
Aliansi Pengusaha Muslim – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan sejumlah skema guna mengatasi ancaman likuiditas ketat di industri keuangan akibat virus corona, yang dirasakan seluruh bagian dari industri jasa keuangan bank dan non-bank.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan likuiditas kepada sektor jasa keuangan melalui penempatan deposito kepada bank anchor alias bank yang menjadi bank jangkar. Bank ini terdiri dari bank-bank sistemik milik pemerintah atau swasta.
Likuiditas perbankan dalam hal ini berarti kemampuan bank setiap waktu untuk membayar utang jangka pendeknya. Hal ini apabila tiba-tiba ditagih oleh nasabah atau pihak-pihak terkait.
Sebagaimana diketahui ancaman likuiditas muncul setelah industri keuangan diminta melakukan restrukturisasi debitur karena pandemi corona. Hal ini akan berdampak pada kemungkinan gangguan likuiditas perusahaan dan lembaga keuangan karena tak adanya pembayaran bunga dan pokok setelah fasilitas restrukturisasi diberikan.
Berdasarkan catatan OJK dari sektor UMKM sebanyak 50% kredit diberikan restrukturisasi, maka total dana yang tak akan masuk ke industri ini mencapai Rp 759 triliun.
Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan OJK Tongam L. Tobing menegaskan bahwa likuiditas perbankan di Indonesia saat ini kondisinya masih stabil. Meskipun pada beberapa berita sempat muncul isu bank kesulitan melakukan pembayaran uang nasabah.
Demikianlah sebuah negara dengan corak kapitalisme pada sistem ekonominya menjaga instrumen penting yaitu perbankan. Perbankan memiliki peran penting pada makro maupun mikro ekonomi.
Pada level ekonomi makro, perbankan merupakan alat dalam menetapkan kebijakan moneter sedangkan pada level mikro ekonomi bank merupakan sumber utama pembiayaan bagi para pengusaha maupun individu.
Bank memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi khususnya dalam penyaluran kredit. Peran ini penting bagi pergerakan roda perekonomian secara keseluruhan dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.
Sedemikian pentingnya peran perbankan dalam kapitalisme semakin banyak uang yang diserap dan disalurkan oleh perbankan semakin baik. Karena itu penting bagi pemerintah untuk menjaga kepercayaan publik kepada dunia perbankan untuk mencegah terjadinya kasus bank runs and panics. Selain itu juga menjaga suku bunga agar selalu kompetitif untuk menarik dana dari masyarakat.
Beginilah sistem kapitalisme. Ekonomi negara tergantung pada pihak-pihak swasta. Kegiatan ekonomi didorong untuk terus berputar dengan tawaran keuntungan berupa bunga/interst. Di mana di dalam Islam bunga adalah riba yang diharamkan dan termasuk dosa besar.
Islam telah membuktikan bahwa pergerakan ekonomi tidaklah tergantung pada keuntungan dari bunga pinjaman. Dalam Islam ekonomi umat bisa dimulai dari bantuan lunak pemerintah melalui baitul mal. Sesama pelaku ekonomi juga bisa saling melakukan syirkah dengan berbagai skema dan jenisnya. Semua dengan prinsip yang manusiawi.
Sistem kapitalisme yang begitu bergantung pada perbankan sekaligus menunjukkan kerapuhan. Problem likuiditas meskipun melanda hanya satu bank saja sudah cukup menghadirkan ancaman sistemik perekonomian. Pada problem pandemi yang saat ini sedang melanda kita bisa melihat bagaimana peluang masalah ini bisa terjadi.[] Pujo Nugroho