Corona Dan Hancurnya Bisnis-Bisnis Ribawi Penyokong Kapitalisme

Last Updated: 8 Mei 2020By

Oleh: Pujo Nugroho

Aliansi Pengusaha Muslim – Allah Maha-berkehendak. Menjelang masuk tahun 2020 muncul virus corona, yang kemudian dikenal sebagai Covid-19. Virus yang masih satu golongan dengan corona yang lain, semisal SARS dam MERS, namun penyebarannya sangat cepat.

Negara yang terkena wabahnya kewalahan karena kurva penderitanya sempit secara waktu tapi tinggi secara jumlah. Akhirnya banyak negara yang mengambil keputusan lockdown. Ekonomipun lumpuh seketika di banyak negara.

Bisnis pariwisata (travel dan hotel), transportasi (maskapai pesawat), manufaktur, dan ritel berjatuhan. Pengangguran melonjak seketika. Ini sektor formal.

Turunnya aktivitas manusia secara umum akibat covid-19 menyebabkan turunnya konsumsi bahan bakar. Dampaknya supply minyak dunia berlimpah. Dan ini menjadi pukulan kedua harga minyak dunia di samping persoalan “perang” produksi Rusia vs. Arab Saudi. Perusahaan-perusahaan minyak dunia berjatuhan. Persoalan makin berbelit karena bisnis-bisnis ini dibangun dengan skema ribawi.

Begitupun bisnis penerbangan. Di Amerika Serikat (AS) maskapai-maskapai ini meminta bantuan Pemerintahan Donald Trump sebesar Rp 753,87 triliun (kurs Rp 15.077).  Mereka kesulitan pembayaran utang dan pajak (liputan6.com, 17/3). Di dalam negeri ada Garuda Indonesia yang akan tiba masa jatuh tempo pembayaran utang pada Mei dan Juni sebesar Rp 7,5 triliun (katadata.co.id, 30/4). Di saat nyaris tidak ada penerbangan lalu bagaimana membayar utang? Utang riba!

Ada juga perusahaan startup SoftBank yaitu OneWeb yang bangkrut seketika padahal baru disuntikkan dana triliunan rupiah. Kerugian diduga mencapai US$ 12,5 miliar atau Rp 197 triliun. Juga dipicu gara-gara pandemi virus corona. Gagal di IPO lantai bursanya. Lagi-lagi sistem riba.

Inilah tahun di mana bisnis-bisnis raksasa berbasis ribawi menggelepar terpapar wabah virus corona.

Untuk sektor non-riil sudah tak perlu diceritakan lagi. Lantai bursa dan pasar uang –di mana kinerjanya terburuk sekitar satu dekade belakang– kejatuhannya sedari awal wabah ini muncul. Juga sebuah sistem ribawi.

Kegiatan ekonomi yang menyokong jalannya roda dari paham kapitalisme ini roboh berderet-deret. Awalnya nampak megah namun sebenarnya hanya istana pasir. Perekatnya adalah sistem jahat ribawi. Sapuan debur gelombang di pantai seketika merobohkan semuanya.

Ekonomi kapitalis dibangun dengan pilar-pilar kebebasan kepemilikan, kebebasan individu/individualistis, kebebasan kompetisi, kebebasan pasar, kebebasan konsumsi, produksi, dan investasi, serta minimnya peran pemerintah di dalam dunia bisnis (hanya regulator). Semua pilar ini secara praktis diwujudkan seperti bisnis-bisnis yang disebutkan di atas. Dan hampir semuanya rontok merata.

Satu saja yang diminta oleh wabah ini, semua manusia diam di rumah dan tidak banyak beraktivitas. Sederhana tapi mematikan raksasa-raksasa bisnis. Sekaligus membongkar kenyataan, bahwa ribawi sangat buruk sebagai sebuah sistem bisnis dan sebagai penyokong ideologi ekonomi kehidupan manusia.

Allah Maha-berkehendak. Allah turunkan wabah ini untuk membuka mata manusia bahwa pilar-pilar yang membangun paham kapitalisme adalah paham yang rapuh, rusak, dan merusak. Wallahua’lam.