkan pada sisi bagaimana mampu mengeksploitasi alam tetapi tidak merusak dan sebaliknya malah menyuburkan agar tercipta keberlanjutan sehingga manfaatnya terus bisa dirasakan manusia. Tentu teknologi juga memiliki sisi bagaimana sebuah aktivitas bisa dicapai secara efektif dan efesien.

Dalam Islam teknologi dikembangkan sedemikian rupa untuk mengeksploitasi alam dalam konteks memanfaatkan namun tidak merusak. Islam membuat umat manusia untuk selalui menemukan terobosan demi terobosan agar kehidupan sejahtera dari alam dan tetap hidup berdampingan dengan alam.

Karena itu kita menemukan di dalam sejarah ilmu pengetahuan Islam berbagai penemuan dan juga ilmuan-ilmuan yang hingga kini berbagai teori mereka dipakai. Kita juga menemukan di lembaran-lembaran sejarah bagaimana kemakmuran dicapai umat manusia, khususnya kaum muslimin.

Berbagai fasilitas umum seperti pendidikan, keamanan, kesehatan, dan layanan lainnya begitu unggul. Di mana kemakmuran dan kemajuan teknologi tersebut tidak pernah kita dengar diiringi dengan bencana seperti banjir, tanah longsor, atau kerusakan alam lainnya. Beginilah sistem Islam. Sangat berbeda dengan sistem kapitalisme yang saat ini dipraktikkan Indonesia. wallahua’lam. []

Editor's Pick

    Leave A Comment

    Related Posts