Beratnya Pertanggungjawaban Bisnis

Last Updated: 24 Juni 2020By

Oleh: H. Dwi Condro Triono, Ph.D

Aliansi Pengusaha Muslim – Sebagai pengusaha muslim, kita harus menyadari bahwa aktivitas bisnis dibanding dengan aktivitas lain dalam amal perbuatan kita di dunia ini, merupakan aktivitas yang paling berat pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

Mengapa?  Hal itu dapat kita lihat dalam dalil-dalil yang terkait dengan pertanggungjawaban hidup manusia di dunia. Besok di hari kiyamat, ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya, maka semua manusia akan dimintai pertangujawaban atas semua amalnya. Allah SWT berfirman:

“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka”. (QS. Al-Zalzalah: 6).

Nah, ketika manusia sudah dikumpulkan di Padang Mahsyar, seluruh manusia akan dipanggil satu per satu, kemudian akan diberi lima pertanyaan sebagaimana dalam Hadits berikut ini:

“Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum beranjak di sisi Tuhannya sebelum ditanya mengenai lima perkara: tentang umurnya, apa yang telah dilakukannya? Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya? Tentang hartanya, dari mana dia memperolehnya? Dan untuk apa dibelanjakannya? Tentang ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu?” (HR. Ahmad dan At-Tabrani).

Dari Hadits di atas kita mengetahui bahwa pertanyaan Allah SWT terhadap berbagai karunia yang Allah berikan kepada manusia selama hidup di dunia itu, ternyata hanya ditanya dengan satu pertanyaan saja. Sedangkan yang khusus berkenaan dengan harta, ternyata pertanyaannya  bukan hanya satu, tetapi dua.

Darimana kita dapat mengetahuinya? Silakan dilihat kembali Hadits di atas. Ternyata  ada 4 perkara yang akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT. Keempat perkara tersebut adalah:
Tentang umurnya.
Tentang masa mudanya.
Tentang hartanya.
Tentang ilmunya.

Untuk masing-masing perkara tersebut, pertanyaan Allah hanya satu. Namun, khusus untuk perkara harta, ternyata pertanyaannya ada dua, yaitu: diperoleh darimana dan digunakan untuk apa?
Dengan demikian, bagi orang Islam yang akan menjalankan sebuah bisnis, maka dia harus sangat berhati-hati, karena Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban dalam dua lapis pertanyaan:

Bagaimana cara dia memperoleh harta tersebut?
Bagaimana cara dia membelanjakan harta tersebut?
Inilah yang membuat perkara bisnis itu bukan perkara yang main-main. Mengapa? Karena, dalam perkara bisnis, hisabnya lebih berat dari urusan kehidupan yang lain.

Sebagai bahan renungan, marilah kita perhatikan kembali firman Allah SWT berfirman yang berkaitan dengan harta yang telah diperoleh manusia:

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS. At-Takatsur: 8).

Semoga kita senantiasa waspada dan berhati-hati dalam mencari harta di dunia ini, agar kita selamat dalam hisabnya Allah SWT di hari kiyamat kelak. Allahumma aamiin.[]