Kemana Imanmu Wahai Pengusaha ?

Last Updated: 24 April 2021By

Oleh Abah Salim

Tak cukupkah semua musibah yg datang ini mengguncang hatimu?
Tak cukupkah semua tipu daya ini menggugah akal pikiranmu?
Tak cukupkah semua persoalan yg mendera umat ini melelehkan egomu?
Tak cukupkah semua kezaliman ini memantik kesadaran dirimu?
Tak cukupkah kisah su’ul khatimah Fir’aun, Haman, Bal’am dan Qorun menakutkan jiwamu?
Jika tak juga bergeming, lalu kemana imanmu?

Duh, abah berpuisi? Bukan, bukan puisi! Ini kegelisahan abah! Gelisah, karena semua nestapa kehidupan umat akibat kapitalisme sekulerisme ini sudah sebegitu gamblangnya. Solusi Islam kaaffah tempat kita kembali juga sudah hadir dengan sebegitu cemerlangnya. Solusi yg tuntas penuh berkah atas semua problematika yg tak henti mendera umat. Tapi mengapa tak juga ada tanda perubahan. Apa yg sedang terjadi? Pantaslah jika sampai harus ditanyakan dimana iman kita? Bukankah beriman itu membawa konsekuensi beramal sholih! Lantas jika terus larut dalam maksiat, membiarkan kemaksiatan merajalela, mendukungnya, bahkan mensponsorinya agar terus berlangsung, maka patutlah dipertanyakan imannya! Kemanakah perginya imanmu ?!

Keras amat abah! Keras? Hemm… Moga kita tidak lupa dengan ayat ini.

“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. ” (QS. al-Baqarah : 183).

Mufassir Imam Al Jazairi sudah menjelaskan bahwa frasa ‘agar kalian bertakwa’ itu maknanya, agar dengan shaum itu Allah Swt mempersiapkan kalian untuk bisa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sederhananya, untuk bisa taat tanpa tapi dan tanpa nanti, Allah melatih semua manusia yg beriman dengan program pembinaan yg luar biasa, intensif dan sistematis selama sebulan penuh di bulan Ramadhan setiap tahunnya. Kurang apa lagi?

Jadi, kalau mengaku beriman tapi masih juga keukeuh di dunia maksiat, tak mau kembali pada taat, ya memang harus dipertanyakan keimanannya!

Truly Muslimpreneur,

Sungguh, sebagai bagian kolektif dari umat, kita mestinya malu pada para sahabat Anshar! Iman mereka telah menjelma menjadi motivaksi spiritual yg luar biasa ! Ini tampak dalam pernyataan Sa’ad bin Mu’az kepada Rasulullah SAW ketika perang Badar. Sebuah perang monumental dimana 300 orang pasukan muslim mampu mengalahkan 1000 orang lebih kaum kafir Quraisy. Bi idznillah wa bi nashrillah. Perang yg dilakukan saat puasa Ramadhan !

“Sepertinya Engkau ragu pada kami, Wahai Rasulullah. Sepertinya Engkau khawatir bahwa orang-orang Anshar, sebagaimana yg nampak pada pandanganmu, tidak akan menolongmu, kecuali di negerinya. Saya bicara atas nama orang Anshar, dan memberi jawaban berdasarkan sikap mereka. Berangkatlah bersama kami, sesuai dengan apa yg Engkau kehendaki. Ikatlah tali siapapun yg Engkau kehendaki. Dan putuskanlah ikatan siapa saja yg Engkau kehendaki. Dan ambillah dari harta kekayaan kami yg Engkau kehendaki. Dan berikanlah yg mana saja yg Engkau kehendaki. Apa saja yg Engkau ambil niscaya lebih kami sukai daripada yg Engkau tinggalkan. Demi Allah, kalau seandainya Engkau menempuh perjalanan bersama kami hingga ke barak Al Ghamad (kota Habasyah), kami semuanya akan tetap bersamamu. Dan demi Allah, kalau seandainya Engkau mengajak kami untuk menyeberangi lautan sekalipun, pasti kami akan lalui bersamamu.” Allahu Akbar !!!

Kita, khususnya para penguasa, mestinya malu pada Khalifah Umar bin Khattab ! Pemimpin yg kokoh imannya, istiqomah taatnya pada syariat ! Ketakwaannya sungguh mampu mengenyahkan segala jenis tekanan kemaksiatan dari level kebijakan hingga teknis yg ditujukan kepada Beliau agar mau berkompromi! Salah satunya, ketakwaan beliau mampu meluluhlantakkan permainan jin yg sengaja menutupi pori-pori dasar sungai Nil agar tidak mengeluarkan airnya hingga sungai itu kering kerontang dan membawa bencana kekeringan di seluruh wilayah Mesir. Sang khalifah tidak menggubris permintaan penduduk Mesir untuk memenuhi permintaan adat yg selalu mereka lakukan sebelum masuk Islam, yakni dengan memberi sesaji berupa wanita perawan untuk ditenggelamkan ke dalam sungai Nil. Yg dilakukan Umar amatlah sederhana, yakni hanya meminta Gubernur Amr bin Ash untuk membacakan suratnya yg ditujukan kepada sungai Nil agar kembali taat kepada Allah Swt dengan menjalankan kembali kewajibannya mengalirkan airnya seperti sedia kala. Surat itu dibacakan di hadapan sungai Nil yg disaksikan oleh seluruh penduduk Mesir dan kemudian dilemparkan ke dasar sungai yg seketika itu juga membuat jin-jin itu berhenti menutupi pori-pori dasar sungai dan…air pun kembali membuncah mengaliri peradaban. Subhanallah.

Kita, sebagai pebisnis, juga harusnya super duper malu pada sosok Abdurrahman bin Auf! Gambaran sejati keimanan generasi pebisnis kelas dunia di zaman Nabi SAW. Dengan sandaran iman Beliau berbisnis hanya pada barang yg halal. Bahkan menghindari yg subhat. Keuntungan bisnis yg didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga, dakwah dan perjuangan di jalan Allah. Harta bisnisnya selalu dikendalikannya, bukan mengendalikannya. Dengan begitu banyak harta yg diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih meninggalkan aset berjumlah 2.560.000 Dinar atau setara 5.4 Triliun Rupiah! Tak ada hutang, apalagi riba. Subhanallah.

Truly Muslempreneur,

Sudah semestinya semua musibah yg datang, semua tipu daya, semua persoalan yg mendera umat ini, semua kezaliman serta kisah su’ul khatimah kwartet zhalim Fir’aun, Haman, Bal’am dan Qorun menggugah kesadaran akan panggilan keimanan dan kinerja ketakwaan kita!

Kita mesti ingat harta tak dibawa mati! Harta malah bisa jadi penghalang di akhirat, jika kita tak mampu mempertanggungjawabkannya! Juga tak cukup jika kita hanya menyelamatkan diri sendiri dan keluarga kita! Siapa yg bertanggung jawab atas umat ini?! Karena umat ini satu tubuh, sakit satu semua merasakannya!

Truly Muslempreneur,

Hayuk, cukupkan semua ini. Segera guncang hati, gugah akal pikiran, lelehkan ego, pantik kesadaran dan takutkan jiwa ini. Ambil kembali iman ini! Segera transformasi diri menjadi pengusaha pejuang untuk kehormatan diri, kebahagiaan keluarga dan kemuliaan umat ini! Ingat selalu, bisnis, ngaji dan dakwah!

Truly Muslimpreneur,

Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan, semoga menjadikan kita hamba Allah yg selalu berpikir, bersikap dan beramal kehidupan – termasuk dalam amal bisnis kita – dengan dipenuhi ‘berkat’ dan keberkahan. Bisnis yg akan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.

Dengan kredo Bisnis Ngaji Dakwah, kita bawa diri dan keluarga kita, juga umat ini hijrah menuju Islam yg kaffah. Bi idznillah wa bi nashrillah wa bi ridhollah kita pasti bisa!

Ingatlah selalu : Bisnis, Ngaji, Dakwah ! Berkah…Berkah…Berkah !

Ya Allah tempat bergantungnya harapan dan doa dari semua hambaNya, tanamkanlah kecintaan dalam diri kami pada ketaatan, dakwah dan syariatMu. Tanamkanlah kebencian pada diri kami terhadap kemaksiatan, kefasikan, kemunafikan, kedzoliman. Jauhkan kami dari kemurkaan dan api nerakaMu dengan pertolonganMu, wahai Dzat yg Maha Penolong bagi Orang-orang yg meminta pertolongan.

Ya Allah, jadikan kami, khususnya pengusaha muslim, orang-orang yg beramal ikhlas untuk menegakkan kembali syariatMu yg kaffah. Kokohkan kami di jalan dakwah yg mulia ini. Kembalikanlah kaum Muslimin pada kemuliaannya. Kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yg Engkau turunkan dari langit dan bumi…

Allahumma sholli ala Muhammad..
Aamiin Allahumma aamiin..

Barakallahu fikum…
@bah Salim