Ambil Kebijakan Lockdown Segera Untuk Negeri Tercinta
Oleh : Gus Abid Karbela D.BA.
Konsultan Pendidikan International.
Aliansi Pengusaha Muslim – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikeras tidak ingin melakukan lockdown. Baik itu sebagian maupun sebuah wilayah.
“Ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan, perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisiplinan yang berbeda-beda,” kata Jokowi dalam rapat terbatasnya bersama 34 gubernur seluruh Indonesia terkait COVID 19, selasa (24/3/2020).
“Oleh karena itu kita tidak memilih jalan itu dan itu sudah saya pelajari saya memiliki analisa-analisa seperti itu,” tegasnya kembali. Ia menerangkan, dari semua negara sudah dilihat kebijakannya seperti apa. Nah lockdown bukanlah sebuah pilihan (CNBC Indonesia)
Mengutip pendapat Presiden Jokowi, saya teringat perkataan sahabat dari Australia, dia mengatakan “The corona virus issue is a medical issue, not a political issue Bro”. Memang benar COVID 19 adalah perihal kebijakan medis bukan politik. Terpikir realita kebijakan pemerintah Indonesia tak kunjung membuat lega para rakyat yang di ujung bahaya corona.
COVID 19 pun semakin efektif dalam penyebarannya. Bahkan COVID 19 ini mampu beradaptasi dengan lingkungan panas sekalipun. Seolah berhasil mengalahkan kesiapan para penguasa dan jajaran dalam pemerintahan untuk melayani dan melindungi kesehatan para rakyatnya.
Negara telah terlambat melakukan tindakan pencegahan dan antisipasi, sejak virus corona ini mewabah di Wuhan, China beberapa bulan yang lalu. Jangan sampai, Negara mengulangi kesalahan karena terlambat melakukan lockdown, dan bernasib seperti Italia.
Terkait ganasnya wabah corona ini, telah banyak pendapat ahli medis yang menyarankan kebijakan lockdown.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah segera menerapkan kebijakan lockdown atau isolasi diri. Menurut IDI lockdown adalah langkah efektif untuk menekan penyebaran COVID 19.
“Iya sangat setuju lockdown dan minta segera diberlakukan karena itu penting,” kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban kepada Republika di Jakarta, Ahad (22/3).
Dia meminta pemerintah untuk tidak alergi dengan istilah lockdown untuk memerangi penyebaran virus corona. Menurutnya, Indonesia perlu waspada mengingat ada potensi fenomena gunung es berkenaan dengan virus tersebut.
Sesuai syariat Islam, lockdown memang metode menghadapi wabah penyakit yang diajarkan Rasulullah SAW.
“Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada di daerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya” (HR Bukhari dan Muslim).
Penerbangan dan pelayaran dari dan menuju negara-negara sumber asal penyebaran COVID 19 dibiarkan bebas. Bahkan orang-orang dari negeri tersebut dipersilakan bebas masuk ke dalam negeri.
Jika tidak segera melakukan lockdown keselamatan dan nyawa rakyat menjadi taruhan, sekali lagi eksistensi negara dipertanyakan berada di pihak siapa. Lebih mencintai kekuasaan serta kepentingan investor ataukah kesehatan dan nyawa rakyat. Dan hal ini, pasti akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT, di dunia dan di akhirat!