Antara Wabah Dan Dakwah

Last Updated: 21 April 2021By

Abah, apakah ada hubungan antara wabah dengan dakwah? Memang kenapa? Kok, ada juga himbauan agar mengurangi atau bahkan tidak melakukan sholat berjamaah di masjid, kajian, majelis-majelis taklim dan lain sebangsanya ! Hemmm… Baiklah, kali ini agak panjang sedikit uraiannya.

Ramai di-share di media sosial kisah-kisah pertobatan pengusaha. Lilitan persoalan, musibah yg datang silih berganti, kesadaran yg muncul belakangan menjadi sejumlah alasan pertobatan itu. Untuk menjaga konsistensi amal saleh pasca pertobatan, tak jarang sang pengusaha pun mencari Ustadz atau Kyai sebagai penasihat spiritual. Alhamdulillah, satu langkah maju untuk bersegera menuju ampunan dan rahmat Allah Swt.

Meski begitu, seringkali, langkah ini hanya berhenti pada tataran kesalehan individu. Tak berefek pada khalayak. Banyak dan beragamnya kemaksiatan yg terjadi di masyarakat, seolah menjadi wilayah lain yg tak perlu disentuh. Itu urusan yg berwajib! Menjamin bisnisnya sesuai syariah itu sudah cukup. Begitu pikirnya. Sejauh-jauhnya bentuk kepeduliannya pada umat hanyalah membayar zakat dan sedekah. Selain itu urusan masing-masing. Dakwah? itu urusan Ustadz dan Ustadzah! Waduh!

Sungguh, kesalehan individu belumlah cukup! Tidak pernah cukup! Bahkan kesalehan individu tak sanggup mencegah hadirnya musibah!

Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsy ra bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, mungkinkah kami binasa padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang yg saleh?” Rasulullah pun menjawab, “Ya, apabila kebejatan sudah merajalela.” HR. Bukhori Muslim.

Di saat yg lain Rasulullah SAW juga mensabdakan, “Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri.”
HR. Hakim, Baihaqi, Ath-Thabrani

Ya Allah…

Ada lagi hadits lain. Bersumber dari Jabir bin Abdullah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla mewahyukan kepada Jibril as : Goncangkanlah kota ini dan kota itu bersama penghuninya! Jibril pun berkata : Wahai Tuhanku, sesungguhnya di tengah-tengah mereka ada hamba-Mu si fulan yg tidak pernah maksiat kepada-Mu sesaat pun juga.” Rasulullah SAW melanjutkan : “Allah berfirman : Sesungguhnya wajahnya (si hamba yg saleh itu) tidak pernah berubah terhadap-Ku (tidak marah melihat kemaksiatan) sesaat pun juga.”

Wahai para Truly Muslimpreneur, saat ini dengan mata telanjang, kita semua bisa melihat dan merasakan musibah demi musibah datang tak kunjung henti. Merujuk pada makna hadits di atas, ini semua berelasi dengan kebejatan alias kemaksiatan yg merajalela yg tidak bisa dicegah oleh kesalehan individu. Bahkan dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW merinci musibah-musibah itu :

“Jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan secara terang-terangan, maka akan timbul wabah dan berbagai penyakit yg belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat, maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan, maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yg bukan dari Allah, maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka, dan Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan Sunah Nabi, maka Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Semua sudah dan terus berlangsung bukan?

Kali ini dunia diterjang wabah covid-19. Wabah yg dimulai dari sikap hidup sebagian manusia yg melawan hukum Allah, sengaja abai akan halal dan haram. Dari tempat yg menegasikan adanya Allah! Dari tempat yg menyombongkan diri kepada Allah Swt, Dzat Pemilik Bumi ini! Wabah ini pun menjalar hingga ke seantero penjuru dunia, kepada kita semua, tidak pandang bulu siapa kita. Sampai sini, sudah terjawab pertanyaan di atas kan?

Karenanya, wahai para Truly Muslimpreneur, sudah bukan saatnya lagi membatasi diri hanya sekadar pada perbaikan bisnis sendiri, kesalehan diri. Mencari selamat sendiri. Pertobatan kita harus berlanjut pada aksi penyelamatan umat. Sebab, kita adalah pengusaha muslim yg memiliki peran dan tanggung jawab besar bagi umat ini. Takwa mesti menjadi orientasi hidup kita. Dakwah harus menjadi poros hidup kita. Karena kita adalah Pengusaha Muslim Pejuang bagi tegaknya syariah yg kaaffah sebagaimana yg Allah Swt titahkan dalam QS. Al Baqoroh : 208!

Truly Muslimpreneur,

Yuk berbenah, yuk serius. Umat menanti kita. Bisnis penuh berkah, Ngaji penuh energi dan Dakwah penuh manfaat bagi umat. Agar berkah yg menghampiri kita semua, bukan wabah! Bismillah!

Truly Muslimpreneur,

Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan, semoga menjadikan kita hamba Allah yg selalu berpikir, bersikap dan beramal kehidupan – termasuk dalam amal bisnis kita – dengan dipenuhi ‘berkat’ dan keberkahan. Bisnis yg akan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.

Ingatlah selalu : Bisnis, Ngaji, Dakwah ! Berkah…Berkah…Berkah !

Ya Allah Yg Maha Rahmaan dan Rahiim, ampuni kami, jauhkan kami dari kemaksiatan kepadaMu. Jauhkan kami dari kesombongan hingga menolak syariatMu. Bimbing kami sebagai hambaMu yg tunduk, taat dan patuh kepadaMu.

Ya Allah, jadikan kami, khususnya pengusaha muslim, orang-orang yg beramal ikhlas untuk menegakkan kembali syariatMu yg kaffah. Kokohkan kami di jalan dakwah yg mulia ini. Kembalikanlah kaum Muslimin pada kemuliaannya. kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yg Engkau turunkan dari langit dan bumi…

Allahumma sholli ala Muhammad..
Aamiin Allahumma aamiin..

Barakallahu fikum…
@bah Salim