Akhir Covid-19 Adalah Pertaruhan Islam Vs. Kapitalisme, Siapa Yang Akan Memimpin?
Oleh : M Azzam Al Fatih
Assalim.id – Lebih dari satu tahun covid-19 telah melanda dunia. Virus mematikan yang konon berasal dari Wuhan Cina, akibat kerakusan manusia yang mengkonsumsi hewan-hewan ekstrem yang dalam Islam diharamkan seperti tikus dan ular. Virus tersebut akhirnya menyebar secara pesat ke seluruh penjuru dunia, kurang lebih 200 negara dengan total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 141.982.642 kasus berdasarkan data worldmeters tanggal 19 April 2021 (Kompas.com, 19/4/2021).
Bahkan hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhirnya, justru terlihat semakin mengganas. Seperti kita ketahui kasus terpapar baik sembuh maupun yang meninggal mengalami peningkatan yang signifikan.
Belum berakhirnya covid-19 tentu berdampak buruk terhadap stabilitas negara terutama perekonomian. Sebab, ekonomi merupakan bagian penting dalam kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa negara besar seperti Amerika Serikat (AS), negara adidaya yang menjadi kiblat seluruh negara dalam menjalankan sistem kapitalisme saja mengalami krisis. Selain negara adidaya, juga ada Inggris, Jerman, italia, dan negara maju lainya telah resmi mengumumkan krisis akibat masa pandemi.
AS yang menjadi kiblat kapitlisme dunia telah mencatat pertumbuhan minus hingga 32,9 persen pada kuartal II tahun 2020. Makin parahnya pertumbuhan ekonomi di kuartal II lantas menyeret negeri adidaya itu dalam fase resesi usai mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar minus 5 persen pada kuartal I 2020. Tercatat kontraksi terjadi karena adanya penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga, ekspor, produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian (kompas.com, 13/8/2020).
Krisisnya perekonomian Negara Besar (AS) menjadi tanda bahwa kapitalisme tidak berdaya menghadapi covid-19. Sebab negara tersebut menjadi kiblat dalam penerapan ideologi kapitalisme. Di antara faktornya adalah pembatasan dan penghentian sementara aktivitas yang akhirnya menjadi sebab lemahnya perputaran ekonomi. Namun di sisi lain kebutuhan hidup semakin tinggi.
Damoak lainnya adalah berhentinya produksi dan PHK yang praktis produk tidak laku dan mangkrak di gudang. Dengan demikian ekonomi kapitalisme terlihat tidak sehat yang akhirnya berakibat terhadap pemasukan APBN negara karena mengecilnya pajak dari swasta. Dalam kapitalisme pajak adalah sumber pendapatan yang menunjang kelancaran operasional negara.
Jika masa pandemi ini berlangsung lama kemungkinan besar kapitalisme tumbang. Sebenarnya kapitalisme sedang berada di ujung tanduk. Ibarat pohon hampir tumbang, jika tertiup angin dipastikan tumbang seketika. Hal inilah yang terjadi di AS, yakni upaya pemulihan akibat hantaman pandemi covid-19.
Pertanyaannya, jika Kapitalisme tumbang, adakah kemungkinan untuk bangkit lagi?
Pertama: Bisa, kapitalisme adalah ideologi yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan melalui tambal sulam, apalagi ideologi ini berpangku pada usaha riil yakni bidang perindustrian. Mana kala industri bisa berjalan walaupun lambat, maka kapitalisme dapat bangkit lagi. Bukankah kapitalisme pernah mengalami krisis di tahun, 1930, 1998, 2013. Dan faktanya ideologi ini bangkit lagi.
Kedua: Tidak, dengan catatan ideologi lain yakni Islam bisa memanfaatkan momen terbaik ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa di dunia ini ada 3 ideologi yakni Islam, sosialis, dan kapitalisme. Sosialis telah tumbang dan tidak akan mungkin bangkit lagi sebab ideologi telah terkubur dalam-dalam dan tergusur oleh kapitalisme. Artinya sistem ekonomi kapitalisme telah merasuk ke ideologi sosialisme sedangkan ideologi ini berkembang sesuai evolusi atau perkembangan. Jadi tergantung siapa yang memimpin peradaban.
Maka tinggal Islam, satu-satunya ideologi pesaing kapitalisme. Hanya saja, para pengemban dakwahnya mampu memanfaatkan momen terbaik ini atau tidak. Jika para pengemban dakwahnya mampu mengambil peluang dengan membongkar kebobrokan sistem kapitalisme serta menawarkan Islam dengan konsep yang jelas dari wahyu Ilahi kepada umat Islam, sebagai solusi problematika kehidupan. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka Islamlah yang layak untuk memimpin kembali peradaban dunia. Apalagi Allah SWT telah menjanjikan atas kemenangan Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur 24: Ayat 55)
Namun jika para pengemban dakwah tidak bisa memanfaatkan momentum terbaik, otomatis kapitalisme kembali bangkit dan memimpin peradaban dunia yang sejatinya membuat kerusakan yang nyata baik alam maupun manusianya. Kapitalisme akan eksis kembali melanjutkan misinya untuk menjajah negeri-negeri lain, terutama umat muslim.
Oleh karena itu, jika Islam ingin kembali memimpin peradaban dunia dengan membawa kebahagiaan dan kemuliaan seluruh umat manusia maka para pengembannya harus bersemangat dan cerdas dalam memahamkan umat tentang keagungan sistem Islam. Hingga umat yakin bahwa hanya ideologi Islamlah yang layak memimpin peradaban dunia. Apalagi Allah ta’ala telah memberi pertolongan dengan mengirim pasukan virus covid-19 yang telah nyata membuat kapitalis tidak berdaya.
Dengan demikian Islamlah yang layak. Namun itu pun tergantung para pengemban ideologinya dalam menyambut pertolongan Allah SWT dalam menuntaskan apa yang dijalankan virus covid-19.
Wallahua’lam bishowwab.