Ain Jalut, Kisah Heroik Pasukan Muslim Yang Dipimpin Saifudin Quthuz Dalam Membela Kedaulatan Negara
Oleh : M Azzam Al Fatih
Dikisahkan oleh Ibnu Katsir rahimakumullah dalam kitabnya Al Bidayah wan Nihayah, sebuah peristiwa heroik pasukan kaum muslimin yang dipimpin Sultan Saifudin Quthuz dalam menghadapi pasukan mongol yang dikomandoi Kristen Nestorian bernama Kitbuga Noyan. Perang ini merupakan peristiwa penting dalam peradaban manusia. Di mana pasukan Mongol mengalami kekalahan pertama setelah sekian lama tak terkalahkan. Pasukan yang dikenal beringas ini juga telah merebut dan menghancurkan banyak wilayah khilafah, termasuk Ibukota Kekhalifahan Abbasiyah, Baghdad. Ibukota diserang sangat cepat sedemikian rupa dan seketika luluh lantak. Ratusan ribu penduduknya dibantai. Berbagai fasilitas umum, termasuk perpustakaan, madrasah, masjid, dan rumah sakit setempat, dihancurkan tak tersisa. Kejadian ini terjadi pada tahun 1258 Masehi.
Perang tersebut diawali dari kerajaan Mongol yang mengirim utusan ke Sultan Saifudin Quthuz, penguasa Mesir saat itu. Yang tujuannya meminta agar Mesir sebagai wilayah kekhilafan Islam yg masih tersisa mau tunduk kepada Mongol, jika tidak akan dihancurkan sebagaimana nasib ibukota Baghdad. Namun, Quthuz menolaknya dengan tegas demi kewibawaan dan kemuliaan Islam.
Sultan Saifudin Quthuz pun bersiap menghadapi serangan pasukan bangsa Mongol. Berbagai persiapan dan strategi telah disiapkan dengan matang. Beliau mengutus salah seorang pasukan untuk melihat jumlah pasukan yang akan dibawa. Dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan bangsa mongol yang sombong dan angkuh.
Dengan semangat jihad, Saifudin Quthuz memimpin pasukan yang berjumlah sekitar 20.000 pasukan. Mereka terus berjalan dan merangsek dengan percaya diri. Akhirnya tibalah kedua pasukan di lembah Ain Jalut. Dan terjadilah perang yang sangat dahsyat.
Dengan tenang, umat Islam Mesir Bani Mamluk menjalankan strategi dan taktik yang telah disiapkan. Hingga strategi tersebut membuat pasukan Mongol kewalahan dan terpukul mundur. Bahkan komandan pasukannya, Kitbuga tewas di tengah medan pertempuran. Akibatnya, pasukan Mongol tunggal langgang dan ketakutan.
Lembah Ain Jalut menjadi saksi kehebatan Bani Muslim Mamluk dalam melibas bangsa Mongol yang terkenal tangguh dan sombong. Yang kemudian, perang ini terkenal dengan perang Ain Jalut di kancah peradaban manusia.
Perlu kita ketahui, bahwa pada saat itu Mesir sebagai benteng pertahanan kekhilafahan Islam yang masih tersisa sedang dalam keadaan lemah karena dilanda krisis ekonomi sampai Kas Baitul Mal pun habis. Yang akhirnya sang Sultan mengambil kebijakan dharibah (pungutan terhadap orang kaya) dan partisipasi aktif aghniya untuk berinfak menolong agama dan negara. Yang kemudian rakyat pun berbondong – bondong untuk berinfak, Karena terdorong semangat menyelamatkan negara dan agama serta keinginan untuk melanjutkan Daulah khilafah yang telah dirusak dan dirongrong oleh kaum penjajah termasuk bangsa Mongol.
Dari kemenangan perang Ain Jalut ini, harusnya kaum muslimin terutama para pemimpin muslim mengambil ibrohnya. Untuk menentukan arah dan tujuan sebuah negara. Dengannya menjadi konsisten dan tegar dalam keadaan apapun. Tidak mudah terpengaruh dan tunduk terhadap intervensi asing. Tidak mudah menyerahkan harga diri bangsa dan harta kekayaannya. Meski dijanjikan kedudukan dan jabatan. Entah sebagai kepala negara, menteri, direksi BUMN atau lainya. Ia akan istiqomah terhadap visi dan misinya.
Dengan visi dan misi, membuat suatu negara menjadi kuat dan kokoh. Sebab setiap warga negara baik pejabat maupun rakyat akan loyal terhadap negara tersebut. Bahkan rela menginfakkan harta, waktu, bahkan nyawa untuk menolong negara di kala sulit.
Dan visi terbaik adalah yang berorientasi akhirat. Sebab visi ini mempunyai hubungan dengan Allah SWT, yang setiap perbuatan distandarkan terhadap syariat. Tatkala melakukan perbuatan baik mendapatkan pahala dan tatkala menjalankan perbuatan buruk mendapatkan azab dari Allah SWT. Jadi setiap pemimpin dan rakyatnya selalu terdorong melaksanakan perbuatan baik. Termasuk di dalamnya berjihad menolong agama. Dan visi negara yang berorientasi akhirat hanya akan terwujud dalam sistem Islam yakni Daulah khilafah Islamiyyah. Sebab, sistem ini akan melaksanakan, menjaga, memfasilitasi, dan menjamin setiap individu dalam menjalankan syariat Islam secara kaffah.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kaum muslimin kembali kepada sistem Islam. yang mempunyai visi dan misi negara. Agar kehidupan ini selamat dari kerusakan dan azab dari Allah SWT.
Wallahua’lam bishowwab.