
Oleh : Bung Dady
Sobat pengusaha yang budiman, bagaimana khabar usaha anda kini? Mungkin banyak dari kita yang kini sangat pusing tujuh keliling. Usaha tidak sehat ekses covid-19, untuk bayar karyawan repot di akhir pekan atau awal bulannya, bersaing harga bakalan menambah sesaknya dada. Ini terjadi biasanya karena adanya utang dan riba yang masih dipunya. Betul apa betul sobat? 😬
Hal berbeda dirasakan sobat-sobat pengusaha yang telah bebas dari utang dan riba. Adanya pandemi Covid sekalipun tak menyurutkan langkah dan inovasi mereka dalam usahanya. Bayar karyawan tak ada kendala, kebanyakan dari mereka malah melejit usahanya bahkan tak sedikit yang nambah unit usaha yang dipunya. Dengan infinite growth, mereka tidak dipusingkan dengan perang harga. Beberapa sobat cerita ke saya, semisal Bung Pujiono alhamdulillaah beli 4 titik tanah pekarangan, juga dr. Isharyadi yang malahan nambah cabang usahanya, yang telah selesai pembangunannya tanpa utang. Pak Hidayat juga mohon doa restu mau bangun Pondok pesantren yang digratiskan buat santri-santri yang menimba ilmu di ponpes beliau mendatang. Siapa diantara sobat pembaca yang pengin seperti mereka, katakan sayaa…! ☝️ 😁
Sobat pengusaha sekalian, ada sobat karib saya yakni Bung Pujiono, beliau paparkan sekilas bagaimana beruntungnya pengusaha yang bebas dari riba. Yang diawali dari mula beliau bergerak dari pegawai hingga akhirnya beliau jadi pengusaha bahkan keliling kota di Indonesia ini dengan bahagia, seringkali saya mendengar sebelum bulan Ramadhan kemarin², beliau berseloroh, “Tadi Sarapan di Purwokerto, makan siang di Palangkaraya, makan malam di Jayapura”, demikian kita baca bersama penuturan beliau yaa:
Awalnya saya seorang karyawan di sebuah perusahaan jamu CV GP Mandiri di Banyumas Mulai tahun 2000. Di tahun 2001 saya mencoba usaha sendiri, awalnya untuk modal usaha sendiri mendapatkan modal dari seseorang teman yang memberikan pinjaman tanpa agunan dan tanpa tambahan. Dan berdirinya waktu, mulai tahun 2007, saya mengundurkan diri untuk tidak digaji karena ingin belajar mandiri dan tetap bermitra dengan perusahaan tersebut. dalam menjalankan usaha Alhamdulillah sudah ada mulai perkembangan, terbukti sudah bisa Membeli tanah atau lahan kosong sampai 4 tempat titik dengan luas ada 200 M², 560 M², 400 M2, dan luas 2000 M² bahkan bisa beli mobil baru dan membangun rumah, alhamdulillaah. Setelah usaha mulai berkembang karena terlalu ambisi atau mumet. Akhirnya saya mencoba untuk membesarkan usaha dengan cara utang ke perbankan. Di situlah sudah tidak fokus dalam menjalankan usaha, karena ingin membesarkan usaha, dan ingin membesarkan usaha tetapi tidak ada ilmunya. Akhirnya terjebak MLM kurang lebih 2 tahun, dan sempat mendapatkan beberapa reward salah satunya ke Cina.
Dan tahun 2011 mengalami kebangkrutan sampai tahun 2013, tahun 2014 mulai berproses untuk bangkit dengan cara utang lagi. Dan di tahun 2014 di situlah mulai muncul masalah-masalah baru sering sakit-sakitan, keluarga tidak harmonis, mudah marah, keuangan tidak karuan, dan di akhir tahun 2014 datang seorang laki-laki yang selalu memberi nasehat tentang bahaya hutang dan riba. Untuk menguatkan dalam fundamental, saya bertanya ke Beliau,”Pak, Apakah ada acara atau seminar tentang bisnis ISLAMI, Waktu itu saya diperkenalkan acara seminar bisnis tanpa Riba dengan komunitas PTR (yang kini telah bertransformasi menjadi MTR). Di saat saya mengikuti acara seminar di bulan Januari 2015, saya merasa ditampar tampar, dan saya jadi lebih memahami tentang bahaya utang dan dosa riba. Setelah mengikuti acara seminar tersebut saya mempunyai Azzam untuk lepas dari jerat utang dan riba. Alhamdulillah di bulan Juni tahun 2015 saya bisa menyelesaikan utang dan meninggalkan riba, dan mendapatkan gelar Lc (Lunas cicilan), hehehe 🙂🙂🙂. Jadi waktu saya punya utang dan riba, dalam menjalankan usaha kelihatan besar, tetapi uangnya tidak ada. Justru setelah saya lepas dari jerat hutang dan riba, Saya merasa sangat bahagia sekali, Hidup terasa tenang, usaha semakin berkembang, keluarga lebih harmonis, anak-anak juga mudah diatur, dan pokoknya hidup lebih hidup,
Alhamdulillah keuangan Lancar, Untuk bayar karyawan juga Ok, karena sistem gaji ke karyawan borongan. Ada pesan 4 Prinsip dalam pengusaha Muslim:
-Diri & Keluarga
-Ngaji
-Bisnis
-Dakwah
Yang pastinya hidup ini akan lebih mempunyai tujuan. semoga tulisan ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. salam cash salam lunas Pujiono Purwokerto
Nah, hal demikian tentu beda 180° dengan pengusaha yang masih dalam jeratan utang dan riba, ya sobat² sekalian kan… Semoga sobat sekalian bisa mengambil ‘ibrah dari Bung Pujiono diatas. Apalagi ditengah krisis ekonomi kini ditambah adanya pandemi. Kita berdoa pada Allah Yang Maha Kaya untuk berikan kita kemudahan meraih kekayaan dengan cara yang diridhai-Nya dengan sesuai syariah-Nya. Aamiin yaa Rabbanaa. [BD]